***
"Culametan met met, culametan met met, culametan."
Itu bukan suara lagu hitz yang ada di tiktok yang cukup banyak terdengar saat ini. Itu suara Detti yang menirukannya. Tidak mirip, malah menggelikan telinga bahkan. Detti adalah penggemar tiktok. Bukan baru melainkan sudah sejak lama melainkan sejak kelas sepuluh. Dan sepertinya virus itu sudah menular kepada Moka. Hampir setiap harinya Moka mencoba mengikuti gerakan dance yang ia lihat di tiktok. Tidak bagus, biasa saja. Namun hampir setiap hari Moka selalu meributkan dan membahas itu bersama Detti.
"Nih, ituloh gue suka liat dia main tiktok. Ya meskipun cuma kayak slow motion gitu doang. Tapi bagus tau. Cantik lagi orangnya, giginya gingsul tuh." Moka seraya menunjukan video tiktok di hp yang ia genggam kepada teman-teman dikelasnya.
"Iih, iya giginya bagus." respon Maria.
"Iya emang bagus. Cantik kan?"
"Iya cantik."
Dikeliling Moka pun juga terdapat Milla, Detti dan Ocha. Mereka sama-sama melihat beberapa video tiktok disana.
"Iya sih, emang cantik sih. Coba aja kalo orang jelek buat video kayak gitu. Pasti gak bagus." ucap Milla.
"Iyalah, Milla. Mana bagus." jawab Detti. Milla hanya mengangguk lalu melanjutkan menonton.
"Ih liat tuh. Iya-iya lo itu cantik. Huh, anjirrr cantik bener." ucap Moka menanggapi beberapa video yang dilihatnya. Semua seolah ikut terseret menikmati dan melihat beberapa tiktok yang dibuat oleh perempuan yang sedang dibahas Moka itu.
Jika ditanya, siapa yang tidak menyukai tiktok. Cuma Milla yang akan menjawab. Bukan tidak suka sebenarnya. Milla terkadang masih suka melihat beberapa orang yang mempunyai akun tiktok. Hanya saja Milla mungkin biasa saja. Tidak terlalu terbius akan pesona tiktok.
"Udah-udah itu ada bu Faj mau masuk kelas." Agra berjalan ke jangkung seraya mengingatkan.
"Eh anjir paket gue abis." rutuk Moka sambil berdiri.
"Iya loh, cepet banget kalo liat tiktok tau. Serasa kayak main ig gitu. Boros." ucap Detti.
"Abisnya kan video-video gitu. Jadi pasti banyak data yang keserot kan." lanjut Milla.
"Hooh si."
Semua sudah kembali ke kursinya masing-masing. Setelah Moka memberi aba-aba untuk memberi salam dan berdoa. Semua siswa dikelas itu mengeluarkan hp nya masing-masing. Hari ini Bu Faj memang menginteruksikan agar membawa hp ke sekolah dikarenakan akan mengikuti try out online. Kemarin, Milla, Moka dan Maria sudah melakukan try out terlebih dahulu. Dan sekarang akan diuji cobakan ke semua siswa di kelas akuntansi ini.
"Coba masuk ke link yang ibu kirim di grup ya." perintah Bu Faj. Segera semua langsung mengikuti perintah Bu Faj tanpa banyak bertanya.
"Bu, yang udah ikutan kemarin bisa ikutan lagi enggak?" tanya Maria.
"Gak tau juga ya. Coba aja dulu." Maria mengangguk paham.
"Eh gue bisa nih. Kerjain ya bu." ucap Moka yang sibuk menekan-nekan layar hpnya.
"Kalo bisa silahkan dikerjain." tutur Bu Faj.
Semua orang yang ada dikelas sibuk memainkan hpnya. Ada yang berjalan kesana kemari untuk sekedar bertanya. Adapula yang mencari sinyal, karena sinyal didaerah ini cukup sulit. Adapula yang meminta hotspot kepada teman-teman yang lain. Maria sibuk meminta hotspot kepada Milla namun Milla hanya menjawab 'susah sinyal' 'ntar' 'gabisa gimana?' dan masih banyak alasan lain yang Milla keluarkan. Dasar pelit. Sampai akhirnya Maria jengah dan lebih memilih meminta hotspot kepada Wulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Berjuang
Teen Fiction( Cover by @Melianaptr16 ) Kenalin cerita biasa yang merupakan kisah hidup gue dari masa gue menginjak sekolah menengah. Gue tulis didalem sini beserta kelakuan aneh, lucu, goblok, unik temen-temen gue yang sama-sama berjuang. "Jangan berjuang send...