"Menciptakan jarak yang semakin jauh mungkin bisa membuatku lupa akan dirimu. Tapi apa mungkin akan semudah itu?"
---Ella Es Mìa---
"Spanyol?" tanya Pelangi memastikan.
Mama Taufan menganggukkan kepalanya dua kali sambil tersenyum. "Seharusnya besok baru mau berangkat, tapi Topan minta dipercepat minggu lalu jadi Topan sama Papanya berangkat duluan dan Tante sama adik-adiknya nyusul besok," jelas Mama Taufan.
Pelangi hanya diam dan fokus mendengarkan apa yang diceritakan oleh Mama Taufan tersebut.
Mama Taufan mengalihkan pandangannya ke arah jam tangan yang ada di tangan kirinya itu.
"Oh iya, Tante ambil raportnya Topan dulu, ya!" Mama Taufan langsung melangkahkan kaki setelah mendapat jawaban anggukkan kepala dari Pelangi.
"Yuk pulang!" Prita menepuk singkat bahu Pelangi lalu melangkahkan kakinya lebih dahulu dari gadis itu.
Selama dalam perjalanan menuju rumah, Pelangi hanya terdiam dan tampak serius memikirkan sesuatu. Prita yang tak tahan dengan keheninganpun mulai membuka suara.
"Gimana rasanya ketemu Mamanya mantan?" tanya Prita yang membuat Pelangi melayangkan lirikan sinis.
"Kacau," jawab Pelangi ketus.
Prita terkekeh ketika mendengar jawaban adiknya itu. "Besok Malvin mau ke Jepang," tutur Prita yang sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Terus?" Pelangi masih sibuk dengan pemikirannya tentang Taufan.
"Gue juga ikut," jelas Prita.
"Terus?"
Kesal rasanya Prita ketika mendengar respon adiknya seperti itu. Jelas bahwa saat ini ia sedang berbasa-basi untuk memberitahukan sesuatu yang penting namun gadis itu tak perduli tampaknya.
"Ya udah kalo gak mau ikut," tembak Prita.
Pelangi langsung memalingkan wajahnya ke arah Prita yang sedang menyetir. "Ngajakin ceritanya?" tanya Pelangi memastikan.
Meskipun tak begitu antusias, Pelangi tentu memerlukan waktu untuk membiasakan dirinya tanpa Taufan. Mungkin dengan sedikit liburan bisa membuatnya lupa akan perasaan kepada Taufan. Hanya perasaan, tidak untuk sosoknya.
***
Pelangi telah mempersiapkan segala hal yang mungkin ia perlukan ketika di Jepang nanti. Pintu kamarnya tiba-tiba dibunyikan dengan ketukan dari luar sana. Ia berjalan menuju arah pintu kamar dan membukanya.
"Semangat banget kayanya," sindir Mamanya ketika melihat beberapa koper yang berada di atas tempat tidur.
Pelangi hanya membalasnya dengan senyum simpul sambil kembali melangkahkan kaki ke arah tempat tidur yang diikuti oleh Mamanya itu.
Mamanya meletakan susu cokelat di atas nakas yang ada di dekat tempat tidur gadis itu.
"Banyak banget? Ini punya kamu semua?" tanya Mamanya.
"Iya, punya Pelangi semua," jawab Pelangi.
Mamanya menggelengkan kepala. "Gak usah banyak-banyak, kasian Kak Malvin. Di sana kan bisa beli apa yang diperluin," ujar Mamanya sambil melihat isi salah satu koper yang belum Pelangi tutup.
Pelangi menampilkan cengirannya dan mengeluarkan barang-barang yang sekiranya tidak perlu ia bawa dari Indonesia.
Terdengar notifikasi dari ponsel yang yang berada di nakas, ia segera meraihnya dan membuka roomchat nya dan Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ella Es Mía [ COMPLETED ]
Roman pour AdolescentsCover by @Candylnd Perjuangan seorang Rafael Taufan Aldito dalam membahagiakan orang yang ia sayangi, walau orang tersebut sangat susah untuk mengakui bahwa ia memiliki perasaan yang sama. Gadis itu adalah Pelangi Angela. Seorang gadis keras kepala...