34

405 57 22
                                    

"Hari ini sudah berapa kali aku berlari huh?" Gumam Umji di sela nafasnya yang terengah-engah.

Langkah Umji terhenti didepan kelas Sanha, di lihatnya pria itu sedang duduk diam sambil melihat kearah luar jendela. Umji tersenyum sambil bernafas lega. Baru saja ia akan melangkahkan kakinya, Sanha berbalik dan pandangan mereka bertemu hal itu membuat Umji mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam kelas itu.

Sanha hanya diam tanpa ekapresi yang membuat Umji semakin resah. Tak lama, Sanha pun mengalihkan pandangannya kembali menatap luar jendela yang berada tepat disampingnya.

Umji menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Lalu melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu. Saat ia berbalik, ia berpapasan dengan gadis yang sering ia sebut dengan sebutan 'gadis gila'. Umji menarik tangan Tzuyu yang membuat gadis itu terkejut.

"Kau akan mengajakku kemana?" Tanya Tzuyu yang heran namun Umji sama sekali tak menghiraukan.

Sampai tibalah mereka di toilet wanita. Umji menghempaskan gadis itu dengan kasar sehingga Tzuyu hampir saja terbentur untung saja ia berhasil melindungi kepalanya dengan tangannya.

"Kau baca berita pagi ini?" Tanya Umji dengan nada yang mengintimidasi.

"Kau tidak akan menuduh aku kali ini bukan?" Tanya Tzuyu karena pertanyaan Umji itu seperti tuduhan untuknya.

"Mengaku saja! Di sekolah ini tidak ada yang tau tentang berita itu. Kecuali murid yang pernah bersekolah dengannya dulu,"

"Yak! Aku memang pernah satu sekolah dengannya sebelumnya, tapi mana mungkin aku menyebarkan berita yang dapat membuatnya terluka seperti itu, kau tau aku juga menyukainya,"

"Gadis gila sepertimu bisa melakukan apa saja demi keinginannya terkabul,"

Tzuyu tersenyum sinis sambil menatap Umji dengan tatapan sinis pula.

"Segila-gilanya aku, aku tak akan menyuruh orang untuk menghabisi nyawa orang lain,"

Umji mengerutkan keningnya karena tak tau maksud gadis itu.

"Kau tak tau siapa yang melakukan hal sekotor itu?"

Umji semakin bingung, ia bahkan memiringkan kepalanya.

Tzuyu mendekat kearah Umji dan berbisik pada gadis itu.
"Tanyakan pada sahabatmu!" Ucap Tzuyu penuh penekanan sambil menyentuh pundak Umji dengan jari telunjuknya.

Setelah berkata begitu, Tzuyu pergi meninggalkan Umji yang masih bingung dengan situasi ini.

.
.
.

Umji duduk termenung sepanjang jam pelajaran. Saat ini ia lebih tidak fokus daripada biasanya. Jika biasanya ia tidak fokus karena tak mengerti dengan semua pelajaran, kali ini tidak. Ada sesuatu yang terus menghantui pikirannya. Umji tiba-tiba tersadar saat ada yang menepuk pundaknya.

"Jam pelajaran sudah selesai, apa kau tidak ingin pulang?" Tanya Sinbi.

"Eoh? I-iya. Aku akan pulang!" Ucapnya sambil mengemasi buku-bukunya.

"Kau kenapa? Dari tadi kulihat kau tidak bisa fokus,"

"T-tidak ada apa-apa, aku hanya merasa tidak enak badan,"

"Kau sakit? Sakit apa? Sejak kapan? Tidak. Bagaimana bisa?" Tiba-tiba entah dari mana Jungkook sudah ada diantara mereka yang membuat kedua gadis itu terkejut.

"Dari mana datangnya pria aneh ini?" Gumam Sinbi.

"Aku tidak apa-apa," jawab Umji yang hampir tak terdengar.

"Kau bohong! Aku akan mengantarmu pulang!"

"Tak perlu! Aku bisa-"

Ucapan Umji tiba-tiba terhenti saat Jungkook tiba-tiba menelpon seseorang.

Not a Bad Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang