Aidar POV
Kini kami akan berangkat ke rumah sakit untuk menjenguk Hilda. Aku masih terus memikirkannya, apa dia sudah sadar? Apa dia mengingatku? Aku berniat ingin menunggu nya sampai dia sadar, tapi mba Alya melarangku. Entah apa alasannya. Aku teringat tentang laki laki yang di suruh mengembalikan ingatan Hilda, ada hubungan apa dia dengan Hilda? Apa dia calon suami Hilda? Ah.. aku menduga yang bukan bukan, pasti dia itu hanya teman Hilda, tak ada bukti juga kalau itu calon suami Hilda.
Tentang si pelaku, sudah di selesaikan dan sudah saling memaafkan, om Rusli dan om Ramadan tak ingin memperpanjang masalah.Tok...tok...
Srettt
Suara pintu di dorong di iringi dengan salam membuat mereka menoleh ke arah suara kami.
" Assalamualaikum " ucap kami serempak
" Waalaikumsalam " jawab Ahkam dan Hilda
" Hilda.. sayang! " pekik Hana memeluk Hilda
Tak ada respon dari Hilda, ia bahkan tak membalas pelukan itu. Ia menatap wanita bercadar di depannya lalu balik menatap Ahkam seolah bertanya 'siapa mereka?'. Ahkam membalasnya dengan senyuman dan berkata
" Umi mu dan mereka semua keluargamu " ucap Ahkam tenang
" kamu gak inget Umi sayang? " tanya Umi melepas pelan pelukannya
Hilda hanya menggeleng pelan sebagai jawaban ia tak mengingatnya.
" Hilda... ini Umi, Abi, Ayah, Bunda, bang Rey, bang Ilham, bang Adit, mba Alya dan ini... Aidar " jelas Ahkam
" jangan terlalu di paksa untuk mengingat, istirahatkan saja dulu fikiranmu " lanjut Ahkam kala melihat Hilda menunduk memegang kepalanya
" Kenapa perbannya di lepas? " tanya Alya
" dia sendiri yg melepasnya dan menolak untuk di pasang kembali " jawab Ahkam
" kenapa bisa kejadian kaya gini Kam? " tanya Rey
Ahkam pun menjelaskan semuanya begitu juga dengan Aidar
" lalu ingatannya? " tanya Hana
" dia wanita yang kuat Um, dalam sekejap dia mampu mengingat satu bagian hidup nya " jawab Ahkam
" dan itu tentang mu? " tebak Alya menggoda
Ahkam tersenyum malu mendengar perkataan Alya, pasal nya ia pun baru menyadari kalau ingatan Hilda yang pertama kembali adalah tentang hubungan mereka berdua.
" Dia bahkan mengingat makanan favorit nya dan memesan makanannya sendiri lewat online " ucap Ahkam
" dasar makanan mulu yang ada di otak mu de " celetuk Reyhan mengusap kepala sang adik
" Reyhan! " sentak yg lain
" adik mu belum pulih " ucap Umi yang di balas cengiran oleh anak laki laki nya.
Hilda menatap Ahkam, lagi lagi dengan tatapan seolah bertanya siapa dia?.
" dia abang mu " ucap Ahkam
Reyhan mendekat pada brankar sang adik, duduk di samping Hilda dan mencoba mengembalikan sekeping ingatan tentang mereka berdua.
" kamu gak inget abang? " tanya Reyhan memeluk adiknya itu
" saya tak tahu siapa kamu, saya bahkan belum mengingat siapa diri saya sendiri " jawab Hilda melepaskan pelukan Reyhan
" Astagfirullahaladzim! " pekik Ahkam
" aku lupa mengingatkan Hilda tentang diri nya sendiri " ucap Ahkam merasa bersalah
" gapapa Kam, biar abang aja " jawab Reyhan

KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Habibal Qolbi 2
RandomYang udah baca full Ya Habibal Qolbi 1, ini lanjutan ceritanya. Masih gak bisa nge deskripsiin gimana ceritanya. Baca aja lah langsung Voment nya jangan lupa Follow euy Ig @tumispete_ dan @kijingbekentaky Salammanis AnakKalsel BorneoSquad IjoTomat H...