29. TB

67 4 0
                                    

**happy reading**

Kalo punya otak itu dipake, jangan dijadiin dipajangan.

***

"Oh my ghost!!! Milla!" teriak Ocha sambil memukul meja kafe dengan cukup kuat. Sehingga menarik perhatian beberapa pelanggan cafe yang ada disana.

"Apa sih, Ocha." jawab Milla santai.

"Bikin malu goblok." ucap Maria dengan sedikit emosi.

"Abisnya, Milla tuh." tunjuk Ocha pada Milla yang masih saja bersikap tidak terjadi apa-apa.

"Lo kok santai gitu sih, ya jelas Taki cemburu. Secara nih ya lo pacar dia, Milla. Cowok mana yang gak cemburu liat ceweknya berduaan sama cowok lain." tegas Ocha. "Ya kan Maria?"

"Hooh. Gue setuju sama Ocha kali ini." dukung Maria sambil menyeruput minumannya.

Milla hanya mendengus lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela cafe. Malas untuk menyanggah dan memberi penjelasan kepada kedua temannnya itu. Ujung-ujungnya pun dirinya yang tetap akan disalahkan, jadi untuk apa.

Tok. Tok. Tok. Ocha mengetuk-ngetuk meja. "Milla! Lo dengerin kita gak sih."

Milla menoleh denga malas "Iya-iya gue dengerin."

"Menurut gua ya Milla. Lo disini yang salah." ucap Maria. Milla hendak menyahut namun jari tangan Maria terlebih dahulu terangkat menandakan ia melarang Mila untuk menjawab. "Milla, lo sadar gak sih. Lo udah ngulangin kesalahan lagi."

"Tunggu, kesalahan apalagi sih emang?" tanya Milla yang bingung.

"Dulu, lo pernah kan jalan bareng sama mantan lo." ucap Maria pelan.

"What! Iyaa gue inget, njir." jawab Ocha sambil semeringah.

"Ralat tuh omongan lo. Bukan jalan, tapi cuma nebeng." sungut Milla kesal.

"Okelah, apapun itu namanya intinya sama aja kan. Ya pokoknya lo udah kena imbasnya dulu kan, masih aja ngulang. Gak kapok emang?" peringat Maria sambil menatap Milla mengintimidasi. Milla cuma mendengus saja.

"Iya tuh, sampe lo nangis-nangis di jalanan kan. Gara-gara Taki marah sama lo. Haha. Lucu ya Maria." ledek Ocha.

"Ochaaa!!" panggil Milla sambil setengah berteriak.

"Hehe. Lucu njir ngingetnyaa tauu." jawab Ocha sambil tertawa.

"Emang kenyataan, jadi gaboleh protes." tambah Maria. Ocha hanya tertawa saja melihat ekspresi kekesalan Milla.

Siang ini Milla, Ocha dan Maria sedang berada di sebuah cafe. Itupun karena ajakan Milla untuk makan siang bersama. Karena kedua temannya itu sangat susah untuk diajak keluar rumah. Rumah Ocha yang begitu jauh dan Maria yang jarang keluar rumah.

"Eh, ngomong-ngomong lo kan yang bayarin?" tanya Maria.

"Iya, gue yang bayarin."

"Uuwuuu. Makasih Milla sayang." puji Ocha dengan ekspresi sok imutnya itu. Hal itu membuat Milla dan Maria segera membuang muka dan menutup mulut seolah-olah ingin muntah melihat tingkah Ocha.

"Jadi nih ya Milla. Gue nasehatin nih sekarang. Mending sekarang lo harus jauh-jauh dari temen-temen cowok terutama Hanan. Buat jaga perasaan cowok lo." ucap Maria sambil mengangkat dan menodongkan garpunya ke arah Milla.

"Harus banget kayak gitu."

"Iya, Milla!" ucap Maria dan Ocha dengan kompak. Milla yang mendengar itu hanya mencebik.

Teman BerjuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang