18. TB

118 7 10
                                    

Bahagia itu sederhana

*Meliana Putri*

-
-

Saat ini gue bersama dengan temen-temen gesrek gue berjanji untuk bertemu ditepi danau. Kita berencana untuk liburan bersama. Jadi kita memutuskan untuk berdiskusi disini.
Gue duduk sendirian disini. Sebenernya gue gak sengaja aja dateng duluan karena rencananya memang gue mau santai-santai disini. Gue melihat air danau yang tenang. Seketika itu gue teringat kejadian kemarin. Hah, dasar si manusia rese itu selalu saja muncul dipikiran gue.

"Gue dateng," teriak Ocha di belakang gue.

"Ah, dasar semut. Kaget gue."

"Apa si dasar nyamuk. Biasa aja ah lebay lo." ujar Ocha sambil memberikan cengiran khasnya.

"Lagi mikirin siapa lo? Jangan-jangan....."

Dasar Ocha ada saja yang dipikirkannya. Kalau begini gue harus mencari pembahasan lain supaya ia lupa. Secara Ocha kan agak sedikit yaa gimana gitu ya dalam mengingat, hehe.

"Ocha, gimana hubungan lo sama pacar lo?" tanya gue.

"Hah? Mm ya gini-gini aja."

"Yang penting baik-baik aja si." ujar gue.

"Iya,"

Gue tersenyum lalu mengalihkan pandangan ke arah lain. Ternyata mudah sekali mengelabui Ocha. Hah, akhirnya gue bisa lega karena Ocha tidak akan bertanya macam-macam. Bisa tengsin gue kalo dia tahu gue selalu mikirin Hanan. Hah, malu malu!

"Milla,"

"Apaan?"

"Lo belum jawab pertanyaan gue. Lo lagi mikirin siapa tadi?" tanya Ocha dengan wajah penasarannya.

Hah, gue pikir dia lupa, ternyata enggak. Kalau cara tadi gak berhasil gue masih punya cara lain buat Ocha lupa.

"Ocha, lo tau enggak?"

"Tau apa?"

"Itu loh si Sandi sama Karin udah putus." ucap gue asal.

"Oh, putus."

Kok ekspresi Ocha biasa aja ya. Mm, mungkin dia udah tau lama kalik ya. Ah, gak masalah si semoga aja dia lupa sama pertanyaannya tadi. Ocha terus berjalan lurus dan meninggalkan gue. Huh, Ocha benar-benar mahluk astral.

"Iya, cuma seminggu jadian, haha." ucap gue sambil tertawa.

"Tunggu!" ucap Ocha yang tiba-tiba berhenti di depan gue.

"Ap--"

"What!!! Sandi sama Karin putus?? Wah gila, gila. Ini berita besar." jelas Ocha histeris sedangkan gue hanya memperhatikan kelakuan Ocha. Dasar aneh, dari tadi juga gue udah bilang gitu. Dasar lemot.

"Yang lain udah pada tau belum?" tanya Ocha.

"Ya ampun. Lo telat banget si, ya semalem kan di grup kelas ribut ngocehin itu."

"Astaga berarti cuma gue yang ketinggalan." teriak Ocha.

"Ya gitu."

"Aaaa, gimana nih."

"Emang lo kemana semalem gak nongol di grup. Biasanya kalo masalah kayak gitu lo paling semangat." tanya gue.

"Nungguin chat doi, eh malah ketiduran. Kan kamvret!" jelas Ocha.

"Terus doi lo chat?"

"Nyeseknya enggak. Bahkan sampai pagi pas gue cek sama sekali gak ada notif dari dia." jelas Ocha.

Teman BerjuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang