Sinar matahari bersinar cerah yang di ikuti dengan udara yang berhembus pelan. Cuaca hari ini sangat indah namun tetap saja tak mampu membuat susana hati seorang gadis yang sedang diam termenung sambil menatap para murid yang sedang berlalu lalang dari rooftop tempat favoritnya itu. Umji menutup matanya membiarkan angin menerpa kulitnya. Tak lama ia kembali membuka matanya kemudian berdecak kesal.
"Di suasana seperti ini bisa bisanya kau berbunyi," tunjuk Umji pada perutnya sendiri.
Ia lalu menuruni tangga dan berjalan menuju kantin. Saat melewati kelas Sanha, ia sengaja berhenti sejenak sambil memandang kelas yang terlihat sepi di jam istirahat seperti ini. Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan. Sudah tiga hari ini Sanha tak masuk sekolah dan itu membuatnya merasa kesal dan... khawatir.
Umji menggelengkan kepalanya dan kembali melangkahkan kakinya menuju kantin yang sedari tadi sudah menjadi tujuan utamanya, yaitu kantin.
Umji mengambil jatah makannya dan duduk disamping SinB yang sedari tadi sudah menunggunya. Umji menatap SinB yang sama sekali tak menyentuh makanannya itu.
"Kenapa tidak makan?" Tanya Umji.
"Aku menunggumu bodoh!"
Umji tersenyum lalu memakan makanannya yang di ikuti oleh sinB. Baru saja Umji berhasil mengunyah suapan pertamanya, ada sesuatu yang mengganggu pendengarannya.
"Apa kalian dengar? Ternyata Sanha yang sudah menyebarkan berita tentang ibu Jungkook,"
"Benarkah? Tapi apa alasanya melakukan hal itu?"
"Entahlah. Tapi yang kudengar, dia melakukannya karena cemburu pada Jungkook,"
"Benarkah?"
"Apa kau tidak tau? Dia kan menyukai Umji sudah sejak lama,"
"Apa?"
"Hah... kasian sekali dia,"
"Perilakunya sangat menyedihkan,"
Umji mengepalkan tangannya, matanya menatap tajam kepada semua orang yang menyebabkan suara suara itu.
Tiba-tiba terdengar suara meja yang di pukul dengan kuat tapi kali ini kalian jangan salah sangka, karena bukan Umji yang melakukannya.
"Yak! Bisakah kalian diam? Kalian mengganggu makan siangku!" Jungkook berdiri sambil menatap semua orang.
Umji menatap Jungkook heran sambil menunggu apa yang akan pria itu lakukan.
"Ini masalahku dengan Sanha, tapi kenapa kalian sibuk mengurusinya? Yak! Urusilah urusan kalian sendiri!"
"Ckkk..." Taewoo yang sedari tadi diam, kini mulai bersuara.
Taewoo berdiri dan melangkah kearah Jungkook sambil menatap remeh pria itu.
"Yak! Bukankah ini bagus? Semua orang jadi memihak kepadamu sekarang," ucap Taewoo yang berhenti tepat dihadapan Jungkook.
Di sisi lain, Umji mengirim sebuah pesan singkat kepada seseorang. Kepada siapa? Tunggu setelah pesan pesan berikut ini.
"Aku... tidak perduli," ucap Jungkook yang menatap balik Taewoo dengan tajam. "Entah kalian memihak padaku atau tidak, aku sama sekali tak perduli,"
"Lee Taewoo! Tolong hentikan tingkah konyolmu itu," Umji berdiri sembari tersenyum miring.
"Wae? Apa kau akan membelanya dan memukulku lagi?" Tanya Taewoo sambil tersenyum sinis.
Mendengar perkataan Taewoo itu Umji tak bisa menahan tawanya.
"Aku tak akan memukulmu jadi tenang saja," ucap Umji berjalan mendekati pria itu sambil tersenyum. "Jika aku memukulmu, kau akan mengadukanku, lalu orang tuamu akan mengancam ayahku tidak akan menyumbang lagi kesekolah ini, iya kan?" Tangan Umji bergerak menyentuh dasi pria itu dengan jari telunjuknya. "Dasar anak manja! Kau dan orang tuamu sama-sama menyedihkan!" Ucap Umji sambil tersenyum miring."Apa katamu?" Tanya Taewoo yang melempar tatapan marah kepada Umji.
"Yak! Kekayaan orang tuamu bahkan tak dapat menyaingi setengah dari kekayaan ayahku. Apa kau pikir ayahku hanya memegang satu sekolah? Ckkk"
Umji tak bisa menahan senyumnya saat melihat Taewoo mengepalkan tangannya, itu tandanya Umji berhasil memancing amarah pria itu.
"Yak! Apa kau lupa? Ayahku, Kim Gong Yoo seorang yang saaangaat kaya. Dia memegang hampir seluruh sekolah yang ada di korea selatan ini, kau lupa?" Tanya Umji sambil mengangkat alisnya. "Kau pikir orang tuamu yang miskin itu bisa mengancamnya? Ckk... jangan bermimpi bodoh!" Tepat setelah Umji menyelesaikan ucapannya, Taewoo sudah menggenggam kerah baju Umji dengan kuat namun tak sampai membuat Umji terangkat.
Mendapat perilaku seperti itu, Umji malah tersenyum puas yang membuat semua orang menatapnya heran.
"Dari pada memukulmu, aku punya cara yang lebih menarik," ucap Umji lagi sambil berjinjit ia kemudian menoleh kearah pintu kantin dan kembali tersenyum miring yang disusul dengan teriakannya. "Appa tolong aku uhuukkk.."
Tepat setelah Umji berteriak, ayah Umji dan kepala sekolah baru saja memasuki kantin. Mereka terdiam terutama ayah Umji, Gong Yoo. Melihat putrinya di perlakukan seperti itu, tentu membuatnya marah. Ia lantas berlari mendekat kearah Taewoo dan menghadiahi pukulan keras yang mendarat dengan mulus di pipi pria itu.
"APA YANG KAU LAKUKAN PADA PUTRIKU?"
Taewoo terpental dan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.
Gong Yoo mendekat kearah Umji untuk memastikan keadaan putrinya itu.
"Gwaencanha?" Tanya Gong Yoo.
Umji mengangguk pelan dan sambil memegang lehernya. Gong Yoo merasa geram namun ia tak bisa memukul Taewoo lagi. Ia mengalihkan pandangannya kearah kepala sekolah.
"Keluarkan dia sekarang dari sekolah ini!" Ucap Gong Yoo yang membuat semua orang terkejut. Ia lalu meninggalkan kantin yang di ikuti dengan kepala sekolah.
Umji kembali tersenyum. Ia lalu melangkah mendekat kearah Taewoo yang masih duduk terdiam karena terkejut itu.
"Padahal ini pertama kalinya aku menggunakan ayahku sebagai senjata, tapi efeknya sangat luar biasa," Untuk kesekian kalinya Umji tersenyum miring yang hanya dibalas dengan tatapan tajam oleh Taewoo.
"Kalian lihat? Hal yang sama akan terjadi jika kalian berurusan denganku.... ataupun orang orang terdekatku," ucap Umji lalu pergi meninggalkan kantin.
"Hah... sialan, aku belum terbiasa dengan situasi seperti ini. Umji-ya! Tunggu aku!" Pekik SinB.
.
.
."Hahhh.... kenapa dia lama sekali? Apa dia sudah pulang lebih dulu?" Tanya Jungkook pada dirinya sendiri.
Sudah kesekian kalinya ia menghentakkan kakinya dengan kesal di depan gerbang sekolah. Ia juga terlihat berkali kali menatap ponselnya. Setelah menunggu lama, akhirnya ia melihat mangsanya. Dengan cepat ia menarik Umji yang sedang bercanda dengan SinB.
"Kenapa lama sekali? Aku sudah menunggumu dari tadi," gerutu Jungkook yang masih terus menarik Umji.
"Yak! Apa yang kau lakukan? Kau mau bawa kemana Umjiku?" Tanya SinB sinis sambil menarik tangan Umji yang lain, kali ini dia tak akan membiarkan dirinya ditinggal sendiri begitu saja.
"Bukan urusanmu!" Ucap Jungkook ketus sambil terus menarik tangan Umji.
"Tentu saja urusanku! Dia akan pulang bersamaku kali ini," ucap SinB tak mau kalah.
Mereka berdua tak ada yang mau mengalah hingga terus menerus menarik Umji, maka jadilah Umji seperti tarik tambang.
"Yak!" Pekik Umji sambil menarik tangannya dari Jungkook. "Jika kau ingin membawaku, maka SinB harus ikut, aku sudah berjanji akan pulang bersamanya kali ini," ucap Umji pada Jungkook.
"Ap-apa? Tap-tapi..."
"Setuju atau tidak sama sekali,"
Jungkook menatap tajam kearah SinB yang dibalas SinB dengan juluran lidah.
"Baiklah! Tapi dia harus diam, juka tidak dia akan merusak suasana," Jungkook melangkahkan kakinya lebih dulu.
"Okei," ucap SinB dengan mantap. "Jangan harap aku akan diam hahahah,"
.
.
.Yeayhhh double up lagi🤗😂

KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Bad Girl [End]
Teen FictionJUDULNYA DI GANTI YGY HEHE TAHAP REVISI PERHATIAN!!!!!!!! DILARANG MEMBAYANGKAN UMJI YANG ASLINYA IMUT NYA KAYAK SAYA. BAYANGKAN SAJA UMJI SEPERTI YANG DI COVER OK? CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA, JADI KALAU ADA KESAMAAN DALAM UNSUR APA SAJA...