Tamu Pagi

1.5K 80 9
                                    

Pagi telah menyeruak, Sang surya telah menampakkan sinarnya, pagi yg indah di selingi suara ayam yg bersahutan dan kicauan burung.
Hilda duduk sebentar menikmati secangkir teh hangat di teras.

" Assalamualaikum " ucap bibi yg baru saja datang

" Waalaikumsalam " jawab Hilda setelah menyeruput teh hangat nya itu.

" maaf Luh, bibi telat. Kamu udah sarapan? " tanya bibi

" nanti aja bi "

" bibi masuk dulu, mau beres beres " lalu melangkah pergi.

" kamu yg beres beres? " tanya bibi kembali ke teras

" hehe... abisnya gak ada kerjaan bi " jawab Hilda nyengir kuda

" kalo kamu yg bersih bersih, terus bibi ngapain? " rengek bibi manja

" bibi udah gak cocok manja kaya gitu, inget umur bi. Lagian Hil kan belum masuk kuliah masih frre, nanti kalo udah masuk kuliah, bibi punya kerjaan kok " canda Hilda

" udah gak usah cemberut gitu bi, sekarang mending kita masak sarapan " ajak Hilda yg melihat bibi diam

.
.
.

" Assalamualaikum " ucap seseorang sambil mengetok pintu rumah

" Waalaikumsalam " jawab Hilda dan bibi yg tengah di dapur

" bibi lanjutin aja masaknya, biar Hil yg buka pintunya " ucap Hilda dan berlalu pergi

Saat Hilda membukakan pintu, terpampang anak muda yg memakai jeans dan sweater hitam cengengesan nyengir kuda.

" kirain siapa, kepagian kalo mau namu mas " ucap Hilda

Saat hendak menutup pintu, Aidar menahannya dengan kakinya dan langsung masuk ke dalam rumah.

" elah... emangnya gak boleh aku main kesini? " tanya Aidar sambil menyamakan langkahnya dengan Hilda

" kamu gak punya jam di rumah? Baru juga jam 8 udah namu di rumah orang " tanya Hilda

" hehe... gapapa kan? Lagian aku di suruh om buat ngajakin kamu keliling Jakarta mumpung belum masuk kuliah " jelas Aidar

" jalan? " tanya Hilda

" yah enggak lah, masa keliling Jakarta jalan, cape tau, mending naik mobil " jawab Aidar

" Aarrggh.. au ah " kesal Hilda dan langsung duduk di meja makan

" eh den Aidar, tumben pagi pagi udah kesini " ucap bibi yg baru saja selesai masak

" numpang sarapan, makanya kesini " timpal Hilda

" kamu peramal ya? Kok tau sih.. wuihh... ternyata selain jago main gitar, kamu juga jago ngeramal " ucap Aidar sambil tepuk tangan gak jelas di depan muka Hilda

" Aidar.. " rengek Hilda

" iya sayang... " jawab Aidar manja

" sekali lagi kamu ngomong gitu aku tampar kamu ya " ancam Hilda

" hehe... cuma becanda, maafin lah, kan kamu sendiri yg bilang hidup itu jangan kaku, udah kek robot " bela Aidar

" Hh... iyadeh, tapi jangan gitu lagi ya. Kalo calon suami aku tau bis- Hilda langsung menutup mulutnya saat ia sadar dengan ucapannya.

" Hah! Kamu udah punya calon suami? " tanya Aidar kaget

" mm..ng...bukannya gitu ...

" aahh... gak ada kesempatan lagi buat aku " ucapnya lemas

Ya Habibal Qolbi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang