Pesawat sudah mendarat satu jam lalu, itu berarti sudah satu jam ia menunggu. Menunggu orang yang akan menjemputnya, tapi ia baru menyadari kalau kepulangannya di percepat dan tak akan ada yang mengetahuinya. Cara terakhir adalah terpaksa ia harus menunggunakan taksi.
Sekitar setengah jam perjalanan dari bandara menuju rumah, akhirnya ia sampai di tempat berwarna abu abu yang tak pernah ia tinggali selama setahun terakhir.
Suasana rumahnya kali ini terlihat ramai, terdengar seperti perbincangan.
" Assalamualaikum " dengan pelan Hilda masuk ke dalam
" Waalaikumsalam " jawab yang di dalam
Di dalam rumah, banyak anak anak yang seumuran dengan Ryan mungkin, fikir Hilda.
" maaf, kaka siapa ya? " tanya seorang anak kecil yang memegang krayon di tangannya
" adek adek.. sekarang kita sholat dzuhur dulu ya.. "
Suara itu membuat Hilda melihat ke asal suara yang datang dari arah dapur, Hilda langsung menghambur pelukan nya pada sahabat yang sudah lama tak di lihatnya ini.
" Widia! "
" Hilda! "
Widia membalas pelukan sahabatnya ini, sahabat yang pergi selama kurang lebih setahun untuk menimba ilmu.
" katanya minggu depan, kenapa di percepat? " tanya Widia
" hehe.. sebenarnya program nya udah selesai kemaren lusa, Pa Wijaya ngasih aku waktu luang selama seminggu ke depan buat keliling Bangalore "
" terus kenapa pulangnya sekarang? "
" udah rindu tau.. lagian aku udah menjelajah seluruh Bangalore dalam satu tahun ini " Hilda mendaratkan badannya di sofa ruang tamu
" oh iya Wid.. anak anak ini siapa? " tanya Hilda
" mereka anak anak yang ga bisa sekolah karena keterbatasan ekonomi, orang tua mereka udah gaada. Sebagian lagi anak jalanan yang putus sekolah " jelas Widia
" yuk Wid- Hilda? "
Aidar memicingkan matanya menatap perempuan yang memakai satu set warna abu abu itu.
" kenapa gitu amat natapnya Ai? " tanya Hilda
" katanya minggu depan, kenapa sekarang? Tau gitu di jemput tadi " cerocos Aidar
" aku lupa, aku fikir kalian tau kalau kepulanganku di percepat "
" naik apa tadi? " Aidar celingak celinguk melihat ke luar
" taksi "
" ka, kita udah selesai Wudhu nya " ucap seorang anak perempuan yang sudah lengkap dengan mukena nya
" yang lain udah siap? " tanya Widia
" udah ka " jawab mereka serempak
Semua nya melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, setelah selesai sholat mereka langsung menuju dapur untuk makan siang.
" adek adek.. kenalin ini kaka Hilda, kaka Hilda ini anaknya ayah " Widia memperkenalkan Hilda di sela sela makan siang
" hay.. " Hilda melambaikan tangannya pada semuanya
" hay kaka.. " mereka membalas lambaian tangan Hilda
Setelah selesai makan siang, Aidar langsung mengantar anak anak pulang ke rumah yang sudah di sediakan ayah sekaligus dengan pengasuhnya.
.
.
." ibu guru lagi ngapain? " Hilda duduk di sebelah Widia yang fokus dengan laptopnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Habibal Qolbi 2
De TodoYang udah baca full Ya Habibal Qolbi 1, ini lanjutan ceritanya. Masih gak bisa nge deskripsiin gimana ceritanya. Baca aja lah langsung Voment nya jangan lupa Follow euy Ig @tumispete_ dan @kijingbekentaky Salammanis AnakKalsel BorneoSquad IjoTomat H...