Dua minggu sebelum masa orientasi di kampus sudah membuat kepala dan badan capek, harus ngurus ini itu, nyiapin semuanya buat ospek. Sehabis sholat subuh, ku hempaskan kembali badanku di kasur, mencoba mengistirahatkan mata yang tadi malam begadang gara gara nonton film Bollywood terbaru.
" Galuh! " panggil bibi dari luar kamar
" Iya bi! " jawabku tanpa beranjak dari tempat tidur
" mau sarapan? " tanya bibi
" nanti aja bi, masih mager " teriakku
" yaudah bibi kepasar dulu ya beli bahan dapur "
" bi, nitip alpukat! "
" Iya Luh "
Selesai acara teriak teriak itu, ku pasang earphone di telinga untuk mencari ketenangan yg haqiqi.
¤¤¤¤
" Luh! Bangun Luh! " panggil wanita paruh baya dengan sedikit keras sambil mengetuk pintu kamar
" Huammmpp.. eunghhh, iya bi " jawab remaja perempuan yang baru saja bangun dari tidurnya
Hilda mengerjapkan matanya berkali kali sambil mencoba bangkit dari tidurnya, ia mengucek matanya dan melirik ke arah jam dinding, 09:30.
" Aaaa... bibi kenapa gak bangunin Hil! " teriaknya dari dalam kamar
Ia bergegas menuju kamar mandi untuk melakukan ritual pagi yang terlambat. Selesai mandi ia langsung mengambil air wudhu untuk melaksanakan Sholat Duha dan Isyraq.
.
.
.
." Galuh! ayo cepetan, nanti kesiangan! " teriak remaja laki laki yang tengah menunggunya di ruang tamu
Mungkin teriakan laki laki ini akan bergema di rumah ini setiap pagi, Hilda harus memasang telinganya kuat kuat untuk mendengarkan ocehan dari Aidar.
" Ayo bangun! "
" Ayo berangkat! "
" cepetan, nanti telat! "
" Udah siang! "
" Lama banget! "
Mungkin ocehan itu yang akan terdengar setiap pagi di rumah ini.
" kebiasaan kan kalau namu kepagian, dasar! " ucap Hilda saat sampai di ruang tamu
" pagi apaan? Ini udah jam sebelas lewat GALUH! " jawab Aidar dengan penekanan di akhir kata
" lagian kan kamu sendiri yg nyuruh aku kesini, Ai... temenin ke Gramedia ya nyari novel, jangan telat lo, jangan kesiangan " ucap Aidar yang menirukan gaya bicara Hilda
" Astagfirullahaladzim! Kenapa aku bisa lupa sih " Pekik Hila sambil menepuk jidatnya
" makanya itu penyakit di kurang kurangin " beranjak dari duduknya dan menoyor kepala Hilda
" Aidar! " sentak Hilda
" udah nanti aja ngomelnya, jadi nyari novel gak nih? " tanya Aidar
" gak sarapan dulu Luh? " tanya bibi tiba tiba lewat
" nanti aja bi, sekalian makan siang. Oh iya bi, Hil sama Aidar pergi dulu ya. Yuk Ai, Assalamualaikum bi " ucap Hilda mencium pipi wanita paruh baya itu yang usianya 5 tahun lebih tua dari Uminya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Habibal Qolbi 2
RandomYang udah baca full Ya Habibal Qolbi 1, ini lanjutan ceritanya. Masih gak bisa nge deskripsiin gimana ceritanya. Baca aja lah langsung Voment nya jangan lupa Follow euy Ig @tumispete_ dan @kijingbekentaky Salammanis AnakKalsel BorneoSquad IjoTomat H...