37. TB

69 3 0
                                    

Happy reading❤

-

-

"Seriusan lo! Demi gue yang gantengnya gak bakalan ilang selamanya?!" teriak Hanan sehingga membuat beberapa orang melirik memperhatikan.

"Mulut lo ya udah kayak petasan lima ribuan aja sih!" geram Milla. Dia melototi Hanan yang tiba-tiba menaikkan volume bicaranya.

"Lo beneran break sama Taki?"

"Iya."

"Serius?"

"Iya."

Tidak mungkin. Hanan tidak percaya.

"Lo pasti--"

"Gue gak bohong." potong Milla.

Hanan menatap Milla sambil mengedip-ngedipkan matanya. Mungkin ia terlanjur terkejut atau masih tidak percaya.

"Lebay banget si ah." kesal Milla.

"Lo yakin? Lo beneran break?"

"Lo mau gue jawab 'iya' sampe seribu kali baru lo percaya, haa!!?"

"Iya. Coba sebut!"

Milla menggerutu. Ia kemudian menyentil jidat Hanan dengan keras. Hanan hanya meringis namun tetap fokus menatap Milla.

"Iya, seribu kali. Puas?"

"Eh, gak gitu curut."

"Bodo amat."

Hanan tertawa sejenak. Ia kemudian menatap langit yang tampak mendung itu. Mungkin sama dengan suasana hati Milla saat ini. Tetapi, yang Hanan lihat Milla tampak biasa saja, seolah tanpa beban sama sekali. Apa ia akan melepaskan Taki semudah itu? Ahh bukan urusannya. Hanan menatap Milla sendu. Namun, gadis itu hanya fokus menatap anak-anak kecil yang sedang berlarian ditaman. Kadang kala ia juga ikut terkekeh. Seringan itu kah masalahnya?

"Lo bohong kan sama gue?" tanya Hanan lagi.

"Cckk.. Lo ngeselin banget si."

Hanan memegang kedua pundak Milla agar ia berhadapan dengannya. Milla menatap Hanan bingung. Perasaannya mendadak tidak enak.

"Lo yakin cuma break?"

Milla mengangguk. Hanan mengulum bibirnya. Dia pasti...

"Astaga!!!! Kenapa gak sekalian putus aja sih. Hahahahahahahahaha."

"Please, deh putus aja kenapa."

Hanan tertawa dengan kerasnya. Ahh, Milla sudah menduga itu. Tak mungkin ia akan berbelas kasihan kepadanya. Apalagi selama ini Hanan adalah orang nomer 1 yang menentang hubungannya dengan Taki. Hanan masih sibuk tertawa sambil memegangi perutnya. Sebegitu senangkah dia?

"Ketawa aja sampe puas."

"Seriusan gue. Kenapa gak putus aja sekalian sih?"

"Suka-suka kita."

"Lo tau kalian itu cuma menunda perpisahan doang. Percuma. Break? Itu bullshit."

"Kenapa gitu?"

"Break. Lo tau dengan kalian ngelakuin hal itu artinya kalian udah saling meragukan perasaan masing-masing. Bisa dibilang perasaan kalian hampir hilang, hanya saja kalian belum bisa nerima itu. Perasaan kalian udah rusak satu sama lain. Alhasil, kalian masih menunggu kepastian dengan jalan ya itu tadi 'break'."

"Lo salah." sahut Milla sambil menyelipkan anak rambutnya.

"Dengan kita milih jalan itu artinya kita yakin bahwa perasaan yang rusak itu bisa kembali seperti semula. Masih ada waktu dan kesempatan buat memperbaikinya."

Teman BerjuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang