36

374 45 27
                                    

Umji berlari lalu menaiki bis menuju rumah seseorang yang telah membuatnya kecewa kali ini. Di dalam bis ia sangat terlihat gelisah, terlihat saat ia mengetukkan kepalanya ke jendela hingga membuat orang orang menatapnya heran. Namun siapa yang peduli dengan mereka, tujuan gadis itu hanya satu yaitu memastikan sesuatu yang membuatnya kecewa itu.

Umji terlihat sangat berantakan dengan rambut dan pakaian sekolah yang belum sempat ia ganti itu. Tatapan matanya yang kosong menambah kesan kacau pada diri gadis itu. Setelah bis berhenti, Umji turun dan berlari menuju sebuah rumah.

Ia berhenti sejenak di depan pintu rumah yang tidak terlalu mewah namun terlihat klasik itu. Ia menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan lalu memantapkan dirinya mengetuk pintu rumah itu. Setelah cukup lama mengetuk pintu namun tak ada jawaban, ia akhirnya membuka pintu yang ternyata tak terkunci itu. Ia kembali melangkahkan kakinya menuju kamar seseorang. Umji membuka pintu kamar itu dan terkejut saat mendapati kamar itu sangat berantakan bahkan lebih berantakan dari penampilannya saat ini. Vernon dan Jungkook yang baru saja tiba dikamar itupun ikut terkejut.

Gadis itu memasuki kamar salah satu sahabatnya itu. Matanya bergerak mengitari ruangan itu untuk mencari seseorang. Langkah Umji terhenti saat melihat seseorang tengah duduk disudut kamar sambil menggigit kuku tangannya.

"S-sanha ya!" Gumam Umji membuat pria itu menoleh.

Umji mendekatkan tubuhnya pada pria itu dan menariknya dalam pelukan nyaman miliknya.

"Ada apa dengamu?" Tanya Umji yang terlihat khawatir ia lalu menepuk nepuk pundak pria itu.

"Aku...aku sungguh tak berniat melakukannya, aku.. aku tak sengaja menekan tombolnya dan... dan mengirim berita itu.. aku... aku...," tangan Umji yang tadinya menepuk pundak pria itu tiba-tiba terhenti saat mendengar pernyataan itu.

Umji melepaskan pelukannya dan menatap Sanha dengan tatapan tak percaya. Sanha menatap balik mata indah itu dengan tatapan terkejut sekaligus gelisah. Melihat hal itu, Vernon merasa hal ini bukan urusannya. Ia kemudian menarik Jungkook agar meninggalkan ruangan itu.

"Biarkan mereka menyelesaikan masalah ini sendiri!" Ucap Vernon lalu melangkahkan kakinya pergi yang kemudian di ikuti dengan langkah Jungkook.

"Ap-apa yang ku katakan?" Tanya Sanha pada dirinya sendiri, ia menampar pipinya kanan dan kirinya secara bergantian. "Sanha-ya! Sadarlah!" Ucap Sanha sambil meneruskan tindakannya.

"Hentikan!" Gumam Umji yang hampir tak terdengar. Ia menundukkan kepalanya yang terasa sakit untuk beberapa waktu.

Bukannya mendengarkan Umji, Sanha justru semakin memperkuat tamparan pada pipinya itu.

"Hentikan!" Gumam Umji sekali lagi dengan nada yang sama.

Dan lagi lagi Sanha tak mendengarkannya.

"JEBAL GEUMAN!!!" Teriak Umji yang membuat Sanha refleks menghentikan tindakannya.

Umji mengangkat kepalanya dan matanya sudah mengeluarkan air mata. Jujur saja, ia sudah menahan air mata itu semenjak ia berada di rumah Vernon.

"Kenapa kau melakukannya?" Tanya Umji dengan perasaan kecewanya.

Sanha menatap mata Umji yang sembab itu, ia kemudian mendekat kearah Umji namun gadis itu terus menjauh darinya. Melihat perilaku Umji ia tersenyum pahit. Pria itu lalu mengalihkan pandangannya kemudian mengusap wajahnya frustasi dan kembali menatap gadis yang dicintainya itu.

"Kau ingin tau kenapa aku melakukannya?" Tanya Sanha dengan ekspresi wajanhya yang kacau. "Itu semua sebab kau," ucapanya sambil menunjuk kearah Umji yang kembali menatapnya tak percaya.

"A-aku?" Tanya Umji yang sudah mengerutkan keningnya.

"Eoh! Kau. Kenapa kau selalu perduli padanya dan mengabaikanku? Dia bahkan pernah menyakitimu tapi mengapa kau... mengapa kau masih menyukainya? Apa hebatnya anak jalang itu?"

"YAK!"

"Kau selalu kagum padanya yang menurutku tak ada yang bisa di kagumi pada pria itu. Kau bahkan mengabaikanku yang selalu ada disisimu, aku yang sudah bersamamu bertahun-tahun,"

"Kau melakukan itu karena alasan konyolmu itu? Kau sungguh membuatku kecewa,"

"Kau pikir aku tidak kecewa padamu? Yak! Sahabat mana yang tidak kecewa saat sahabatnya lebih mementingkan pria lain? Dimana kau letakkan persahabatan kita yang sudah bertahun tahun? Kau membuangnya hanya karena cintamu konyolmu pada pria yang baru kau kenal sebulan?" Tanya Sanha pada Umji namun gadis itu hanya diam. Melihat Umji yang tak bereaksi, Sanha menjadi geram. Ia mengusap wajahnya frustasi lalu memukul dinding kamarnya yang berada tepat di belakang Umji dengan keras beberapa kali yang membuat tangan pria itu berdarah.

"Jadi menurutmu... aku tak pantas jatuh cinta?" Tanya Umji. "Setelah aku kehilangan cinta terbesarku yang pergi meninggalkanku selama lamanya, aku tak perlu jatuh cinta pada pria yang kusuka cukup hanya mencintai sahabatku, Begitu maksudmu?" Pertanyaan Umji itu membuat Sanha terkejut dan menatapnya heran. "Bukankah itu sungguh egois?"

"Bu-bukan seperti-"

"Yang kulakukan hanyalah jatuh cinta pada pria lain dan aku begitu bahagia hingga mengabaikan sahabatku. Dan itu salah?" Tanya Umji dengan tatapan kosong. "Kau tau? Aku begitu bahagia saat jatuh cinta pada pria itu hal itu bahkan sempat membuatku lupa bahwa aku pernah kehilangan seseorang yang sangat kucintai. Dia... membuat hari hariku lebih berwarna,"

"Um-Umjiya!"

"Jadi menurutmu aku tak perlu jatuh cinta agar aku tak mengabaikan sahabatku? Begitukah maksudmu?" Kali ini Umji beralih menatap mata Sanha. "Kau sungguh egois," ucapnya lagi.

.
.
.

Jungkook duduk di sofa yang berada di ruang tamu rumah Sanha. Ia terlihat sangat khawatir, matanya tak bisa berhenti bergerak melihat kearah kamar Sanha.

"Yak!" Panggil Vernon yang membuat Jungkook sedikit terkejut. "Kau sungguh mencintainya?"

"Kau pikir untuk apa aku sekhawatir ini?"

Vernon tertawa kecil mendengar jawaban yang nge-gas itu.

"Tapi aku ingin minta maaf atas apa yang kulakukan padamu dulu. Aku melakukannya karena aku merasa iri padamu yang selalu di kerumuni oleh banyak orang, jadi aku menyebarkan berita itu agar kau pindah dari sekolah dan aku bisa jadi idola disekolah itu. Tapi ternyata itu sama sekali tak berpengaruh," ucap Vernon sambil tertawa pahit.

"Tak apa. Aku sudah memafkanmu," ucap jungkook sambil menepuk pundak Vernon.

Vernon terkejut dan terdiam untuk beberapa saat yang membuat Jungkook menatapnya heran.

"Kenapa secepat itu? Harusnya kau memukulku atau membuangku atau mungkin melemparku keluar angkasa. kita harus lebih bersandiwara agar cerita ini jadi lebih seru,"

"Tak perlu! Aku tak ingin membuat author lelah mengetik kemauanmu itu," ucap Jungkook yang membuat author salto jungkir balik dan gantung diri eh enak aja.. orang ceritanya belom tamat. Siapa yang ngetik ntar hadeuuuhh. Dah ah next.

"Lagi pula jika bukan karena kau, aku mungkin tak bertemu dengan Umji,"

"Hmm... benar juga, jadi berterima kasihlah padaku," ucap Vernon dengan bangga. "Tapi apa kau tau? Aku begitu insinyur padamu karena bisa membuat Umji jatuh cinta padamu,"

Jungkook mengerutkan keningnya dan memutar otaknya mencoba menafsirkan perkataan Vernon itu tak lama kemudian ia mulai tetawa.

"Apa yang kau maksud itu inyukur? Iya memang kita harus selalu bersyukur,"

"Insecure hyung!!!" Ucap Vernon lagi yang membuat mereka berdua tertawa.

Ini mau ngelawak atau begimana sih? Pusing gua... dah ah next di part selanjutnya aja yaaa ....

.
.
.

See you di part selanjutnya guysss❤❤

Not a Bad Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang