🌜5🌛

15.4K 790 50
                                    

Waktu berlalu pesan zia tak kunjung mendapat jawaban arvan. Yasudah kalau arvan emang terlanjur marah zia bisa apa, lagian zia juga masih kesel. Mengingat besok adalah hari lamaran vina zia pikir lebih baik zia kerumah ibu daripada dirumah mikirin terus kekesalannya pada arvan.

'Assalamualaikum. Maaf ganggu, aku mau izin nginep dirumah ibu besok acara lamaran vina pasti banyak yang harus disiapkan.'

Pesan kembali zia kirimkan. Sekesal apapun pada arvan kodrat zia tetaplah seorang istri yang apabila keluar rumah harus selalu berdasarkan ridho suami. Beberapa menit kemudian arvan membalasnya.

'Waalaikumsalam. Ya, bawa baju Abang juga biar abang gak usah pulang dulu. Hati hati.'

Begitu jawaban arvan.

Zia langsung bersiap siap untuk pergi kerumah ibu. Ia terlebih dahulu menyiapkan pakaian azzam karena bawaan azzam lebih banyak dibanding lainnya. Beberapa menit kemudian semuanya sudah siap, sekarang zia sedang mengurus azzam menggantikan baju dll. Selesai semua zia langsung membawa azzam beserta baby kit dan totebag yang berisi bajunya dan baju arvan untuk acara (kalau yang buat hari hari mah ada disana) ke ruang tengah. Zia langsung memesan taksi online tertulis keterangan 3 menit lagi driver anda sampai ketujuan.

Saat driver baru sampai arvan yang sejak tadi sudah berada dihalaman rumahnya langsung menghampiri mobil tersebut arvan bayar sesuai tagihan kemudian meminta tolong drivernya untuk pulang lagi.

Sejak zia mengirimkan chat meminta izin arvan yang kebetulan ada waktu senggang ia langsung pulang dan berniat mengantarkan sendiri anak dan istrinya kerumah orangtuanya. Tapi arvan sengaja tak memberitahu zia karena jika memberitahu istrinya itu pasti akan menolak ia juga sengaja tak masuk menghendari hal yang tidak diinginkan karena dirinya dan zia masih dalam penguasaan ego masing masing.

Karena zia tak kunjung keluar arvan pun memutuskan untuk mengirimkannya pesan.

'Saya sudah sampai bu.' tulisnya dalam sebuah aplikasi chating. Setelah menulis pesan arvan langsung memutarkan mobilnya keluar halaman rumah dan berhenti didepan pagar seperti taksi online biasanya.

Zia yang tak sadar siapa yang mengirim pun segera membalasnya dan bergegas keluar.

'Iya saya keluar pak.'

Zia keluar bersama azzam dan bawaannya lumayan repot memang kedua tangannya penuh. Arvan yang melihat itu merasa kasihan sebenarnya untung saja jadwalnya sedang kosong. Gimana tega membiarkan istrinya kerepotan membawa bayi dan bawaannya naik taksi online. Belum sadar itu mobil arvan zia langsung menghampiri mobil tersebut dan masuk ke kursi bagian belakang.

"Alamatnya sesuai yang disini bu?" tanya arvan seperti driver online.

"Iya pak" kawab zia yang tidak melihat kearah sopirnya.

Saat sedang dalam perjalanan zia mendapat telepon dari rivan.

On the phone.

Rivan : Assalamualaikum dek.

Zia : Waalaikumsalam. Abang ada apa?

Rivan : Arvan kemana? lagi sama adek?

Zia : Hah enggak kok abang cari aja mungkin abang arvan diruangannya ada apa emang?

Rivan : Gak ada apa apa tapi tadi suster bilang arvan udah visit duluan katanya abang kira mau langsung pulang. Tapi ini arvan sekarang gak ada diruangan loh dek.

Zia : Ya mungkin abang arvan lagi kemana gitu.

Rivan : Mungkin yaudah ya kalau gitu abang mau visit. Assalamualaikum.

Zia : Waalaikumsalam.

Setelah mematikan teleponnya zia fokus pada azzam.

"Ayah kamu kemana sayang sampe dicariin tuh sama omnya." kata zia pada azzam.

Perjalanan Hidup (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang