Mungkin kekhawatiranku terlalu berlebihan. Tapi yakinlah itu semua aku lakukan karena aku benar-benar takut kamu terluka
**Tirta Axelio**
--------------------
Happy reading!!
Jangan lupa vote sebelum membaca dan comment setelah membaca ya!!😄😄***
Hari ini ada rapat OSIS karena akan membahas Pensi yang akan dilaksanakan minggu depan. Sehingga sudah dipastikan anggota OSIS lah yang akan sibuk. Kini mereka termasuk Milla, Ocha, Agra dan Moka sudah berada di ruang OSIS dan hanya menunggu Ketua Osis datang.
"Selamat siang!"
"Siang kak" ucap semuanya serempak.
"Maaf, kalian harus ada rapat dulu seperti ini jadi kalian pulangnya agak telat" ucapnya membuka. "Baiklah untuk acara Pensi nanti saya mau kelas 10 yang menghandlenya"
"Loh kok gitu sih, Ta. Kelas 10 kan baru beberapa hari dilantik jadi OSIS masa udah dikasih tugas kayak gini, ini kan acaranya gak main-main" tolak Nindy---sekretaris OSIS.
"Iya ini acara besar loh, kalo gak sukses bisa kena semprot kepsek kita" tambah Gano---osis senior.
"Oke, terimakasih karena sudah mengutarakan pendapat kalian. Baiklah jadi seperti ini karena kelas 10 memang baru dilantik beberapa hari terakhir ini maka dari itu dengan adanya acara ini kita sebagai senior bisa melihat performa dari OSIS kelas 10. Jadi kita benar-benar menguji kesungguhan para OSIS baru dalam mengikuti organisasi ini." jelas Tirta.
Milla hanya tersenyum dan menatapnya dengan intens. Benar-benar bijaksana.
"Nah, karena memang ini acara yang besar kita juga gak sepenuhnya melepas tanggung jawab, jadi kita tetap mengontrol kegiatan ini nantinya. Tapi kita cuma membantu sedikit saja. Nah nanti kita bisa lihat kesungguhan OSIS baru dengan keberhasilan acara ini nantinya" tambah Tirta.
"Jadi gimana setuju semua??" tanya Bayu ---waketos.
Semua hanya menganggukan kepalanya, menandakan setuju. Lalu Bayu---waketos berdiri dan menjelaskan tentang konsep apa yang akan dilaksanakan. Milla menyimak dengan serius. Tiba-tiba Ocha menyenggol lengan Milla pelan.
"Lihat deh kak Tirta lihatin lo terus daritadi" ucap Ocha.
"Hah? Masa? Mana mungkin sih"
"Gak percaya. Tuh lagi lihatin lo"
Milla pun melihat Tirta dan benar saja memang Tirta tengah memperhatikannya. Mata mereka bertemu sangat lama. Sampai akhirnya Milla mengalihkan pandangannya terlebih dahulu.
Kok gue jadi salting gini sih!!
Pake deg-degan segala nih jantung!!
Milla bermain dengan pikirannya. Rasanya ia benar-benar tak nyaman diperhatikan seperti saat ini. Milla memilih fokus mendengar penjelasan Bayu. Namun ia merasa bahwa Tirta masih melihatnya.
"Jadi ada yang memiliki pendapat mengenai konsep pensi nanti?" tanya Bayu. Semua diam.
"Coba yang kelas 10 gimana pendapatnya?" tanyanya kembali. Semua masih diam.
"Coba kamu! Gimana pendapat kamu?" ucap Tirta yang menyuruh Milla memberikan pendapat. Milla tersentak.
"Ha?? Em. Menurut saya kak, konsep yang tadi kak Bayu jelaskan itu udah banyak ada disekolahan lain."
"Apa kamu punya ide lain?" ucap Bayu.
"Iya kalo menurut saya kak kenapa kita gak gabungin aja antara musik, seni, sama dance jadi satu kak. Jadi mereka kita gabung dulu setelah itu kita kasih part masing-masing untuk menunjukan kelebihan masing-masing setelah itu kita tunjukin bakat perkelas" usul Milla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Berjuang
Teen Fiction( Cover by @Melianaptr16 ) Kenalin cerita biasa yang merupakan kisah hidup gue dari masa gue menginjak sekolah menengah. Gue tulis didalem sini beserta kelakuan aneh, lucu, goblok, unik temen-temen gue yang sama-sama berjuang. "Jangan berjuang send...