Sudah setengah hari Hilda berada di rumah Umi Farida, selama itu pula fikirannya tak tenang, memikirkan Widia yang entah seperti apa sekarang setelah ia mengetahui semua ini.
Sedari tadi ia mondar mandir di ruang tamu, duduk, berdiri lagi, mondar mandir lagi, dengan raut wajah yang sudah pasti gelisah." Umi.. Hil harus pulang ketemu Widia " ucap Hilda yang melihat umi Farida baru saja memasuki ruang tamu
" nanti sayang... biarin Widia nenangin diri dulu, setelah Ahkam pulang kita akan ke rumah Widia untuk menjelaskan semuanya "
Ucapan Umi Farida membuat Hilda sedikit lega, tapi itu tak mengurangi rasa cemasnya. Ia takut Widia marah dan ... ah..
Hilda menarik nafas panjang untuk menetralisir keadaannya. Umi Farida yang melihat itu mengerti dengan suasana hati Hilda. Ia menuntun Hilda untuk duduk di ruang tamu, menenangkan perasaan calon menantu nya itu." jangan terlalu di fikirkan sayang "
" tapi Umi...
" tenanglah.. sekarang kita makan siang dulu "
Hilda menggeleng pelan sebagai jawaban, keadaan ini membuat ia tidak nafsu makan.
" sayang... kamu hanya makan sedikit tadi pagi. Ayo makan "
" nanti aja umi.. Hil masih kenyang " tolak Hilda halus
" jangan di fikirkan masalah itu sayang.. semuanya akan selesai malam ini. Hubungan kamu dan Widia akan baik baik saja "
" semuanya akan cepat selesai sayang " ucap Umi Farida memeluk Hilda untuk memberikan sedikit ketenangan dan mencium puncak kepala nya.
" makan dulu sayang "
" nggeh umi "
Selesai sholat dzuhur dan makan siang, Hilda dan Umi Farida duduk sebentar menonton tv.
" umi kamu rencananya pengen mempercepat pernikahan kalian "
" lagi? Hil udah bilang waktu itu kalau Hil sama mas Ahkam menikah setelah lulus kuliah "
" apa ga kelamaan sayang? Emang kalian ga pengen laksanain sunnah rasul gitu? " goda umi Farida
Hilda menaikkan satu alisnya menatap umi Farida, ia mulai tahu alur dari pembicaraan ini.
" maksud umi? " tanya Hilda pura pura tak mengerti
" umi kepengen cepet cepet punya cucu " jawab Umi Farida dengan nada sedikit manja
" sabar Umi.. tunggu beberapa tahun lagi "
" kan setelah nikah kalian bisa melanjutkan kuliah "
" nggak umi.. Hil takut gabisa nge bagi waktu antara seorang istri dan mahasiswi, Hil takut gabisa jadi istri yang baik "
" baiklah "
" istirahatlah. Kita akan ke rumah Widia malam ini setelah Ahkam pulang "
" kamu kenapa sayang? " tanya Umi Farida kala melihat Hilda menunduk memegang kepalanya
" gapapa umi " lirih Hilda
" gapapa gimana? Kesakitan gitu " tanya Umi Farida yang mulai panik
" Hil cuma kecapean aja mi.. "
" yaudah kamu istirahat dulu "
Umi Farida menuntun Hilda masuk dalam kamar dan menyuruhnya untuk istirahat.
" kamu istirahat di kamar Ahkam aja ya.. soalnya kamar Cholies belum umi bersihin " ucap Umi Farida
" gapapa umi? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Habibal Qolbi 2
RastgeleYang udah baca full Ya Habibal Qolbi 1, ini lanjutan ceritanya. Masih gak bisa nge deskripsiin gimana ceritanya. Baca aja lah langsung Voment nya jangan lupa Follow euy Ig @tumispete_ dan @kijingbekentaky Salammanis AnakKalsel BorneoSquad IjoTomat H...