Wedding Day 2

899 52 8
                                    

Hari yang di nanti akhirnya tiba, pelepasan masa lajang Widia dan pengesahan status nya sebagai seorang istri.

Widia duduk di ruangan khusus dengan jantung yang sudah berpacu tak normal, ia sudah siap dengan gaun akad berwarna putih sederhana dengan hiasan pernak pernik yang indah, lengkap dengan cadar nya , ia pun terlihat cantik dengan polesan makeup di wajahnya yang natural.

Tapi ini terasa berbeda, ada perasaan bersalah di hati Widia tentang kejadian kemarin. Hilda terlihat tertekan atas kejadian itu, ia tak berbicara pada siapapun hingga saat ini.

" mba ga salah kok, gaada yang berhak di salahin dalam kejadian ini " Uwi mengelus pelan punggung Widia

" Hilda kehilangan bayi nya gara gara aku Wi.. "

" Mba.. sudahlah "

Perias Widia masuk ke ruangan itu untuk merapikan makeup Widia.

" calon mba udah dekat, siap² ya cadarnya di pake, ada di atas meja itu" perias Widia

"Wah mba Wid Ustadz Sam udah dekat, mba gugup ga ?"

"Pasti gugup lah, MasyaAllah dingin nih tangan"

"Udah ga usah gugup, mba Wid harus bahagia, aku pakein cadar mba ya"

Uwi mengambil cadar Widia dan..

" Bismillah" Uwi memasangkan cadarnya , tetapi di pelupuk mata Widia menyimpan air mata

"Loh mba kok nangis ? Jangan dong"

"Aku hanya rindu kedua orang tua ku dan eyang, harusnya mereka ada disini mendampingi. Btw, aku juga bakal rindu kamu, setelah ini kita bakal kepisah lagi " Widia memeluk Uwi erat

" MasyaAllah... Orangtua kamu dan eyang pasti bahagia melihat anak dan cucunya menikah, mereka pasti disana sedang menyaksikan kok aku yakin 😊
Untuk masalah rindu, kalau rindu kita bisa vc atau apalah itu iya kan ? Uwi menguatkan Widia dengan menggenggam tangannya

****

Saat itu aula masjid udah ramai oleh tamu undangan, terlihat Syam yang udah siap untuk ijab qabul , tapi wajah gugup nya tak biaa ia sembunyikan.

" Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq "

Suara lantang dengan satu tarikan napas di lantunkan oleh Syam yang membuat widia terdiam kagum

Saat kata sah serentak di ucapkan, semua orang berdoa untuk kelanggengan rumah tangga mereka.

"Alhamdulillah nak" umi Farida memeluk widia

"Selamat mba Wid" Uwi kembali memeluk widia

Setelah itu Ustadz Syam menghampiri Widia untuk menjemputnya, setelah menjemput, Ustadz Syam memasangkan cincin, tapi saat hendak memasangkan cincin Widia masih ragu untuk memberikan tangannya pada Ustadz Syam. Dengan keraguan dan mencoba berani, akhirnya Ustadz Syam berhasil memasangkan cincin di jari manisnya Widia.

Setelah memasangkan cincin Widia mencium tangan laki laki yang kini sah menjadi suaminya itu, dengan mantap Syam mengecup kening Widia serta membacakan sepucuk doa di kepala nya.

"Kau telah halal bagiku, begitu juga sebaliknya, semoga langkah baik ini di ridhoi Allah" ucapan Syam membuat Widia tersenyum haru

"Aamiin"

Setelah acara akad itu Syam dan keluarga pulang ke rumah Widia, karena masih ada resepsi di kediaman Widia.

Resepsi pernikahan Syam dan Widia dihias sedemikian rupa, hampir mirip di gedung, meskipun sederhana tapi mewah.

Ya Habibal Qolbi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang