09

684 84 2
                                    

Umji melangkah kan kakinya kedalam rumahnya sendiri sambil membawa beberapa cemilan yang tadi sempat ia beli bersama Sanha.

Sanha meletakkan beberapa kantong plastik yang berisi cemilan itu di meja kemudian duduk dengan nyamannya di ruang tengah milik Umji itu. Sementara umji, pergi kekamarnya untuk mengganti pakaiannya.

Saat Umji turun, ia sudah mendapati Vernon tengah duduk disamping Sanha. Dua pria itu juga terlihat sedang memakan beberapa cemilan.

"Hah..." lenguh Umji saat berhasil mendudukan bokongnya tepat ditengah tengah diantara dua pria itu.

Umji juga terlihat mengambil paksa makanan yang ada di tangan Vernon.

"Yak! Ini punyaku. Kau ambil saja yang lain!!" Pekik Vernon tak terima.

"Siapa bilang ini punyamu? Aku yang membelinya," ucap Umji sambil terus memakan cemilan itu.

"Dasar pelit!!" Ledek Vernon kemudian mengambil cemilan lain yang ada di meja.

"Mworago?" Protes Umji tak terima.
(Apa kau bilang?)

Umji lalu menarik telinga Vernon yang membuat pria itu meringis kesakitan.

"Yak! Yak! Sampai kapan kalian akan berkelahi seperti anak kecil hah?" Ucap Sanha berusaha menengahi mereka.

"APA? ANAK KECIL?" teriak Vernon dan Umji secara bersamaan yang membuat Sanha terkejut hingga makanan yang di pegangnya terhempas.

"Auuwhhh kamchagiya," ucap Sanha sambil mengelus dadanya.
(Kaget aku)

"Yak! Serang dia," titah Umji.

Umji dam Vernon kini menghujani Sanha dengan bantal yang membuat Sanha berteriak meminta ampun.

"YAK! YAK! MIANHAE EOH? MIANH," ucap Sanha berusaha meminta ampun.
(Maaf ya? Maaf)

Seketika Vernon dan Umji menghentikan serangan yang membuat Sanha bernafas lega.

Mereka lalu kembali fokus pada tayangan yang ada di TV. Tanpa terasa, makanan yang di pegang Vernon sudah habis. Ia lalu mengambil makanan dari bungkusan yang ada di tangan Umji. Namun belum sempat masuk ke bungkusan tersebut, tangannya sudah terkena serangan lebih dulu dari Umji.

"Auuwhh pelit sekali kau," ringis Vernon sambil mengusap usap tangannya.

Vernon juga terus menggerutu namun sama sekali tak di gubris oleh Umji. Gadis itu hanya fokus pada tayangan televisi. Umji juga sesekali membagi makanannya pada Sanha yang juga fokus pada TV yang membuat Vernon terperangah tak percaya.

"Hah... dia bahkan tak ingin aku menyentuhnya. Tapi dia bisa berbagi pada Sanha, yang benar saja," gerutu Vernon lagi lalu mengambil makanan yang ada di meja.

"Yak! Jadi bagaimana persainganmu dengan gadis itu?" Tanya Sanha saat TV sedang menayangkan iklan.

"Persaingan? Kau bersaing dengan siapa?" Tanya Vernon penasaran.

"Umji bersaing dengan seorang gadis untuk mendapatkan seorang pria,"

"Yak! Apa kau gila? Dimana mana pria yang bersaing. Kenapa jadi wanita yang bersaing?" Ucap Vernon tak percaya.

"Memangnya apa salahnya?" Protes Umji tak terima.

"Yak! Kau pikir dunia ini terbalik? Kau ini ada ada saja," ucap Vernon sambil terkekeh.

"Ya sudah kalau tak percaya," ucap Umji lalu beranjak pergi meninggalkan dua pria itu.

"Yak! Apa kau lagi PMS?" Teriak Vernon. "Tapi aku penasaran pada pria itu. Siapa dia hingga dapat membuat Umji melakukan hal gila seperti itu?" Tanya Vernon pada Sanha.

Not a Bad Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang