huu.. pedas

1K 45 10
                                    

" ikut mas ke pondok yuk sayang.. " ajak Ahkam pada Hilda yang baru saja selesai mandi

" ngapain? " tanya Hilda

" mas harus latihan kesana buat acara besok di pondok "

" males ah " Hilda merebahkan dirinya di samping Ahkam dan memainkan ponselnya

" ayuk ah yang.. " bujuk Ahkam

" lagi mager nih, mas kalau mau kesana kesana aja " Hilda tetap fokus pada ponselnya

" kamu tinggal masuk mobil, duduk anteng yang manis diem liatin aku nyetir dah itu doang. Masa kamu tega mas kesana sendiri.. nanti mas rindu sama kamu " gemas Ahkam

" dasar bucin. Males ah, mas kalau mau latihan latihan aja "

" kamu ikut ya.. "

" aku sedang nyaman berada di posisi ini " lagi lagi hanya ponsel yang di lihatnya

" ngapain sih! " Ahkam merampas paksa ponsel yang tengah di mainkan Hilda

" ih.. aku lagi main game, jadi kalah kan " rengek Hilda

" ponsel kamu sekarang mas yang pegang "

" gaada gaada, gabisa no no no "

" gaada penolakan "

" mas ih.. balikin " Hilda berdecak kesal

" gamau "

" mas! "

" gamau! "

Dengan hentakan kaki nya, Hilda berlalu keluar kamar membanting pintu cukup keras.
Ahkam yang melihat itu hanya menghela nafas panjang, beginilah pengantin baru.

" sayang.. " Ahkam memeluk Hilda dari belakang

" jangan marah ya.. "

" lepasin mas.. " Hilda melepaskan pelukan Ahkam dan berlalu pergi

" jangan marah dong, mas minta maaf ya.. "

" maafin mas ya.. abis nya kamu sih mas ajakin gamau "

" kalau aku bilang gamau ya gamau, aku lagi cape mas! Mas kalau mau ke pondok, ke pondok aja sendiri sana " Hilda membanting pintu kamar dan merebahkan dirinya di kasur

Lagi lagi Ahkam menghela nafas melihat sikap istri nya ini, entah kenapa Hilda begitu sensitif sampai sampai marah padanya.

****

" ndak jadi ke pondok Fidz? " pertanyaan itu terdengar dari telepon Ahkam

" ndak Dan.. kirim aja sholawat yang bakal di bawain, ntar aku latihan di rumah "

" iyaiya "

Bukan tak mendengar, Hilda hanya pura pura tak mendengar saat Ahkam berbicara di telepon dengan Aldan. Sebenarnya ia merasa bersalah karena telah menolak ajakan Ahkam, namun apa daya ego masih lebih tinggi daripada perasaan.

" mas ga jadi ke pondok, kamu istirahat aja.. mas latihan dulu di kamar Cholies " Ahkam mencium puncak kepala Hilda yang tengah berbaring membelakangi nya dan berlalu keluar kamar

****

Tok..tok..

Hilda membuka pelan pintu kamar Cholies, menampilkan Ahkam yang tengah tertidur dengan buku sholawat yang tergeletak di sampingnya.

" mas.. " Hilda mencoba membangunkan Ahkam dengan perlahan

" iya.. "

Ya Habibal Qolbi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang