****Lelah sekali malam ini, bukan karena pemakaman eyang, tapi tentang amanah eyang yang menyuruh ku untuk menikah dengan Widia. Aku menghela nafas kasar dan menyenderkan badanku di sofa ruang tamu, mencoba merilekskan badan dan otak yang sedari tadi mumet.
" udah pulang mas? "
Pertanyaan itu membuatku bangkit dari sofa dan menyalimi umi.
" nggeh umi "
" kenapa ga bangunin umi mas? "
" ndak apa apa mi, Ahkam takut nge ganggu umi tidur.. " jawab Ahkam
" cape banget ya mas, umi bikinin teh ya " tawar UmiFarida
" ndak usah umi, Ahkam sudah minum tadi di rumah nya eyang "
" baru pulang mas? " tanya seorang anak laki laki yang keluar dari kamarnya
" kamu belum tidur? " tanya Umi Farida
" kebangun mi.. kebelet " jawab Cholies dan berlalu pergi
" kamu ketemu calon mantu umi tadi mas? " tanya Umi Farida pada Ahkam
" umi ketemu Hilda tadi? "
" kamu gak ngenalin calon istri kamu? " tanya Umi Farida setengah kesal
" awalnya mi..
Ahkam menggantung ucapannya, ia teringat tentang kejadian di rumah Widia tadi.
" anak umi ada yang di fikirin ya.. cerita sama umi nak "
" ndak umi.. Ahkam gapapa "
" jangan bohong sama umi Nak, cerita sama umi " Umi Farida menggandeng tangan sang anak dan menuntunnya duduk di sofa
" cerita mas " suruh UmiFarida lembut
Tak ada kata yang di keluarkan Ahkam, ia mengeluarkan surat tadi dari dalam saku nya dan memberikannya pada umi Farida.
" apa ini mas? " tanya Umi Farida
" ini surat dari eyang Minah yang di kasih Uwi buat Ahkam " jawab Ahkam
Perlahan Umi Farida membuka surat itu dan mulai membaca setiap susunan huruf yang tertera di dalamnya. Sedangkan Ahkam menyenderkan badannya di sofa, memejamkan mata dan menutup muka nya dengan peci hitam berlogo Syubbanul Muslimin itu.
" apa yang Mas fikirkan? " tanya Umi Farida setelah selesai membaca suratnya
Ahkam membuka matanya, meletakkan kembali peci itu ke atas meja dan memposisikan duduk nya tepat berhadapan dengan Umi nya.
" umi.. eyang minta Ahkam untuk nikah sama Widia, Ahkam ga bisa mi.. Ahkam ga bisa nyakitin Hilda. Hilda udah baca surat itu dan dia juga nyuruh Ahkam buat nikah sama Widia, Ahkam gabisa mi.. Ahkam gabisa ninggalin Hilda mi.. "
Umi Farida tersenyum melihat Ahkam merengek bak anak kecil yang tak ingin sekolah di hari pertamanya. Ia mengelus lembut puncak kepala sang anak yang tak tertutup peci itu dan menciumnya.
" mas udah baca semua suratnya? " tanya Umi Farida
" maksud umi? " tanya Ahkam balik
" makanya jangan mendramatisir duluan.. " umi Farida terkekeh mengacak acak rambut hitam Ahkam
" biasakan untuk membaca surat nya sampai habis " ucap Umi Farida memberikan surat nya
Ahkam baru menyadari ada surat lagi di bagian lain, matanya mulai mengikuti kata demi kata yang tertulis dalam surat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Habibal Qolbi 2
RandomYang udah baca full Ya Habibal Qolbi 1, ini lanjutan ceritanya. Masih gak bisa nge deskripsiin gimana ceritanya. Baca aja lah langsung Voment nya jangan lupa Follow euy Ig @tumispete_ dan @kijingbekentaky Salammanis AnakKalsel BorneoSquad IjoTomat H...