12

610 80 0
                                    

Umji memasuki ruang kelas yang tak biasanya terdengar senyap itu. Ia lalu dengan santai meletakkan tasnya di atas meja miliknya.

"Sudah jam berapa ini? Kenapa baru datang?" Tanya guru yang membuat semua orang menatap Umji.

"Maaf Ssaem... aku bangun terlambat pagi ini,"

"Kau pikir sekolah akan menerima alasan seperti itu? Dan aku minta kancing bajumu sekarang juga!"

"Ssaem! Apa kau pernah mendengar sebuah pepatah?" Tanya Umji.

Sang guru mengerutkan dahi ketika mendengar pertanyaan Umji.

"Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali," ucap Umji dengan nada santai. "Dan masalah kancing baju sialan ini, ini sudah gayaku dari dulu jadi tak perlu meributkannya,"

"Kalau begitu kancing bajumu atau keluar dari kelasku,"

Umji lalu menatap guru itu sebentar kemudian berdiri.

"Sepertinya pilihan kedua lebih baik," ucapnya dan beranjak pergi.

Sebelum Umji melangkahkan kakinya pergi, ia sempat menatap Jungkook sebentar kemudian tersenyum. Sementara yang di tatap hanya bisa mengerutkan dahinya.

.
.
.

"Yak! Kenapa tiba-tiba kau merubah penampilanmu?" Tanya Sinbi sambil mengunyah makanannya.

"Apa maksudmu? Penampilanku memang sudah begini dari dulu,"

"Maksudku, kemarin kau masih berpakaian rapi dan rambutmu juga kau ikat hingga kau terlihat lebih rapi. Tapi kenapa sekarang kau malah terlihat seperti dulu? Rambut yang terurai tapi berantakan dan kancing baju yang-"

"Sudahlah! Aku sudah muak mendengar ocehan kancing baju sialan ini," protes Umji.

Umji lalu melanjutkan makannya yang sempat berhenti karena ucapan Sinbi tadi. Namun kemudian ia kembali menghentikan makannya saat mendengar kebisingan yang ada di kantin itu.

"Kau dengar? Dia mendorong seseorang dari tangga hingga masuk rumah sakit,"

"Aku dengar orang itu teman sekelasnya sendiri,"

"Aku dengar ia melakukannya karena takut jika Jungkook di ambil oleh orang lain,"

"Yang benar saja?"

"Dia benar-benar gila,"

Semua ucapan itu bisa Umji dengar dari tempatnya. Ia menatap semua orang yang tengah membicarakannya dengan tatapan datar.

"Aku rasa sekarang ini dia sedang berbahagia karena lawannya jatuh dengan mudah," ucap seorang siswi yang kemudian tersenyum miring.

Umji lalu menepuk meja dengan keras hingga semua orang terdiam karena terkejut.

"Kenapa harus berbisik-bisik? Kenapa tidak bicara di depanku saja?" Tanya Umji sambil menatap semua orang yang ada di kantin itu. "Ayolah! Jangan jadi seperti pengecut!"

Umji lalu berdiri dan menghampiri seorang siswi.

"Dan kau," tunjuk Umji pada seorang gadis yang tersenyum miring kepadanya tadi. "Apa ada yang ingin kau sampaikan padaku?"

Gadis itu menatap Umji lalu berdiri tepat di hadapan Umji.

"Kenapa? Apa kau tersinggung? Bukankah benar jika kau dan gadis itu sedang bersaing?" Tanya gadis itu dengan nada miring.

"Aku memang bersaing dengannya,"

"Kalau begitu sudah jelas mengapa kau mendorongnya,"

Umji tersenyum miring mendengar ucapan gadis di depannya itu.

Not a Bad Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang