38. TB

35 3 0
                                    

Menuju beberapa part lagi, aku bakal selesain cerita TB. Hehe.

Aku bakal ulas satu persatu teman-temanku di TB ini.

Mungkin cuma biasa aja karena emang gak pernah ada masalah serius ya?

Tapi, emang begitu alurnya.. Karena memang faktanya gak pernah ada masalah serius.

Happy reading💓

_______

-Tukang maling Pena-

Milla berjalan sambil memegang tali tasnya. Koridor masih cukup sepi, mungkin karena hari masih cukup pagi. Milla berhenti di tengah koridor dan menatap jengah lapangan sekolah.

Berakhir?

Semuanya akan segera berakhir dalam sebulan ini. Dalam hatinya Milla akan merindukan semuanya lapangan sekolah, kelas, kantin dan teman-temannya tentu saja. Banyak kenangan yang sudah terukir selama tiga tahun terakhir ini. Rasanya begitu menyesakkan namun lega karena akan terlepas dari semua beban.

"Millaaaa!!!" teriak Ocha sambil berlari ke arahnya.

"Gue gak budek ya, Cha." sahut Milla kesal. Ocha hanya tertawa.

"Kenapa lo? Kok tumben ceria pagi-pagi."

"Loh gue mah selalu ceria kapan pun dan dimana pun. Gimana si lo ah." Milla hanya memutar bola matanya malas.

"Terus?"

"Seneng ajaa kan UKK dibatalin jadi kita gak akan ujian, yeay."

UKK atau lebih dikenal dengan Ujian Kompetensi Keahlian bagi anak SMK wajib dilaksanakan. Saat ini sedang maraknya penyakit covid-19 di seluruh Indonesia. Tapi untungnya daerah kita belum terjangkit sama sekali dan jangan sampai terjadi. Mengerikan! Dampaknya pun sangat terasa karena pemerintah menerapkan PSBB di beberapa daerah. Salah satu dampak bagi sekolah ya ini beberapa ujian ditiadakan. Menyebalkan! Sangat menyebalkan! Padahal Milla benar-benar menunggu UKK. Entah mengapa ia menyukai materi yang diujikan disana. Tetapi, ia bisa apa jika ujiannya dibatalkan.

"Kok lo seneng sih?"

"Ya seneng lah, buat gue yang otaknya pas-pasan ujian dibatalkan itu udah kayak surga tersendiri." sahut Ocha senang. "Makanya lo jangan pinter-pinter."

"Serah lo, Cha."

*

Saat ini jam pertama tengah berlangsung. Tetapi, belum ada tanda-tanda guru memasuki kelas. Bahkan kelas sebelas sudah ribut bernyanyi-nyanyi dan bermain gitar. Sungguh berisik! Tak kalah di kelas Milla ada yang sedang piket kelas di luar, ada yang sedang pergi ke kantin seperti Detti. Bahkan beberapa memilih duduk di depan papan tulis sambil bersenda gurau. Memanfaatkan waktu yang masih tersisa karena sebentar lagi kita benar-benar akan selesai di sekolah ini.

"Gimana nih angkatan covid-19 ga seru banget kan? Ujian gak ada, perpisahan gak ada, duh berasa sia-sia banget sekolah tiga tahun." ujar Yoka membuka pembicaraan.

Ocha menunduk lesu. "Iya nih, gak ada kesannya sama sekali."

"Tapi mau gimana lagi? Kita disini juga cuma korban kok." sahut Mayza sambil tersenyum.

"Sabar terus ih, kesel gua ah." tambah Maria.

"Orang kayak lo mana bisa sabar sih," ledek Ocha kepada Maria.

"Diem lo kutu badak."

"Kenapa? Gak terima lo, mau ribut? Hayuu." tantang Ocha.

"Sini lo gue piting juga pala lo."

Teman BerjuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang