Umji melangkahkan kakinya dengan ragu. Ia mengedarkan pandangannya ke dalam kelas sebelum ia benar-benar memasuki kelas. Umji mengehela nafas lega saat mendapati kelas masih dalam keadaan kosong dan orang yang ia cari tidak ada di tempatnya. Gadis itu lalu bergerak cepat untuk duduk di tempat duduknya. Baru saja ia mendudukan bokongnya di kursi, tatapannya tiba-tiba bertemu dengan orang yang ia hindari saat ini.
Umji meremas roknya saat melihat orang itu berjalan dengan santai ke arahnya.
"Dia tidak akan kemari kan?" Tanya Umji dalam hati "benar, dia hanya berjalan ke arah tempat duduknya. Ani, sepertinya aku salah, tidak, jangan berjalan kearah ku! Jebal! Hajima! Siapapun tolong lempar aku ke sungai Han sekarang!" Teriak Umji dalam hati.
"Anyeong!" Sapa pria bergigi kelinci itu dengan senyum manisnya, namun yang di sapa hanya diam tak bergeming. "Kenapa hanya diam saja?" Tanya pria itu sambil memutar kursi yang berada di depan bangku Umji kemudian duduk di atasnya.
Tanpa sadar, Umji melihat ke arah bibir Jungkook. Seketika ia teringat dengan apa yang mereka lakukan semalam. Ia begitu ingat bagaimana bibir mereka bertemu. Begitu lembut, begitu.... ok hentikan khayalan kotor ini.
"Ah, aku tau. Kau masih mengingat...." ucap Jungkook terpotong.
"Ani. Aku sama sekali tak mengingat ciuman itu,"teriak Umji yang membuat Jungkook tersenyum senang. Sontak Umji menutupi mulutnya. Untung saja hanya ada mereka berdua disana.
"Padahal aku bukan ingin mengatakan tentang ciuman kita."
Umji menutup mulutnya rapat dan mengutuk dirinya dalam hati.lagi-lagi dia bertindak konyol di hadapan pria yang menyebalkan Namun tampan ini.
"Yang aku ingin katakan tadi adalah, apa kau masih mengingat perkataanku semalam?"
Umji mengerutkan keningnya tanda ia tak mengerti maksud perkataan pria itu.
"Aku kan sudah menyelamatkanmu, sebagai gantinya kau harus menuruti permintaanku. Karna jika tidak," Jungkook memotong perkataannya kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu yang membuat gadis itu memundurkan wajahnya. "Jika tidak, foto ini akan tersebar dimana saja," ucap Jungkook dengan nada sedikit mengejek sambil memperlihatkan hasil jepretannya semalam.
"Lalu a-apa maumu?" Tanya Umji dengan nada yang sedikit gugup.
"Tak banyak. Hanya meminta kau menuruti segala permintaan ku selama satu bulan, simple kan?"
"APA?" Pekik Umji. "Apa kau gila? Memangnya aku pesuruh?"
Jungkook kemudian menjentikan jarinya di depan wajah gadis itu. "Benar sekali. Kau akan jadi pesuruhku atau kacungku selama sebulan," ucapnya dengan raut muka yang membuat Umji ingin sekali mengunyah pria bergigi kelinci.
"Aku tak mau," jawab Umji ketus.
"Kau tak mau? Baiklah. Kau ingin aku menyebarkan foto ini di mana? Instagram? Kakao talk?" Tanya Jungkook.
"Y-yak! Kau benar-benar..." Umji menghela nafasnya secara perlahan sambil menahan amarahnya. "Baiklah. Tapi hanya satu bulan, satu bulan Jeon Jungkook, arasseo?"
"Arasseo. Kalau begitu akau akan mulai saat makan siang nanti. Arasseo kacungku?" Mendengar ucapan Jungkook itu, membuat bola mata Umji seperti akan melompat dari tempatnya.
Sementara Jungkook hanya melontarkan senyum jailnya sambil beranjak menuju bangkunya.
.
.
.Saat bel makan siang berbunyi semua orang begegas menuju kantin dengan raut wajah yang bermacam-macam. Namun tak ada yang menampakkan raut wajah khawatir seperti Umji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Bad Girl [End]
Teen FictionJUDULNYA DI GANTI YGY HEHE TAHAP REVISI PERHATIAN!!!!!!!! DILARANG MEMBAYANGKAN UMJI YANG ASLINYA IMUT NYA KAYAK SAYA. BAYANGKAN SAJA UMJI SEPERTI YANG DI COVER OK? CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA, JADI KALAU ADA KESAMAAN DALAM UNSUR APA SAJA...