Kabar Bahagia

809 45 6
                                    

Jam berjalan begitu lambat, detiknya seakan macet seperti kota Jakarta yang sedang di landa banjir. Widia sudah berhadapan dengan dua orang paruh baya dengan seorang anak laki lakinya yang sedari tadi menunduk.

Setelah beberapa waktu yang lalu Syam datang sendiri kerumah umi Farida, kini saatnya Syam datang lagi untuk memastikan jawaban dari Widia sekaligus mengkhitbah dengan membawa keluarganya dari Makassar ke Probolinggo.

Orang tua Ahkam sudah berbincang sebentar dengan orang tua Syam dan menyerahkan keputusannya pada Widia.

" kedatangan kami kesini ada niat untuk mengkhitbah nak Widia untuk putra kami Syam " tutur abinya Syam

" Kalau untuk hal itu Widia nya sudah cerita sebelumnya, tapi dia belum memberikan jawaban, jadi hari ini kita semua akan mendengar jawaban dari Widia " jawab abi Masyhuri

" Anisa Widianti, saya Syamsuddin Noor bersediakah kamu menjalani hubungan yang lebih serius bersamaku ? Menjadi makmumku ? Ibu dari anak-anakku ? Dan meraih ridho Allah bersamaku ? " Syam kembali mengutarakan isi hatinya

Jlebb..

Hati Widia berdetak jauh dari kata normal ketika mendengar ucapan Syam yang begitu menyentuh hatinya barusan. Ucapan singkat, namun penuh arti yang dalam memberikan perasaan hangat menjalar di seluruh aliran darah Widia.

" Nak Widia, jadi apa jawaban kamu dari khitbahan nak Syam ? " tanya Umi Syam

Widia diam dan tertunduk tak bisa berkata apa-apa, dia menggenggam tangan Umi Farida erat, mencoba menetralkan perasaan yang sedari tadi bersemayam.

" Bismillah sayang... " lirih Umi Farida

Perlahan Widia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dan sontak semua orang disitu mengucap syukur bahagia atas keputusan yang sudah Widia ambil.

" Alhamdulillah, jadi Widia sudah menerima, tapi sebagai calon imam nya nak Syam berhak melihat wajah Widia " abi Masyhuri

" Nak ayo buka cadarmu " suruh umi Farida

Dengan perlahan Widia membuka cadarnya, dan setelah tau wajah Widia ustadz Syam sedikit terpukau melihatnya, lalu dengan buru² Widia memasang cadarnya kembali.

" Insyaallah saya yakin dengan pilihan saya Abi, karena Allah " kalimat itu terlontar dari mulut Syam pertanda ia benar benar sudah mantap

" Alhamdulillah "

Semuanya kembali mengucap syukur atas kemantapan hati Syam untuk menjadikan Widia pendamping hidupnya.

" sudah kan sesi tegang nya? Ustadz udah dapat jawaban yang menentukan masa depan ustadz kan? Sekarang di minum dulu biar suasana kembali cair " Hilda datang membawa nampan berisi beberapa gelas air minum

" maaf ya minumannya baru datang " Umi Farida ikut menata gelas

" gapapa kok " balas Umi Syam dengan senyuman

" jadi kapan kalian akan melangsungkan pernikahan? " Abi Masyhuri kembali membuka topik

" kalau bulan depan bagaimana? " usul Syam

" apa tidak terlalu cepat? Maaf Widia menyela, Widia masih harus mengurus bisnis dan anak anak karena sekarang sudah masuk tahun ajaran baru " ucap Widia

" kami terserah kalian saja, waktu nya kami serahkan pada kalian " Abi Syam memberikan jawabannya

" bagaimana Widia? " tanya Umi Farida

" beri Widia waktu 2 bulan untuk Widia menyelesaikan pekerjaan Widia, agar Widia bisa fokus untuk mengurus pernikahan " pinta Widia

" baiklah nak.. kalian bisa memutuskan tanggal pernikahan setelah pekerjaan mu selesai "

Ya Habibal Qolbi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang