11

760 92 11
                                    

Umji meletakkan tas kecilnya di atas sofa ruang tengah rumahnya. Ia lalu duduk sambil menyandarkan punggungnya dengan nyaman di sofa itu. Umji memejamkan matanya untuk sesaat hingga indra penciumannya menangkap bau yang sedap yang mampu membuka matanya dengan lebar.

Umji lalu melangkahkan kakinya kearah dapur dan mendapati ibunya sedang memasak disana. Umji kemudian tersenyum saat ibunya menatapnya dengan senyum khas seorang ibu.

"Apa kau lelah?" Tanya ibu Umji lembut.

"Ani," jawab Umji yang telah mendudukan bokongnya dengan nyaman di kursi.
(Tidak)

"Apa kau lapar?"

Umji menjawab dengan anggukan seperti anak berumur 5 tahun.

"Aigoo... putri ibu yang cantik sedang lapar. Tunggu sebentar! Eomma sedang memasak makanan kesukaanmu,"

Ibu Umji lalu mengambil makanan yang ada di kompor dan meletakannya di dalam mangkuk kemudian memberikannya pada Umji.

"Ini dia makanan kesukaanmu,"

Ibu Umji lalu meletakkan makanan kesuakaan Umji di meja. Dan tanpa ragu Umji melahap semua makanan yang di masak ibunya.

"Eomma senang jika kau bisa tumbuh dengan baik. Jadi eomma tak perlu khawatir jika suatu saat eomma-"

"Eomma!!" Protes Umji seakan tau kemana arah pembicaraan ini. "Aku tak suka jika Eomma bicara hal tak masuk akal seperti itu. Jadi tolong hentikan!" Pinta Umji dengan tatapan memelas.

"Arasseo! Eomma istirahat dulu, kau lanjutkan makanmu yah,"

Ibu Umji lalu mengecup kening Umji lalu beranjak pergi meninggalkan Umji.

Umji tersenyum menatap punggung Ibunya yang sudah sangat renta itu.

"Eoh? Apa ini? Kenapa ada capung mati di sini?" Umji menatap heran capung yang berada di tempat ibu Umji tadi.

Umji mengambil capung tersebut dan membuangnya ke tempat sampah yang berada tepat disampingnya.

.
.
.

"Yak! Pria bis! Bagaimana kabar ibumu?" Tanya Umji sambil melahap makanannya.

"Dia sudah lebih baik. Dia terus saja menanyakannmu, sampai sampai aku bingung harus bagaimana," jawab Jungkook sembari menyantap makanannya.

"Kenapa bingung? Kau bisa memanggilku kapan saja,"

"Apa kau pikir aku se-tak tau malu itu? Aku tak bisa seperti itu, bisa saja kau ada urusan lain yang lebih penting," jawab Jungkook dengan nada sedikit sinis.

Melihat reaksi Jungkook, Umji malah tersenyum.

"Ahhhh..." lenguh Sinbi tiba tiba.

"Bisakah kau bertindak lebih sopan?" Tanya Umji saat Sinbi bersendawa.

"Yak! Aku baru saja hampir mati karena kelaparan. Aishh... guru olahraga baru itu benar-benar membuatku gila," gerutu Sinbi.

"Guru memang selalu begitu," ucap Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari makanannya.

"Tapi tetap saja, dia tak bisa seenaknya mengambil semua jam istirahat kita. Kalau begini terus aku bisa mati," keluh Sinbi namun tak di hiraukan oleh Umji dan Jungkook. Mereka berdua malah asyik melahap makanan masing-masing. "Aisshh... kalian ini benar-benar," gerutu Sinbi lagi.

Saat sedang asyik menyantap makanannya, tiba tiba sebuah pesan masuk melalui ponsel Umji. Saat Umji membaca pesan itu, Seketika ekspresi Umji berubah. Umji diam untuk sesaat lalu meletakkan ponselnya kembali ke meja.

Not a Bad Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang