9. TB

184 18 26
                                    

Setiap orang memiliki sifat yang berbeda karena pada dasarnya mereka adalah orang yang berbeda pula**

***

**

"Tumben lo minta jemput. Motor lo kemana?" tanya Ocha yang berjalan disamping Milla.

"Kemaren ban nya bocor"

"Kan kemarin pulangnya sore kan, terus lo balik sama siapa?"

Milla berhenti berjalan. Ia mengingat kejadian tak mengenakan yang kemarin baru saja terjadi. Ia menjadi agak sedikit takut. Ocha bingung ia pun ikut berhenti dan menoleh.

"Kenapa berhenti?" Milla hanya menggeleng.

"Eh, itu ada kak Tirta, kayaknya mau kesini deh"

Mendengar nama itu darah Milla berdesir. Ia menjadi agak sedikit takut karena kejadian kemarin. Ia kebingungan ia tak ingin bertemu dengannya saat ini.

"Em---gue ke toilet bentar ya"

"Woyy.. Kok main pergi aja sih, toilet kan bukan arah sana" Ocha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aneh banget"

"Pagi kak" sapa Ocha ramah.

Tirta hanya tersenyum, ia melewati Ocha begitu saja. Namun, ia berhenti dan berbalik. "Kamu temennya Milla kan?"

"Hah? Ah.. Iya, kenapa kak??"

"Milla kemana?"

"Oh, tadi dia ke toilet sih, tapi anehnya ya kak toilet tuh kan disana tapi dia malah jalan ke arah kantin, bikin bingung deh. Iya kan kak??"

Tirta tak menanggapi dan malah meninggalkan Ocha dengan pikirannya. Ocha yang belum mengetahui bahwa Tirta sudah pergi masih saja mengoceh tidak jelas.

"Oiya kak----- lah orangnya mana? Hari ini kok aneh semua sih?? Ah bodo lah"

***

Milla menepuk jidatnya sendiri. "Lah kok gue bego sih, ini kan arah ke kantin"

Milla menengok ke belakang, "kalo gue balik, entar malah ketemu sama kak Tirta lagi, gimana ya??"

"Oyyy!! Udah mau masuk ngapain malah disini?"

"Hanan.! Lo ngagetin gue sumpah!"

"Masuk sana, lo kan OSIS kalo ketahuan bisa dihukum lo"

Milla mengangguk, ia pun pergi memilih melewati lorong kecil agar ia bisa menghindari Tirta. Hanan yang melihatnya malah kebingungan.

"Ada jalan bagus malah milih yang jelek, dasar semut!!"

*

Suara kelas Milla seperti biasa sangat begitu riuh dan ramai, itu pun dikarenakan Yoka dan Detti yang bernyanyi tidak jelas sambil memukul-Mukul meja sebagai gendang.

Harusnya aku yang disana..
Dampingimu dan bukan dia..
Harusnya aku yang kau cinta..
Dan bukan dia...

"Aseekk!!" teriak Detti sambil menggoyangkan badannya.

Harusnya kau tahu bahwa
Cintaku lebih darinya
Harusnya yang kau pilih bukan dia..

"Tarik mang!" tambah Detti yang tak tahu malu.

"Woy ini tuh lagu galau, malah joget kayak orang gila lo" ucap Agra.

Teman BerjuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang