35

280 41 4
                                    

Sebelumnya aku mau minta maaf karena baru nyadar setelah ada yg komen. Baru ngeh kalau tulisan nama SinB salah.. harusnya ga pake "i". Jadi aku mau nanya sama kalian, mumpung ini udah di part 35, jadi mau di revisi di bagian nama SinB nya atau di maafin/biarin aja.. tolong sarannya!🤗 nanti suara terbanyak bakal aku ikutin sarannya.. udah deh langsung cuss baca😁😂

.
.
.

Umji terbangun dengan sinar senja yang merambah masuk kedalam kamarnya. Ia mengusap matanya dan bergerak menyalakan lampu tidur yang berada tak jauh dari tempat tidurnya. Ia lalu merubah posisinya dengan duduk di pinggir ranjangnya. Sekali lagi ia menatap rumah mewah di samping rumahnya itu kemudian menghembuskan nafasnya dengan kasar. Tak lama terdengar suara bel rumahnya tanda ada seseorang yg datang.

Umji segera berdiri dan beranjak untuk mengetahui siapa yang datang. Jujur, Umji sudah tidak terkejut lagi saat tau siapa yang datang. Pria itu akhir akhir ini sudah cukup sering mengunjungi rumahnya.

"Ada apa?" Tanya Umji tanpa berniat mempersilahkan pria itu untuk masuk kerumahnya.

Jungkook terdiam sejenak menyaksikan nikmat tuhan yang terpampang indah di depan matanya. Umji dengan baju sekolah dan rambut yang berantakan serta tak lupa bekas air liur yang sempat mengalir di pipi gadis cantik itu. Sungguh pemandangan yang indah, bagi Jungkook.

"Yeppo!" Ucapnya secara tak sadar.
(Cantik)

Umji mengerutkan keningnya dan memutar otaknya berusaha menafsirkan bagian mana yang pria itu sebut cantik. Sungguh kasihan, masih muda tapi sudah hampir buta, oleh cinta.

"Eoh? Tidak-maksudku aku... eoh apa yang tadi akan ku katakan?" Jungkook berhenti sejenak membiarkan pikirannya kembali normal. "Aku sudah menemukan ID orang yang menyebarkan berita itu,"

"Benarkah?" Umji terkejut dan segera menarik pria itu masuk kedalam rumahnya dan menguncinya.

"Kenapa kau mengunci-" Jungkook tak bisa melanjutkan ucapannya karena Umji sudah menariknya dan melemparnya ke sofa empuk yang ada di ruang keluarga itu.

"Cepatlah! Aku sudah tak sabar,"

Jungkook membulatkan matanya dengan sempurna, ia terkejut mendengar perkataan Umji. Bagaimana bisa Umji mengatakan hal yang seperti itu.

"Cepatlah!" Tangan Umji bergerak melepas dasinya.

"Apa yang kau-" Jungkook menutup matanya dengan kedua tangannya. "Umji-ya! Kita terlalu dini untuk melakukan hal ini. Jadi bisakah kau memakai kembali-" Umji menarik tangan Jungkook namun mata pria itu masih tertutup.

"Buka matamu!" Pinta Umji.

"Tidak!"

"Buka atau aku akan membunuhmu,"

Perlahan Jungkook mulai membuka matanya. Di hadapannya Umji masih sama. Maksudnya masih memakai pakaiannnya hanya dasi yang sudah terlepas.

"Apa yang kau pikirkan hah?" Tanya Umji dengan ekspresi datar. "Aku melepas dasiku karena aku lupa melepasnya dan kau tau, itu sangat tak nyaman bagiku," lanjut Umji masih dengan ekspresi yang sama.

Jungkook tertegun ingin rasanya ia berguling kebelakang dan menempelkan wajahnya kedinding.

"Baiklah! Lupakan pikiran kotormu itu, dan lanjutkan apa yang akan kau katakan tadi!"

Jungkook menarik nafas dan memperlihatkan handphonenya yang berisi alamat ID yang didapatkannya.

Umji menatap layar handphone itu dan menyadari sesuatu setelahnya.

"Tidak! Tidak mungkin. Dia tidak akan melakukan hal seperti itu," Umji berusaha mengelak. Ia tidak percaya, ralat. Ia tidak bisa percaya kenyataan ini.

"Aku tau ini mengejutkanmu. Tapi kita harus menyelidiki ini, sebelum kita benar benar memastikannya,"

"Aku akan bertanya dengannya langsung," ucap Umji lalu segera berlari menuju rumah mewah yang berada tak jauh dari rumahnya itu.

"Umji-ya! Kita tidak bisa menanyakannya secara langsung seperti itu," Jungkook menarik tangan Umji saat berada tepat di pintu rumah Vernon itu.

"Kau ingin kita memastikanya kan? Maka inilah satu satunya jalan," Umji menarik tangannya dan menorobos masuk kedalam rumah sahabatnya itu.

Ia menyusuri rumah itu namun tak menemukan Vernon disana. Ia kemudian berlari kelantai dua menuju kamar pria itu. Dan benar saja, pria itu sedang duduk sambil bermain dengan komputernya.

"Umji-ya?" Vernon terkejut saat Umji yang disusul dengan Jungkook tiba tiba masuk kedalam kamarnya.

Vernon kemudian berdiri sambil menutupi komputernya dengan tubuhnya.

Umji mengatur nafasnya dan mengambil ponsel Jungkook secara paksa.

"Kau kenal ID ini?" Tanya Umji sambil menunjukannya kewajah Vernon.

Vernon terkejut dan makin merapatkan tubuhnya agar dapat menutupi komputernya. Umji lalu menarik paksa Vernon hingga pria itu tersingkir. Layar komputer itu jelas menampilkan ID yang sama dengan yang di tunjukkan Jungkook padanya.

"I-ini tidak mungkin,"

"Aku tau kau tak akan percaya karena aku sama terkejutnya denganmu," Vernon menarik kedua bahu Umji dan menghadapkan padanya. "Umji-ya! Apa kau tidak ingin bertanya sesuatu padaku?"

Umji menatap mata Vernon yang terlihat sangat gelisah itu. Gadis itu kemudian menutup matanya dan menarik nafasnya secara perlahan.

"Apa kau yang melakukannya?" Tanya Umji dengan hati hati.

"Jika kau mengatakan itu maka jawabanku adalah... tidak. Aku sama sekali tak melakukannya,"

Umji mencoba bertahan agar sahabatnya itu bisa menjelaskan semuannya.

"Aku memang pernah melakukan hal ini dulu, tapi kali ini bukan aku,"

Umji akhirnya memutuskan untuk pergi namun Vernon menarik tangannya.

"Kau tidak percaya padaku? Lihatlah ini!" Vernon kembali menarik Umji dan menunjukan sesuatu di atas mejanya.

"Kau lihat benda ini?" Vernon menunjukan sebuah miniatur berbentuk bulan yang ia letakkan tak jauh dari komputernya. "Aku meletakkan sebuah kamera disana agar aku dapat melihat jika suatu waktu rumahku di rampok. Dan aku mengeceknya saat pulang sekolah saat tau bahwa yang menyebarkan berita itu berasal dari ID ku," Vernon lalu meletakkan miniatur itu dan beralih pada komputernya. "Tapi aku terkejut saat mendapati sesuatu,"

Umji menutup mulutnya saat menyaksikan rekaman CCTV itu. Ia menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia memundurkan langkahnya dan hampir saja terjatuh jika Jungkook tak menahannya.

"Dia tidak mungkin melakukannya," ucap Umji.

"Aku tau sulit untuk percaya jika dia yang melakukannya tapi ini adalah bukti Umji-ya! Kemarin dia tiba-tiba ingin menginap dirumahku jadi aku mengizinkannya tapi pagi tadi dia tiba-tiba pergi tanpa berpamitan denganku,"

"Dia orang yang lembut dia tak bisa melakukan hal seperti ini," Umji terlihat sangat kecewa dan marah ia terus menggelengkan kepalanya hingga rambutnya semakin berantakan.

"Aku akan bertanya padanya!" Baru saja Umji melangkahkan kakinya, Vernon telah menariknya kedalam pelukannya.

"Umji-ya!"

"A-aku harus memastikannya, bisa saja aku salah paham s-sma seperti yang kulakukan padamu tadi,"

"Umji-ya!" Vernon semakin mempererat pelukannya berusaha menenangkan gadis itu.

"Vernon lepaskan aku! Aku harus memastikannya sendiri," rengek Umji sambil berusaha melepaskan pelukan pria itu, namun Vernon tak mau melepaskan pelukannya sama sekali.

.
.
.

Ok next hari ini double part 😂😂

Not a Bad Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang