Setelah tawa kecil Jungkook di bis, tak ada yang ia katakan lagi. Suasana menjadi semakin canggung dan tak ada yang berusaha untuk mencairkan suasana. Keheningan seakan menyelimuti mereka saat perjalanan mereka ke rumah Umji.
Jungkook menatap Umji yang sama sekali tak menatapnya untuk kesekian kalinya. Ia masih menatap gadis cantik itu sembari mengimbangi jalannya.
Langkah mereka berdua tiba-tiba terhenti saat ayah Umji tiba-tiba keluar dari rumah megah nan besar itu.
Gong Yoo mengehentikan langkahnya dan menatap Umji lalu mengalihkan pandangannya kepada Jungkook pria yang bersama putrinya itu.
"Annyeonghaseyo! Nama saya Jungkook!" Jungkook membungkukkan tubuhnya ketika melihat ayah Umji menatapnya.
Gong Yoo mengangguk lalu kembali menatap putrinya.
"Ayah akan mempercepat pernikahan ayah satu minggu lagi,"Mendengar perkataan ayahnya, Umji tiba-tiba memasang wajah datar. Jungkook yang terkejut dengan perkataan ayah Umji itu menatap Umji yang sedang memasang wajah datar.
"Apapun yang ayah katakan aku tak peduli," Umji masih memasang wajah datarnya.
"Umji-ya! Bisakah kau mengerti perasaan ayah kali ini?"
"Untuk apa kau mengerti perasaan ayah jika ayah tak pernah mengerti perasaanku?" Tanyanya masih dengan ekspresi yang sama.
"Ayah tau ini menyakitimu, tapi ayah tak bisa memperlambat pernikahan ini. Kau tau kan Sunmi sedang mengan-"
"Arasseo!" Umji memotong perkataan ayahnya lalu beranjak memasuki rumahnya.
Jungkook diam membeku tak tau apa yang harus ia lakukan di tengah susana seperti ini.
Gong Yoo menghela nafas dengan kasar melihat perilaku putri semata wayang nya itu. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Jungkook. Jungkook yang merasa di tatap justru semakin membeku.
"Kau punya hubungan apa dengan putriku?" Tanya Gong Yoo dengan nada penuh selidik.
"Mode ayah yang posesif mulai on," gumam Jungkook dalam hati. "Saya hanya teman sekelasnya," Jungkook berusaha mengatur nada suaranya se sopan yang ia bisa.
"Lalu kenapa kau mengantarnya pulang?"
"Kami kebetulan mempunyai tugas bersama," Jungkook berusaha mencari alasan. Ia tak mungkin mengatakan jika ia yang memaksa untuk datang ke sini.
"Oh kalau begitu kenapa tidak masuk?"
"Ne? Ah aku akan segera masuk," ucapnya
"Kalau begitu tunggu apa lagi? Masuklah!"
Jungkook bergegas masuk menuruti perintah Gong Yoo. Ia membuka pintu lalu melangkahkan kakinya ke dalam rumah mewah itu. Ia menutup pintu yang mewah itu secara perlahan lalu mengedarkan pandangannya berusaha mencari posisi Umji.
"Hah... ayahnya posesif sekali," gumam Jungkook sembari melangkahkan kakinya.
Setiap langkahnya ia tak bisa berhenti mengagumi rumah besar nan mewah ini. Langit-langit yang tinggi, lantai yang mewah, serta barang barang antik yang Jungkook tak berani menebak harganya.
"Umji-ya!" Teriaknya saat ia tak kunjung menjumpai gadis itu.
Umji tersentak saat mendengar seseorang memanggil namannya.
"Umji-ya!"
Sekali lagi Umji mendengar suara tak asing itu memanggil nama nya.
"Astaga! Orang itu mengikutiku sampai di sini?" Umji segera bergegas keluar kamarnya dan menuruni tangga dengan terburu-buru.
Jungkook menghela nafas lega saat melihat Umji berlari ke arah nya. Ia pikir ia akan tersesat di rumah besar itu dan tak bisa keluar.
"Yak! Lain kali jangan buat rumah sebesar istana seperti ini. Aku lelah mencarimu," gerutu Jungkook namun tak di hiraukan oleh Umji.
"Siapa yang menyuruhmu masuk?" Tanya Umji karena heran kenapa pria bergigi kelinci yang aneh ini bisa masuk ke dalam rumahnya.
"Ayahmu!"
Umji mengangkat sebelah alisnya dan memikirkan bagaimana bisa ayahnya mengizinkan pria ini masuk?
"Yak! Rumahmu nyaman juga ya," Jungkook mendudukan bokongnya ke sofa panjang dan empuk milik Umji kemudian membaringkan tubuhnya dengan nyaman disana.
Umji menghampiri pria itu lalu menarik tangan pria itu berusaha mengusirnya.
"Keluar dari rumahku sekarang juga!" Umji terus menarik tangan Jungkook secara paksa namun pria itu tak kunjung bergerak.
Jungkook tiba-tiba menarik tangang Umji yang sontak membuat Umji mendekat ke arahnya. Umji menahan nafasnya saa bibir mereka nyaris bersentuhan. Saat Umji ingin menarik tangannya Jungkook menahannya yang membuat Umji semakin menahan nafasnya.
"Yak! Kenapa kau selalu menahan nafas? Apa karena aku bau?" Tanya Jungkook namun dengan nada lembut.
Umji dengan cepat menggeleng menjawab pertanyaan Jungkook yang membuat Jungkook tersenyum.
Jungkook diam sembari menatap mata indah Umji. Tatapannya menurun kearah hidung lalu... bibir mungil Umji. Ia kembali mengingat tindakan nekat nya yang mencium Umji saat itu. Ingin rasanya ia mengecup bibir mungil itu sekali lagi, namun hal itu ia urungkan sebelum setan merasukinya.
"Aku akan membantu mu," ucap pria itu yang membuat Umji mengerutkan keningnya.
Belum sempat ia menanyai Jungkook, bel rumah Umji berbunyi yang membuat Umji terpaksa meninggalkan posisi menguntungkan karena bisa melihat wajah tampan pria bergigi kelinci itu dari dekat.
Umji membuka pintunya, seketika ia membeku saat melihat Sanha tengah berdiri depan pintunya.
"Perang dunia akan segera terjadi," kalimat itu lolos begitu saja dari mulutnya saat mengingat Jungkook sedang ada di rumahnya.
"Kau bilang apa? Perang?" Tanya Sanha karena tak mengerti perkataan Umji.
"Hah? Tidak. Aku... tidak bilang apa-apa," Umji berusaha membuat dirinya agar tak terlihat panik.
"Kau aneh sekali," Sanha mengerutkan keningnya melihat gelagat aneh sahabat yang ia cintai itu.
"Siapa yang datang?" Mahluk yang di harapkan Umji untuk tetap diam di dalam itu justru keluar menampakkan dirinya.
"Kau..." tunjuk Sanha pada Jungkook.
"Aku? Aku Jungkook. Kau tidak tau namaku?" Jungkook menatap Sanha, nada suaranya tiba-tiba saja berubah sinis.
"Yak! Jika kalian akan berkelahi lagi, maka pergilah dari sini dan biarkan aku tenang," Umji memotong tatapan mereka dan beranjak masuk ke dalam rumahnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Sanha sinis dengan sedikit berbisik.
Jungkook mengeluarkan smirk andalannya saat mendengar pertanyaan Sanha itu.
"Aku bisa kemana saja jika aku ingin. Lagi pula, apa urusan mu?"Sanha mendekati Jungkook dan menatap pria itu dengan tatapan tajam.
"Jika kau mendekatinya hanya untuk menyakitinya lagi, maka aku tak akan segan segan menyakitimu,"
Jungkook kembali tersenyum miring namun tak mengalihkan pandangannya dari mata Sanha.
"Aku mencintainya," untuk kedua kalinya Jungkook berhasil mengatakan kalimat itu.
Sanha mengerutkan keningnya dan semakin menatap tajam ke arah Jungkook.
"Kau pikir cintamu itu akan terbalas? Kau tak ingat? Dia pernah membencimu?"
"Kita lihat saja nanti," Jungkook mendorong tubuh Sanja menjauh darinya. "Siapa yang akan di cintai dan siapa yang akan di benci, kita liat nanti," Jungkook pergi meninggalkan Rumah Umji dan Sanha yang mengepalkan tangannya dengan kuat.
"Ok. Kita lihat nanti," gumam Sanha yang diliputi oleh emosi.
.
.
.Lanjut? Banyakin komennya dong.❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Bad Girl [End]
Fiksi RemajaJUDULNYA DI GANTI YGY HEHE TAHAP REVISI PERHATIAN!!!!!!!! DILARANG MEMBAYANGKAN UMJI YANG ASLINYA IMUT NYA KAYAK SAYA. BAYANGKAN SAJA UMJI SEPERTI YANG DI COVER OK? CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA, JADI KALAU ADA KESAMAAN DALAM UNSUR APA SAJA...