31

480 54 9
                                    

"Nan..." Vernon menatap bintang-bintang seakan meminta mereka memberi semangat kepadanya ia kemudian kembali menatap Umji tajam. "Neorel joahae,"
(Aku menyukaimu!)

Umji kembali terkejut, matanya menatap tajam pria yang sedari tadi duduk disampingnya itu. Gadis itu membuang muka setelah sekian detik saling bertatapan dengan pria yang baru saja menyatakan cintanya itu.

"Aku menyukaimu sejak awal kita bertemu, sejak kita kecil," sambung pria itu yang membuat Umji semakin membuang mukanya.

Umji berdiri dan hendak meninggalkan tempat itu namun tangannya dengan cepat di tahan oleh Vernon.

"Kemana kau akan pergi? Kenapa kau tak menjawab?" Tanya Vernon yang merasa dirinya dicampakkan.

Umji berbalik menatap Vernon, entah kenapa ia merasa sangat kesal atas pengakuan pria itu. Gadis itu menatap tajam Vernon seakan ingin menelannya.

"Kau..." ucapannya terhenti, nafasnya memburu karena merasa kesal. "Apa yang kau fikirkan hah? Apa kau sudah memikirkan tentang seberapa mungkin perasaanmu di terima?" Tanya Umji yang sontak membuat alis pria itu berkerut.

"Aku sudah memikirkannya dan..." pria itu terus menatap gadis yang ia sukai itu sambil mengatur nafasnya yang tidak teratur karena merasa gugup. "Aku tau kemungkinan perasaanku tidak akan kau terima, tapi paling tidak aku sudah mengungkapkannya padamu,"

Umji mendengus, ia menutup matanya sambil terus menahan amarahnya.

"Kau pikir apa yang akan terjadi jika perasaanmu tak kuterima? Kau ingin aku menjauh darimu? Kau ingin kita berjauhan? Kau ingin merusak persahabatan kita? Atau kau ingin-"

"Kau pikir aku tak memikirkan itu?" Vernon memotong ucapan Umji yang entah mengapa membuatnya kesal. "Aku sama sekali tak ingin menjauh darimu dan aku tak ingin kita berjauhan. Aku begitu menyukaimu, mana mungkin aku menginginkan hal itu terjadi,"

"Tapi Vernon, persahabatan kita ini sudah terjalin cukup lama,"

"Tapi aku tak ingin kita bersahabat. Aku menginginkan kita lebih dari itu. Apa aku salah?"

Umji diam sambil menatap heran pria yang sudah membuatnya kesal itu.

"Eoh! Sangat salah!" Jawab Umji yang sama sekali tak mengalihkan pandangan dari mata Vernon itu.

"Wae? Apa karena kita bersahabat? Apakah salah jika dua orang yang sudah bersahabat sejak lama berpacaran?"

"Yak!"

"Kenapa kau bisa berpikir itu salah?"

"Yak!"

"Kenapa kau-"

"YAAKKK!!" Umji tiba-tiba berteriak yang membuat Vernon terdiam. "KAU INI KENAPA HAH?" Tanya Umji yang terlihat tidak dapat menahan emosinya lagi. "Apa percakapan kita sedari tadi tak membuatmu sadar sesuatu?" Umji diam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. "AKU TAK INGIN KAU MENYUKAIKU, AKU TAK SUKA KAU MENYUKAIKU JADI JANGAN MENYUKAIKU!" Gadis itu kembali berteriak meluapkan emosinya yang tak dapat dibendung lagi itu.

Vernon terdiam dan menunduk setelah mendengar perkataan Umji itu, ia menelan ludahnya dengan susah payah sambil berusaha mencerna perkataan gadis itu di otaknya. Ia diam tapi entah mengapa hatinya terasa sakit padahal ia sudah menyiapkan hatinya jika benar-benar di tolak nantinya. Dan ternyata itu benar-benar terjadi.

"Puas sekarang?" Tanya Umji yang membuat pria itu kembali menatapnya. "Puas sudah merusak hubungan kita?"

Pandangan mereka kembali bertemu namun tatapan Umji tak terlihat bersahabat.

"Aku benar-benar tak mengerti apa yang kau fikirkan," Umji pergi setelah mengucapkan perkataan yang kembali membuat hati Vernon sakit.

.
.
.

Not a Bad Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang