12. TB

141 10 26
                                    

Hari ini adalah hari diadakannya pensi di SMK OCTOPUS. semua dekorasi terlihat sangat cantik. Ini semua berkat kerja keras para osis. Semua tamu undangan sudah mulai berdatangan. Dan semua siswa sudah banyak berkumpul dilapangan.

Diruang make up. Ocha mondar-mandir tak karuan. Ia bingung harus melakukan apa, pasalnya Megan belum juga datang. Padahal nantinya ia yang akan menari untuk pembukaan pensi ini.

"Ocha lo kenapa?" tanya Milla yang baru saja datang.

"Milla, gimana ini? Megan belum dateng dan sepuluh menit lagi dia bakal tampil"

"Megan gak ada?" tanya Milla kaget. Ocha hanya mengangguk mengiyakan.

"Kok bisa, kemarin pas prepare udah dikasih tahu kan?"

"Iya udah, tapi masalahnya gak tahu kenapa dia belum datang juga ini. Gimana?" tanya Ocha bingung.

"Lo udah coba telfon dia belum?" Ocha mengangguk dan menunjukan berkas panggilan di handphonenya.

"Tuh udah gue coba berkali-kali, tapi gak di angkat"

Milla ikut berpikir. Ia kemudian memutuskan untuk mencari Tirta. Milla berlari keluar tanpa memberitahu Ocha akan pergi kemana, Ocha pun tak bertanya dan malah sibuk menghubungi Megan, namun nihil panggilannya selalu ditolak.

"Nih orang minta di tampol. Awas aja kalo nanti gak dateng bakal gue omelin!" tekad Ocha.

Akhirnya Milla menemukan orang yang dicarinya, Tirta sedang mengatur mic sound dipanggung. Milla kemudian memanggilnya, Tirta pun datang menghampiri.

"Kenapa? Sudah beres semua kan??" tanya Tirta.

"Semua udah beres kecuali satu, masalah opening. Megan belum dateng dan bentar lagi dia bakal tampil"

"Megan?"

"Iya. Terus gimana ini, masa nanti gak ada opening pembuka gitu, kan kemarin udah kita susun rencananya" tanya Milla.

Tirta pun ikut bingung ia sendiri tidak tahu dimana Megan, karena sedari tadi pagi pun ia tak memegang ponselnya dan sibuk mengurus acara pensi.

"Ya udah gue cari dia dulu ya,"

*

"Milla, kenapa ini? Gue lihat kok kayak sibuk banget?" tanya Agra.

"Megan belum dateng"

"Ya biarin aja lah, yang penting acaranya lancar. Gak perlu dipikirin"

"Gak perlu dipikirin pala lo!" kesal Milla.

"Megan itu pembuka acara nanti, kalo gak ada dia acaranya gak bakal lancar!!!"

"What the hell!! Kok lo baru bilang!" kaget Agra.

"Udah lah, mending lo bantu cari! Cepet"

"Mager"

"Agraaa!!!!"

Agra menyengir kuda. "Hehe iya-iya gue cari!"

Sudah sekitar lima menit Milla menunggu di Ruang Make Up namun belum terlihat Megan menampakan dirinya disana. Milla duduk menatap cermin didepannya. Ia terlihat kacau, matanya terlihat memiliki kantung mata mungkin karena beberapa hari terkahir ini ia begadang karena mengurus pensi. Kulitnya sedikit terlihat pucat. Milla menoleh ketika ada seseorang yang masuk ke ruangan tersebut.

"Gue kira Megan tadi, ada apa kak?" tanya Milla.

"Lo gimana sih? Katanya semua udah beres ini kenapa tari masih acak-acakan!??" bentak Gani---osis seniornya. Milla hanya diam.

"Lo kalo gak sanggup buat jadi koor disini ya udah tinggal bilang. Megan mana? Belum dateng kesini kan??"

"Maaf, kak. Kemarin udah aku cek semua kok, dan memang udah beres tapi Megan yang gak tepat waktu" jujur Milla.

"Kalo salah ya salah! pake nyalahin orang lain. Lo sebagai koor juga harus bisa lebih cekatan dong. Cari dia kek, malah duduk disini!"

"Tadi udah sempet nyari kak, tapi gak ketemu" ucap Milla menahan emosi.

"Makanya kalo nyari pake mata. Lo inget ini. Kalo sampai acara ini gagal, lo haru keluar dari osis. Paham lo!!!"

Gani meninggalkan ruangan tersebut dengan kemarahannya. Milla hanya mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Kenapa menyalahkannya? Toh ini bukan sepenuhnya kesalahan nya. Milla kemudian duduk kembali ia melihat jam ditangannya.

"Dua menit lagi!" Milla menatap wajahnya di cermin.

"Gak ada pilihan lain,"

Milla membuka handphonenya dan langsung menelpon seseorang disana.

"Halo"

.....

**

Ocha berada dilapangan, ia masih berusaha menelfon Megan. Ia benar-benar gelisah saat ini.

"Ya ampun sebentar lagi. Gimana??" gelisah Ocha.

"Udah telpon lagi coba?" ucap Nindy---Sekretaris osis.

"Iya, ini dari tadi udah ditelpon. Masih aja gak diangkat kak"

"Gimana ini, dua menit lagi loh ini" ujar Nindy khawatir.

Tirta datang menghampiri mereka berdua. Tirta terlihat masih berekspresi kebingungan. Itu menandakan ia belum mengetahui dimana Megan berada. Semua langsung menatap Tirta seolah bertanya apakah udah ketemu?? Tirta mengerti itu, ia pun menggelengkan kepalanya. Membuat semua langsung menunduk dan kembali bingung.

"Gue tanya nyokapnya katanya uda berangkat ke sekolah dari tadi pagi" ujar Tirta.

"Tapi kok belum kelihatan ya?" tanya Ocha. Tirta menggeleng.

"Gue gak tahu"

"Apa dia baik-baik aja?" tanya Nindy.

"Itu yang gue takutkan, semoga dia gak papa"

"Terus ini gimana??"

Suara Pembawa acara sudah terdengar itu artinya acara pensi sudah dimulai. Semua langsung bertatapan. Bagaimana acara ini bisa dimulai, padahal sang penari belum kunjung datang. Semua sudah pasrah menerima kenyataan jika acara ini akan gagal.

"Baiklah, mari kita sambut penampilan tari tunggal SMK OCTOPUS"

Semua menutup matanya. Ocha sudah menunduk sambil memjamkan matanya. Semua sudah tidak tahu lagi bagaimana kelanjutan dari acara ini.

Suara musik terdengar dan ada seseorang yang menari disana. Seseorang yang tidak disangka oleh semua orang. Gadis tersebut meliukan tubuhnya sesuai irama dan musik, begitu anggun. Gerakan yang lemah gemulai dipadu dengan dance modern dengan gerakan energik. Begitu sempurna dilihat. Semua tercengang melihat penari tersebut. Benarkah acara ini akan kembali berjalan lancar? Namun, pertanyaan semua orang sekarang adalah apakah benar gadis itu menari????

Tirta tersenyum melihat gadis tersebut. Ia terus saja memperhatikan setiap gerak yang dilakukannya. Nindy sudah bernafas lega disana. Sedangkan Ocha hanya membulatkan mulutnya tak percaya.

"Dia....."

***

Ada yang tahu siapa gadis itu???

Next???

Jadi pembaca yang baik ya. Jangan lupa tinggalkan vote dan comment kalian :)

Terimakasih

Sarangheo💕

Teman BerjuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang