26. TB

119 2 1
                                    

***
Double up gaesssss:)

Happy reading teman-teman
_____________________________

***

Hujan sudah membasahi tanah. Dengan sekuat tenaga gue berlari ke dalam rumah sambil membawa jemuran mama. Huah. Padahal tadi gue sedang enak-enak tidur siang. Tapi suara mama gue yang kayak toa mesjid ngebangunin gue dan nyuruh ngangkat jemuran. Jadi alhasil gue tergopoh-gopoh begini.

Setelah menaruh jemuran kering di kursi, gue melihat ke arah teras. Hujannya cukup gede, ah udah terlanjur basah ini. Hujan-hujanan bentar ah. Hehe. Gue langsung berlari keluar rumah.

"Gila, udah lama banget gua gak ujan-ujanan."

Air hujan terasa lebih segar ternyata. Menimpa tubuh gue yang cuma pake kaos oblong sama celana joger. Gue loncat-loncat, muter, pokoknya ala anak-anak main air hujan itu lah.Badan gue udah basah kuyup. Jadi inget masa kecil dulu.

"Dasar bocah." Hanan berdiri sambil memegang payung didepan gue. Gue menatap Hanan dengan memicingkan mata.

"Cowok bukan lo. Kena air hujan aja pake payung. Cemen." ledek gue kepada Hanan. Tapi Hanan cuma acuh doang. Ah gak mempan, harus cari cara lain.

"Lo kayak bocah. Kayak belum pernah kena air hujan aja."

Gue melotot. "Suka-suka gue ya."

Hanan meniru gaya gue dengan berbicara 'suka suka gue ya' nyebelin memang. Dengan sigap gue langsung narik Hanan dan payungnya gue lemparin. Jadi, Hanan basah deh. Hahaha, baik banget kan gue.

"Wah kampret lo." Hanan berusaha berlari menuju teras. Tapi gue lebih cekatan ya. Jadi gue cekal tu kakinya Hanan.

Bugh!!!!

"Hahahahahahahaha." tawa gue udah ngalahin air hujan yang turun ke genteng rumah gue.Hanan nyungsruk tepat di depan gue. Posisinya gak ngenakin lagi. Asli gue ngakak abis.

"Milla!!!! apa yang jatuh!???" suara mama menggema di dalam rumah.

"Itu mah, kelapa tetangga jatuh." ucap gue asal sambil menutup mulut menahan tawa.

Hanan berdiri dan langsung menuju ke arah gue. Dia liatin mata gue dengan kesal. Gue yakin dia bakalan marah-marah nanti.

"Udah berasa kayak adegan di film tau enggak." ujar gue. "Ayo masuk."

Gue berlari masuk ke dalam rumah, disusul Hanan yang basah kuyup. Bajunya juga agak sedikit kotor karena dia jatuh tadi.

"Ya ampun, Milla! Hanan kenapa kayak gitu bentuknya." teriak mama yang melihat kondisi kami berdua.

"Ah, tante mah gitu. Itu anaknya minta di karungin tante." ucap Hanan. Gue cuma nyengir tanpa dosa.

"Gara-gara Milla ya. Emang anak itu jahilnya kebangetan." Mama cuma geleng-geleng kepala. "Yaudah kamu mandi aja sana nanti tante pinjemin baju om."

"Iya tante."

Hanan pergi ke kamar mandi. Sedangkan gue cuma ketawa melihat kekesalan Hanan.

"Kamu juga mandi, nanti masuk angin." ujar mama.

"Siap bos."

*

Gue dan Hanan baru saja keluar dari toko di depan komplek. Setelah hujan reda tadi mama langsung nyuruh gue buat belanja keperluan dapur. Sebenernya gue paling males kalo disuruh belanja, karena pasti listnya banyak banget. Tapi gara-gara ada Hanan si kutu kupret yang langsung aja mengiyakan kemauan mama terpaksa deh gue harus ikut. Sebenernya ada untungnya juga si, karena pasti gue minta jatah buat jajan. Lumayan kan buat ngisi perut gue yang gak kenyang-kenyang ini.

Teman BerjuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang