Pengganggu Pagi

732 53 6
                                    

Drrrttt...

Getaran dering ponsel terus saja berbunyi, Hilda sudah tau itu panggilan dari siapa, si pengganggu pagi. Sudah di reject masih ngotot menelpon, si penelepon mungkin hobi mengganggu orang tiap pagi. Tapi dia hanya mengganggu satu orang saja dan itu Hilda.
Seakan di sumpel kapas merk apa, telinga Hilda mengacuhkan dering ponsel itu. Matanya yang terasa berat untuk dibuka, rasa kantuk masih setia menemaninya. Hilda terpaksa tidur sehabis subuh karena kelewat ngantuk, ia begadang tadi malam untuk ngebut tugas yang sempat tertunda.

" arrghh!! "

Akhirnya kesabaran Hilda habis gaes.. dengan terpaksa ia mengangkat telepon itu.

" Bisakah kau tak menganggu ku untuk hari ini saja? " geram Hilda

" aku mohon.. aku sangat mengantuk dan ingin tidur untuk beberapa menit saja " melas Hilda

" Assalamualaikum Khumairo ku " sapa seseorang di seberang sana

" Waalaikumsalam " jawab Hilda

" Sobahul Khoir Galuh Ku "

" SobahunNur "

" kenapa sih masih pagi juga udah ngantuk aja, pasti begadang kan? " tebak Ahkam

" kenapa kau selalu menelepon ku sepagi ini? Tak bisa kah kau membiarkan aku istirahat sejenak, kau tak tahu mataku sudah seperti mata panda karena kurangnya jam istirahat ku " jawab Hilda lemas

" kasian sekali calon istri ku ini.. baiklah untuk hari ini aku libur mengganggu mu. Aku hanya ingin memberitahu kalau lusa kami dapat undangan di kampus mu "

" aku sudah mengetahuinya "

" benarkah? "

" iya, karena aku jadi ketua panitia. Entah kenapa mereka menunjuk ku jadi ketua, ah sudahlah. Dan kalian jangan lama lama disini agar tugasku tak terlalu banyak "

" kau tak ingin bertemu lama denganku? "

" bukan seperti itu. Kau tau aku sekarang sedang banyak tugas dan kegiatan lain, di tambah lagi mengurus kalian. Kalau badanku ini made in Jerman, pasti sudah rusak karena bekerja keras. Sudahlah.. aku masih mengantuk, biarkan aku istirahat beberapa menit sebelum ke kampus "

" yasudah.. maaf mengganggu tidurmu, istirahatlah. Akan ku tutup teleponnya, Assalamualaikum Khumairo ku "

" Waalaikumsalam "

Hilda mematikan telepon nya dan mulai memejamkan kembali matanya yang sudah seperti mata panda itu.

Tok.. tok..

" Luh.. sarapan "

Suara Widia dari luar kamar membangunkan kembali Hilda yang baru saja terlelap.

" nanti Wid.. masih ngantuk "

" Aidar udah nungguin tuh di depan, ayo Luh.. pagi ini rapat lagi buat acara lusa "

" rapat lagi? "

" iya.. Pa Wijaya yang nyuruh, katanya takut ada yang kurang "

" baiklah.. tapi izinkan aku tidur sebentar lagi "

" bangun Luh.. " Widia menarik paksa Hilda bangkit dari tempat tidurnya

" ayo bangun.. sarapan udah siap, kalau kamu gak keluar kamar dalam 10 menit. Kamu jalan kaki ke kampus " Widia berlalu pergi setelah berkata yang seperti ancaman bagi Hilda.

****

15 menit sudah mereka menunggu di ruang makan, nasi goreng yang semula panas berasap kini mulai menghangat. Aidar yang sibuk dengan ponsel nya dan Widia yang berkutat dengan laptop dan tugas tugasnya mulai kehilangan kesabarannya.

Ya Habibal Qolbi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang