Sinbi diam tak bergeming sambil memperlihatkan ekspresi kesalnya. Ia beberapa kali terdengar mendengus.
"Sudahlah! Dia akan membantu kita nanti," ucap Umji mencoba menatap Sinbi dari kaca sambil terus fokus kedepan.
"Siapa yang menizinkanmu untuk membawanya bersama kita?" Tanya Sinbi kesal.
"Yak! Harusnya kau itu bersyukur aku ada disini, aku bisa memilihkan kado yang tepat untuk pria malang itu," ucap Vernon membela diri.
"Hah... kau ini memang tak tau malu. Paling tidak kau yang harusnya menyetir," ucap Sinbi semakin kesal.
"Kalian membutuhkanku, jadi kalian harus rela berkorban," Vernon masih berusaha membela dirinya.
"Memangnya kami memaksa mu untuk pergi? Kau yang menawarkan diri dasar pria tak tau malu!" Ucap Sinbi ketus.
Sementara Vernon hanya tersenyum melihat tingkah Sinbi kepadanya.
"Sudahlah! Jangan bertengkar! Aku tak keberatan jika harus menyetir," Umji berusaha menengahi.
Setelah selesai memarkirkan mobilnya, Umji dan kawan-kawan segera turun dan mencari toko mana yang akan mereka singgahi.
Mereka bertiga berjalan-jalan sambil melihat toko-toko yang menjual barang-barang bagus. Mereka banyak singgah di toko-toko namun sampai saat ini belum ada yang mereka beli.
"Yak! Ini sudah jam 10 malam, apa kau belum mendapatkan kadomu?" Lenguh Umji yang mulai lelah karena berkeliling selama tiga jam.
"Yak! Harusnya kau tanya pria tak tau malu yang ada disampingmu! Dia bilang ingin membantu, tapi sampai saat ini kita belum mendapatkan apapun," gerutu Sinbi yang lagi lagi mulai terdengar kesal.
"Yak! Aku juga sudah berusaha, aku sudah mencarikan barang yang sesuai dengan selera laki-laki, tapi memang dasarnya saja tempat ini tidak ada yang menjual barang-barang bagus," ucap Vernon berusaha membela diri.
"Hah... omong kosong," ketus Sinbi.
"Sudahlah! Kalau tidak ada barang yang cocok, sebaiknya kita pulang saja, kita bisa beli besok setelah pulang sekolah," bujuk Umji pada Sinbi.
"Baiklah! Tapi aku tak ingin melihat pria tak tau malu ini lagi besok," ucap Sinbi yang masih terdengar kesal.
"Yak! Jangan terlalu kesal padaku seperti itu! Nanti kau bisa suka padaku," ucap Vernon dengan penuh percaya diri yang membuat dua gadis itu ingin memuntahkan isi perutnya.
"Yak! Sudahlah! Ayo kita pulang," ucap Umji sebelum Sinbi menanggapi ucapan Vernon barusan.
Setelah perdebatan tak berguna yang berasal dari perjalanan yang tak berguna dengan membawa pria yang tak berguna yang kemudian hanya menghasilkan percakapan yang tak berguna pula, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.
"Yak! Tunggu dulu!" Ucap Vernon tiba-tiba yang membuat kedua gadis itu terpaksa menghentikan langkah dan berbalik menatap pria tak berguna itu.
"Wae?" Tanya Umji yang sama sekali tak penasaran.
"Aku sudah berkeliling membantu kalian mencari kado, apa kalian tak ingin mentraktir aku makan?" Tanya Vernon dengan ekspresi tak terima.
"Yak! Biar kuluruskan, kau..." ucap Sinbi sambil menunjuk wajah tampan milik Vernon itu dengan ekspresi seperti ingin menelan pria itu hidup-hidup. "Kau sama sekali tak membantu kami dalam hal apapun. Jadi mengapa kami harus membuang uang kami untuk mentraktir mahluk tak berguna sepertimu?" Lanjutnya.
"MWO? Tak berguna?" Tolak Vernon tak terima.
(Apa?)"Yak! Keumanhae! Aku sudah bosan melihat kalian bertengkar seperti itu. Jika kalian masih ingin bertengkar silahkan. Aku akan pulang lebih dulu," ucap Umji lagi-lagi menengahi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Bad Girl [End]
Teen FictionJUDULNYA DI GANTI YGY HEHE TAHAP REVISI PERHATIAN!!!!!!!! DILARANG MEMBAYANGKAN UMJI YANG ASLINYA IMUT NYA KAYAK SAYA. BAYANGKAN SAJA UMJI SEPERTI YANG DI COVER OK? CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA, JADI KALAU ADA KESAMAAN DALAM UNSUR APA SAJA...