36. TB

47 4 0
                                    


Happy reading❤

.
.
.

Mungkin lebih baik dikenang, karena kita tidak bisa mengulang

-Teman Berjuang-
**

Beberapa kenangan memang harus ada yang diingat dan sebagiannya lagi memang perlu dilupakan. Baik itu yang menyenangkan atau itu yang menyakitkan. Ini cuma bagian dari proses hidup yang nantinya bakal dikenang beberapa tahun kedepan. Dan kalian tahu masa apa yang paling menyenangkan. Tentunya masa sekolah menengah yang memiliki banyak cerita. Disana kita lebih sering jatuh, bangkit, hilang arah, bingung, kesal, sedih, senang, dan mengerti arti teman. Masa itu adalah masa dimana banyak cerita yang terukir.

"Lo inget gak sih pas dulu itu.." ujar Ocha sembari memakan bekalnya.

"Apa? Dulu apa?" tanya Milla.

"Dulu pas kita jajan beli bakso ting-ting terus cuma dikasih kuah cabe. Abis itu karena belum puas kita tambahin bon cabe level 30 yang Detti bawa dari rumah." ujar Ocha mengingatkan masa dulu.

"Anjir, gue inget.." Moka berujar dengan semangat. "Terus abis makan itu kita sakit perut, guling-guling dilantai kelas. Haha."

"Itu kan pas kelas sepuluh ya, haha." ujar Milla sembari ikut tertawa.

Bakso ting-ting adalah cara kita menyebut jajanan bakso ikan yang dikasih kuah. Dulu setiap kelas sepuluh hampir setiap hari kita membeli jajanan itu. Sampai rela antri panjang karena memang jajanan itu dianggap terenak pada masanya. Hidup bakso ting-ting!

"Kalau nginget-nginget masa dulu jadi sedih deh, kita kan bentar lagi lulus."

"Udah dinikmatin aja si, Cha. Emang lo mau gak lulus-lulus?" tanya Milla.

"Hah, emang boleh gak lulus-lulus."

"Ya, boleh lah kalo lo mau."

"Gue mau!!" tegas Ocha.

Moka menatap Ocha garang. "Lo tuh kalo goblok jangan natural amat si, Cha. Kasian ntar cowok lo."

"Gue jomblo." jawab Ocha cepat. "Sama kayak lo tapi bedanya gue jomblo aja sedangkan lo jomblo akut."

"Gue gebuk ya lo!"

"Tuh kan galak, pantes gak ada yang mau sama lo." ujar Ocha santai sambil menikmati bekalnya siang ini. Moka hanya cemberut menahan emosi. Ia pun memakan bekal yang ia bawa pula. Hari ini memang kita memiliki janji untuk membawa bekal dari rumah masing-masing. Irit, katanya.

"Kenapa lo gak mau lulus?" tanya Milla.

"Biar gak capek kerja. Terus kalau kita sekolah kan dapet duit jajan terus. Jadi, enakan sekolah aja deh."

"Yakali sampe peyot lo mau sekolah terus."

"Kalo bisa, gue mau."

Milla menggelengkan kepalanya. "Cha, kayaknya otak lo ketinggalan digerbang sekolah deh."

Moka telah menghabiskan makanannya. Diantara kita bertiga semuanya doyan makan. Tetapi raja dari segala raja makanan ya si Moka. Mungkin sebentar lagi dia akan mengajak Detti ke kantin untuk sekedar membeli gorengan atau roti. Padahal, ia baru saja menghabiskan bekalnya. Moka seperti selalu kelaparan.

"Eh, ngomongin dulu nih ya. Gue jadi inget, pas kelas sepuluh kita sering banget main bekel dikelas." ujar Moka sambil terkekeh membayangkan.

Bughhh!!

"Eh, anjir lo. Ngapain mukul gue." teriak Moka karena tiba-tiba Ocha memukulnya dan sekarang Ocha sedang tertawa lepas.

"Haha. Enggak lo itu lucu banget. Gue inget banget itu pas si Karin dipanggil ke ruang BK gara-gara ketauan nonton drakor pas jam kosong. Karena waktu Bu Fitri masuk dia malah nge-pause pas adegan ciu--"

Teman BerjuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang