"Mencari pisau tajam untuk menusuk diri sendiri"
---Ella Es Mìa---
Sesampainya Mamanya di Spanyol. Mamanya menceritakan tentang pertemuan antara dirinya dan sang gadis yang dulu pernah ia kenalkan sebagai 'pacar' itu. Taufan tidak menduga bahwa Pelangi akan menanyakan keberadaannya, padahal sebenarnya ia pun sangat mengharapkannya.
Walaupun hubungan mereka sudah berakhir, tapi entah mengapa berat rasanya Taufan untuk menerima kenyataan itu. Ia sedikit menyesal sempat menyatakan bahwa sebaiknya mereka benar-benar berpisah dibanding menjaga jarak untuk tak berhubungan beberapa waktu.
"Kalian baik-baik aja, kan?" tanya Mamanya memastikan.
Taufan menghela napas dan melemparkan lirikannya ke arah lain. "Udah putus, Ma," jawab Taufan.
"Duh, Mama takut ada salah ngomong deh sama Pelangi," timpal Mamanya.
Taufan menggelengkan kepalanya, "Pelangi gak bakal gimana-gimana kok, Ma."
Mamanya pun tak merespon lagi ucapan anaknya itu. Ia hanya bisa berharap bahwa pertemuannya dan Pelangi saat itu tidak membuat perasaan sedih bagi Pelangi.
"Ma..." panggil Taufan yang di sahut dengan dehaman oleh Mamanya itu. "Mama udah dateng ke sini, udah bisa gantiin Topan jagain Abuela."
Ucapan Taufan tersebut mendapat tatapan bingung dari Mamanya, "Kamu mau ke mana?"
Taufan terdiam sebentar. Ia memang datang ke Spanyol untuk menjaga Abuelanya (panggilan untuk nenek dalam bahasa Spanyol) yang tengah sakit karena kebetulan Papanya tidak bisa merawat Abuela setiap waktu. Papanya harus melakukan perjalanan bisnis setelah beberapa hari mengantar Taufan ke Spanyol. Abuelanya bukanlah asli Spanyol. Abuela tumbuh di Indonesia dari lahir hingga berumur 40 tahun. Mengapa Abuela tinggal di Spanyol dan mengajarkan anak serta cucunya tentang Spanyol? Abuela merupakan keturunan dari Indonesia-Spanyol. Ayahnya asli Spanyol dan Ibunya asli Indonesia.
"Topan ada hal yang harus di selesain di Indonesia," jelas Taufan kepada Mamanya.
Awalnya Mamanya tak menyetujui hal tersebut karena tidak mau membiarkan anaknya itu pulang ke Indonesia sendirian. Namun karena melihat kesungguhan Taufan yang sepertinya sudah cukup dewasa untuk bepergian sendiri, dengan berat hati Mamanya mengijinkan.
Keesokan harinya, Taufan langsung mengemasi barang-barangnya. Ia berniat pulang ke Indonesia pada sore harinya, namun karena Abuelanya masih menginginkannya untuk tetap menjaganya pada hari itu, Taufan mengundurkan kepulangannya menjadi keesokan harinya lagi.
***
Tiba di Indonesia, Taufan langsung menuju ke rumah Pelangi dengan menggunakan taksi. Namun setelah sampai di sana, ia tidak menemukan siapa-siapa, tampaknya tidak ada orang di rumah itu. Pagar rumahnya terkunci rapat.
Sebenarnya Taufan tidak memiliki alasan khusus atas keinginannya bertemu dengan Pelangi, namun entah mengapa perasaannya berkata bahwa ia harus menemui Pelangi segera, seperti ada sesuatu yang akan tersampaikan.
Taufan menghubungi Raina untuk menanyakan alamat rumah Kakak Pelangi. Setelah mendapatkan alamat yang ia minta, ia kembali ke rumahnya terlebih dahulu lalu barulah pergi menuju alamat tersebut dengan motor kesayangannya.
Taufan menghentikan motornya tepat di depan sebuah rumah yang jauh lebih besar dari rumah orang tua Pelangi. Ia turun dari motornya dan tak lama kemudian tampak seorang satpam di balik pagar besi rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ella Es Mía [ COMPLETED ]
Teen FictionCover by @Candylnd Perjuangan seorang Rafael Taufan Aldito dalam membahagiakan orang yang ia sayangi, walau orang tersebut sangat susah untuk mengakui bahwa ia memiliki perasaan yang sama. Gadis itu adalah Pelangi Angela. Seorang gadis keras kepala...