Bahagia.
Satu kata yang ku harapkan segera hadir dalam penantian selama ini.Mungkin sulit untuk mengungkapkan semua ini dalam ruang sendu yang selama ini ada pada diriku.
Aku tidak ingin kehadiran ku mengacaukan semua yang sudah ada padamu.
Setiap kata yang kamu ucapkan, itu adalah sebuah kebahagiaan kecil bagiku, karena dengan mendengar suaramu saja sudah membuatku bahagia. Itu berarti kamu masih ada di sisiku.
Aku tidak ingin perasaan ini merusak apa yang sudah ada di antara kita.
Bawalah keluh kesahmu dan hantarkan kepadaku, aku siap menjadi pelabuhan atas semua kegelisahanmu hingga kamu menemukan titik di mana kenyamanan itu hadir kembali.
Kebahagiaanmu adalah prioritas bagiku, dan kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga.
Titipkan salamku pada Tuhan, dan katakan padanya, 'terima kasih karena telah menghadirkan kamu dalam hidupku sebagai wanita yang ku prioritas kan kebahagiaannya'.
---Ella Es Mía---
Pelangi tengah berjalan menyusuri koridor sekolah. Sejak tadi pandangannya mengarah pada segala arah, ia mencari keberadaan teman-temannya, yang entah mengapa sangat aneh hari ini.
Taufan, Raina, Badai, Manggala, dan Clarinda, mereka seperti menghindari gadis itu. Pelangi pun menghentikan langkahnya ketika ia melihat seorang gadis yang kelihatannya tidak sedang sibuk. Pelangi pun menghampiri gadis itu yang tengah duduk di salah satu meja perpustakaan dengan sebuah buku di hadapan nya.
"Kak Bi," panggil Pelangi pelan.
Gadis yang dipanggil tersebutpun menolehkan kepalanya ke arah suara Pelangi berasal.
"Iya? Kenapa, Pel?" tanya Bintang.
"Kak Bi liat Raina dkk nggak? Dari tadi tuh gue nyariin mereka, tapi nggak ketemu. Apa mereka bolos nggak ngajak-ngajak ya?" ucap Pelangi yang membuat Bintang mengerutkan dahinya.
"Masa iya Raina bolos? Badai juga kayanya enggak mungkin ijinin Raina nakal bareng. Badai nya aja udah berubah kok," ucap Bintang menanggapi ucapan Pelangi tadi.
Pelangi yang mendengar ucapan Bintang itu pun menganggukkan kepalanya dan berpikir sejenak.
"Nah, gue tau nih. Ini pasti ulahnya Topan. Dia kan suka banget tuh ngehasut orang lain biar ikut bandel," ucap Pelangi sedikit keras yang membuat Bintang kaget dan segera mengarahkan pandangannya ke arah sekitar.
Bintang menghela napasnya, lega. Untung saja saat ini perpustakaan itu sedang sepi dan hanya ada mereka berdua, bahkan penjaga perpustakaan itu pun sedang tidak ada.
"Jangan gitu. Belum tentu mereka lagi nakal, siapa tau mereka lagi ada bisnis kan?" ucap Bintang kembali.
"Bisnis? Kok gue nggak diajak? Parah nih. Ah, Kak Bi, gue lanjut nyari mereka aja, ya?"
Pelangi langsung beranjak dari tempat itu dan bergegas mencari teman-temannya yang lain tanpa mendengar persetujuan dari Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ella Es Mía [ COMPLETED ]
Fiksi RemajaCover by @Candylnd Perjuangan seorang Rafael Taufan Aldito dalam membahagiakan orang yang ia sayangi, walau orang tersebut sangat susah untuk mengakui bahwa ia memiliki perasaan yang sama. Gadis itu adalah Pelangi Angela. Seorang gadis keras kepala...