Ella Es Mìa 49 : Keadaan Yang Mempersulit

34 3 8
                                    

"Tidak ada yang salah di antara kita hanya saja waktu yang tak berkenan akan hubungan ini"

---Ella Es Mìa---

"Neona." Mario menatap Pelangi seperti mengisyaratkan untuk segera pergi dari sana, namun Pelangi justru menolak dengan gelengan kepala.

Pelangi baru bisa mengingat siapa itu Neona. Ia memang tidak pernah mengetahui nama 'Neona' sebelumnya tapi dapat ia pastikan bahwa ia mengenali wajah Neona. Neona adalah kakak kelasnya di SMP. Pelangi sering disama-samakan dengan gadis itu oleh teman-temannya dahulu karena tampak mirip dari jauh.

Gadis bernama Neona tersebut tampak sedang berbicara dengan teman yang ada di sampingnya hingga kemudian gadis itu beranjak dari posisinya dan mulai melangkahkan kaki ke arah Pelangi serta Mario berada.

Mario kini semakin gusar dibuatnya, ia tidak ingin gadis itu mendapatinya di sini walaupun sebenarnya ia rindu bersapa dengan gadis itu.

Gadis itu tampak anggun dengan rambut yang digerai tak seperti dahulu saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, ia selalu mengkuncir satu rambutnya.

Ia mulai melintasi meja yang diduduki oleh Pelangi dan Mario. Sepertinya ia sudah tak mengenali sosok Mario lagi karena ia hanya melewati meja tersebut tanpa ekspresi terkejut ataupun yang lainnya.

Mata Pelangi terus mengikuti arah langkah kaki gadis itu lalu kemudian berpindah ke arah wajah Mario yang kini menampilkan ekspresi yang sulit untuk dijelaskan. Namun tak berapa lama, gadis itu menghentikan langkahnya dan mebalikkan badannya. Ia melangkahkan kembali kakinya ke arah meja Pelangi dan Mario.

"Hei!" sapanya yang membuat Pelangi sontak menolehkan kepala. Berbeda dengan Pelangi, Mario justru berusaha menyembunyikan wajahnya.

"Mario!" panggilnya lagi dengan lembut.

Mario sudah tidak bisa melarikan diri, ia berlagak seperti sedang baik-baik saja dengan menolehkan kepala memberanikan diri membalas tatapan gadis itu.

"Hei, apa kabar?" tanya Mario basa-basi.

Gadis itu tersenyum. "Baik. Kamu?"

Mario menganggukan kepala. "Baik juga," ujarnya dengan senyuman.

"Kamu ngapain di sini?"

"Aku baru pindah ke sini," balas Mario.

Pelangi hanya memperhatikan pembicaraan di antara dua orang yang sepertinya sama-sama rindu namun tak ingin langsung mengutarakannya.

"Wah..." ujar Neona dengan kagum. Ia memalingkan pandangannya ke arah Pelangi dan menatapnya dengan senyum manis. "Ini pacarmu? Cantik, ya!" pujinya.

Mendengar ucapan Neona tersebut, Pelangi langsung menggelengkan kepala dan hendak membantah apa yang diucapkan Neona tersebut. Namun belum sempat ia berbicara, Mario segera menyambarnya terlebih dahulu.

"Kamu udah lama di sini?" tanya Mario yang membuat Neona mengalihkan pandangannya kembali ke arah Mario.

Neona menganggukkan kepalanya. "Sejak masuk SMA," jawab Neona yang dibalas dengan anggukkan kepala dari Mario. "Oh, maaf aku harus duluan, ya!" timpal Neona yang langsung menundukkan badan lalu pergi meninggalkan Mario dan Pelangi di sana.

***

Tujuan awal Pelangi datang ke tempat ini adalah untuk melupakan perasaan yang mengusiknya, namun yang ia temui bukanlah hal itu. Ia justru mendapatkan fakta-fakta yang sebelumnya belum pernah terbesit di pikirannya.

Ia teringat akan penjelasan Mario tadi saat di balkon kamarnya hotelnya itu. Mario mengungkapkan bahwa sehari sebelum ia menghabiskan hari terakhirnya di Indonesia, ia menemui Taufan. Ia tahu akan hubungan Taufan dan Pelangi, maka dari itu, ia menemui Taufan untuk meminta ijin karena akan mengajak Pelangi seharian pergi bersama.

Ella Es Mía [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang