Sadar

1K 69 8
                                    


" eunghh "

Ku alihkan pandanganku dari sampul Al - Qur'an ke arah suara itu.

" eunghh... "

Lenguhan itu kembali terdengar dari bibir Hilda namun kali ini perempuan itu terlihat membuka matanya dan mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk pada retina matanya.

" Hilda. Alhamdulillah kamu udah sadar " ucap Ahkam bahagia

" Saya dimana? " lirih nya

" kamu di rumah sakit-

" dan kamu siapa? " tanya nya

" ini aku Ahkam. Kamu ingat aku kan? " tanya Ahkam balik

" Ahkam? Siapa? " tanya Hilda

Kepalaku mendadak sakit saat mendengar nama Ahkam, siapa dia? Dan kenapa aku bisa di rumah sakit?.

" Aww... " ringis Hilda memegangi kepalanya

" kamu kenapa? Istirahat dulu disini, aku panggil Mba Alya dulu " ucap Ahkam menenangkan

Ahkam berjalan keluar menuju ruangan Alya, dalam hatinya ia terus berucap syukur karena Hilda telah sadar walau belum bisa mengingat Ahkam.

.
.
.
.

" bagaimana keadaanya mba? " tanya Ahkam

" dia wanita yg kuat Kam, dia bisa melewati masa kritisnya dengan cepat " bisik Alya

" bagaimana keadaanmu? " tanya Alya

" saya baik baik saja dok, hanya kepala saya yg sedikit sakit " jawab Hilda

" jangan panggil dok, aku istri abangmu, kau biasa memanggilku mba Alya " ucap Alya

" benarkah? " tanya Hilda sambil mengingat ingat

" jangan paksakan untuk mengingat, lambat laun kau akan mengingat semuanya. Kau sudah bisa di pindah ke ruang inap " jawab Alya

Setelah Hilda di pindah ke ruang inap, Alya pamit pulang karena sift kerjanya sudah habis. Hanya tinggal Ahkam dan Hilda yang ada di ruangan itu sekarang.

" kepalamu masih sakit? " tanya Ahkam yg di jawab gelengan pelan dari Hilda

" Kau ingat siapa dirimu-

Baru saja Ahkam ingin bertanya apa dia mengingat dirinya sendiri, Hilda langsung memotong perkataan Ahkam.

" apa yg terjadi padaku? " tanya Hilda

" kau kecelakaan, kepalamu terbentur pembatas jalan dan mba Alya bilang kalau kau amnesia " jawab Ahkam pelan

" pantas aku tak mengenalmu, lalu darimana kau mengenalku dan kenapa kau yang membawaku kesini? " tanya Hilda bertubi tubi

" aku punya hati, jadi ku bawa kau ke rumah sakit bukan ke kuburan "

" kau mau aku mati? Ha! "

" sudahlah lupakan. Oh iya tentang aku yang mengenalmu, kau mau jawaban jujur atau tidak? " tanya Ahkam menaikturunkan alisnya

" dosa kalau tidak jujur " jawab Hilda dengan polosnya

" hehe... tapi kalau aku beritahu sejujurnya kau jangan terkejut ya... " ucap Ahkam dengan nada menggoda

" santai saja, aku tak punya riwayat penyakit jantung " jawab Hilda dengan kekehan

" kau calon istriku " ucap Ahkam dengan nada serius

" oh "

Sepersekian detik akhirnya Hilda baru mengerti apa yang di ucapkan Ahkam, jantungnya langsung berdetak kencang.

Ya Habibal Qolbi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang