Pagi ini mereka makan kembali ke kehidupan perkuliahan mereka, melanjutkan kembali status mereka sebagai Mahasiswa dan Mahasiswi.
" udah siap belum? " tanya Widia
" udah " jawab Aidar dan Hilda
" tinggal masukin barang barang ke mobil " ucap Aidar
Sementara Aidar dan Danies memasukkan barang barang ke mobil, Hilda dan Widia malah santai duduk di teras.
" elah.. bukannya bantuin malah nyantai, banyak nih barang yang di masukin " gerutu Aidar
" Aidar kan kuat, masa barang cuma segitu nge gerutu.. bantuin orang kan dapat pahala " jawab Hilda
" oh iya Luh, kamu ga mau nemuin Hafidz dulu? " tanya Widia
" buat? " tanya balik Hilda
" ya pamitan lah.. masa ngajak dia ikut " gemas Widia
" mager ah " jawab Hilda acuh
" sejak kapan istri seorang Hafidzul Ahkam mager kek begini? Ayo pamitan "
" mager Wid, mager masya allah.. ini aja aku pen banget tidur "
" Assalamualaikum " ucap seseorang yang berdiri di hadapan mereka
" Waalaikumsalam " jawab mereka serempak
" ada yang lagi ga pengen ketemu sama aku ya.. " tebak Ahkam
" enggak... bukannya gitu.. anu.. apa itu " jawab Hilda gelagapan
" iya Fidz.. dari tadi aku paksa buat pamitan sama kamu katanya mager masya allah. Emang ga pen ketemu kek nya dia sama kamu " Widia memanas manasi suasana kali ini
" ih.. bukannya gitu, Widia mah.. "
" kalau emang ga pen ketemu aku, yaudah aku sama umi pulang aja "
" kalian itu ya.. hobi banget ngerjain calon mantu umi " tegur Umi Farida pada Ahkam dan Widia
" maaf umi.. " cengir mereka
" sayang.. hati hati di jalan ya, kalau udah sampai kabarin umi.. jangan lupa sholat, jangan kecapean, jangan terlalu banyak fikiran " ucap umi Farida mencium puncak kepala Hilda
" iya umi.. "
Bahagia ya kamu Luh bisa mendapat kasih sayang dari Umi nya Hafidz, seandainya aku yang berada di posisi kamu sekarang. Ah.. aku berharap apa yang tak akan menjadi milikku. Batin Widia
" perasaan Ahkam ga pernah di giniin deh kalau pergi jauh " cibir Ahkam
" ngiri mulu kamu ini, emang umi ga pernah nasehatin kamu kalau kamu pergi jauh? Ha! " tanya Umi
" hehe... becanda umi.. " cengir Ahkam
" Uwi.. titip rumah ya.. aku berangkat " pamit Widia
" nggeh mba, hati hati "
" ayo sekarang kita berangkat, nanti ketinggalan pesawat " teriak Aidar bak pedagang kaki lima
" Umi.. Hil berangkat dulu ya.. " pamit Hilda menyalimi Umi Farida dan diikuti yang lain
" Assalamualaikum "
" Waalaikumsalam "
Perlahan mobil mereka melaju menembus jalanan keluar desa Kecik menuju Surabaya.
****
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Habibal Qolbi 2
RandomYang udah baca full Ya Habibal Qolbi 1, ini lanjutan ceritanya. Masih gak bisa nge deskripsiin gimana ceritanya. Baca aja lah langsung Voment nya jangan lupa Follow euy Ig @tumispete_ dan @kijingbekentaky Salammanis AnakKalsel BorneoSquad IjoTomat H...