Sudah dua hari Hilda di rumah sakit, beberapa botol infus sudah masuk ke dalam tubuhnya.
" kau sudah bangun? " tanya Ahkam yang baru saja keluar dari kamar mandi
" makanlah " Ahkam mencoba menyuapi Hilda dengan makanan yang sudah di sediakan rumah sakit
Hilda menggeleng pelan sebagai jawaban, nafsu makan nya turun akibat dari penyakit yang di deritanya. Bibir mungilnya berubah pucat dan kantung mata yang menghitam.
" kau belum makan apapun dari kemarin. Aku memang tak peduli pada kondisimu, tapi jangan membuat orang tua mu khawatir " sikap dingin Ahkam kembali keluar
" mas.. sudah ku jelaskan itu semua rencana jahat dia, dia ingin menghancurkan hubungan kita "
" saya sudah bosan mendengar alasan anda. Saya masih diam tentang masalah ini, karena saya tau tak akan ada yang berpihak pada saya walau memang itu kebenarannya "
Ahkam meletakkan buburnya kembali ke atas nakas, berlalu pergi meninggalkan Hilda yang masih terbaring lemah.
Cklek
Pintu terbuka, menampilkan pria ber jas putih dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya.
" bagaimana kondisimu? " tanya nya
" tak ada yang berubah "
" apa abang memberitahu kenyataan nya pada mereka? " tanya Hilda
" tidak "
" cukup kita yang tau, terima kasih telah menjaga rahasia ini "
" tapi abang tak bisa berlama lama menyembunyikan ini semua. Ingat, se rapi apapun kita menyembunyikan ini akan ada masanya mereka mengetahui semua ini "
" selama Hil masih bisa menjalaninya, Hil tak ingin mereka tau "
Di tengah perbincangan mereka, Ahkam masuk ke dalam.
" maaf saya mengganggu kencan anda, saya hanya ingin mengambil ponsel saya " Ahkam beranjak keluar setelah mengambil ponselnya
" mas.. " panggil Hilda
Ponsel Hilda berbunyi memberi tanda bahwa ada notifikasi masuk, setelah di cek ternyata pesan whatsapp dari Widia.
Maaf ya gabisa ke rumah sakit dulu hari ini, pekerja nelpon katanya ada yang mau di omongin masalah barang.. jan lupa sarapan, obatnya diminum. Syafakillah bey, semoga cepat sembuh 😘😘
Iya Wid 😘
" Assalamualaikum "
Pintu terbuka dengan iringan salam, membuat mata tertuju pada mereka yang mengucap salam.
" Waalaikumsalam " jawab Reza dan Hilda
" gimana keadaan kamu sayang? " tanya Hana
" udah baikan umi.. "
" Za.. gimana keadaannya? " tanya Reyhan
" Baik Han, dia cuma kecapean aja, maklum abis nikah " canda nya
" bisa gitu ya.. lama ya waktu tempurnya ampe masuk rumah sakit " Reyhan malah terbejak dalam candaan Reza
" untung kamu ga gitu ya Fit.. " canda Reyhan yang membuat Fitry menatap tajam
" sok sok'an kamu Za tau dia kecapean abis nikah.. kamu aja belum nikah.. " ledek Fitry yang membuat Reza menatap datar ke arahnya
" bully aja teros.. ampe puas.. "
" ih.. Reza ngambekan sekarang " goda Reyhan, membuat yang lain ikut tertawa
Tak terkecuali Ahkam, sedari tadi ia menatap sinis pada Reza. Akhirnya rasa penasarannya selama ini pada orang yang bernama Reza terkuak, Reza adalah orang yang dekat dengan keluarga Hilda. Apa mereka tak tau kalau Hilda dan Reza punya hubungan lebih? Fikir Ahkam
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Habibal Qolbi 2
DiversosYang udah baca full Ya Habibal Qolbi 1, ini lanjutan ceritanya. Masih gak bisa nge deskripsiin gimana ceritanya. Baca aja lah langsung Voment nya jangan lupa Follow euy Ig @tumispete_ dan @kijingbekentaky Salammanis AnakKalsel BorneoSquad IjoTomat H...