Umji menyandarkan tubuhnya di sofa besar yang terletak di ruang tengah rumahnya. Ia memejamkan matanya sejenak sebelum ia mencium parfum yang tak asing baginya. Ia lalu membuka matanya dan mendapati sosok yang tak di undang tengah duduk disampingnya sambil memakan cemilan dengan tatapan tak berdosa.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Umji sewot.
"Memangnya kenapa?"
"Tunggu dulu! Apa itu cemilan yang ada di kamarku?"
"Mungkin iya," ucap orang itu masih dengan tatapan tak berdosanya.
"YAAKK! VERNOOONN!!" Umji lalu mengambil paksa cemilan yang ada di tangan Vernon.
"Auwhh... dasar pelit!" Ucap Vernon sambil menjilat sisa makanan yang ada di jari jarinya.
"Kau orang kaya, jadi beli saja sendiri!"
"Kau juga orang kaya nona,"
"Ckk..." Umji berdecak kesal sambil memakan cemilannya.
"Yak! Apa yang di lakukan gadis sepertimu hingga pulang selarut ini?"
"Aku ada tugas di sekolah," ucap Umji ketus sambil terus memakan cemilannya.
"Yak! Apa kau pikir aku bodoh? Sekolah mana yang melakukan kegiatan hingga jam 10 malam?" Ucap Vernon kesal sambil memperlihatkan arlojinya di wajah Umji.
"Yak! Apa ini jam baru?" Ucap Umji sambil memperlihatkan ekspresi kagum yang di buat buat.
"Hmm... aku baru mem- aisshh... jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan nona!" Kini Vernon terdengar kesal.
"Aku-"
"Anak-anak! Makan malam sudah siap!" Teriak Ibu Umji dari arah dapur.
"Eoh? Kau dengar? Ibuku memanggil," ucap Umji sambil buru buru meninggalkan Vernon.
Umji tersenyum lebar kala melihat makanan yang menggiurkan yang dibuat oleh Ibunya itu.
"Wah! Apa eomma memasak semuanya sendirian?"
"Hmm... makanlah!" Ucap Ibu Umji sambil tersenyum.
"Makanya jangan pulang terlalu larut. Kau itu anak perempuan, bantulah Ibumu memasak," Vernon tiba tiba duduk disamping Umji dan siap menyantap makanan yang ada.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Umji.
"Melukis? Kau tak lihat aku sedang pegang sumpit?"
"Aku tau. Maksudku kenapa kau makan disini?"
"Eomma yang menyuruhnya. Orang tuanya sedang tak ada di rumah," ucap Ibu Umji tiba tiba menyela.
"Kau dengar? Lagi pula, apa kau mau mendengar berita di koran besok? Seorang pria tampan nan gagah di temukan tewas di rumahnya karena kelaparan," ucap Vernon sambil menyantap makanannya.
"Ckk..."
Umji lalu ikut menyantap makanannya.
"Bibi! Di mana paman? Akhir akhir ini aku tak melihatnya,"
Umji tiba-tiba meletakkan sumpitnya dengan kasar.
"Terima kasih atas makanannya!" Ucap Umji lalu bergegas meninggalkan mereka yang ada di sana dan bergegas ke kamarnya.
"Ada apa dengannya bi?"
"Akhir-akhir ini dia sangat sensitif jika mengenai ayahnya,"
Vernon mengerutkan keningnya.
Ada apa?- batinnya..
.
.Tok...tok...tok...
Vernon mengetuk pintu kamar Umji dengan perlahan berharap sang pemilik kamar tak terlalu terusik. Ia lalu membuka pintu kamar dengan perlahan dan mendapati Umji tengah duduk termenung di pinggir ranjang nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Bad Girl [End]
Teen FictionJUDULNYA DI GANTI YGY HEHE TAHAP REVISI PERHATIAN!!!!!!!! DILARANG MEMBAYANGKAN UMJI YANG ASLINYA IMUT NYA KAYAK SAYA. BAYANGKAN SAJA UMJI SEPERTI YANG DI COVER OK? CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA, JADI KALAU ADA KESAMAAN DALAM UNSUR APA SAJA...