🌜16🌛

12.1K 612 44
                                    

Kaca mobil terus diketuk oleh beberapa orang. Arvan dan zia yang kaget pun langsung membetulkan posisinya.

"Abang, mereka siapa?" kata zia ketakutan dan hampir meneteskan air mata.

"Oke tenang sayang. Abang coba telepon orang dulu."

Arvan mencoba menghubungi seseorang. Tapi tampaknya tak mendapat jawaban.

"Heyy kalian pasangan mesum keluar!" teriak beberapa orang dari luar sambil terus mengetuk kaca mobil dengan keras.

"Abang." panggil zia dengan suara gemetar.

"Tenang sayang salah paham aja ini sih. Kita keluar ya kita jelasin."

Zia mengangguk. Arvan pun keluar lebih dulu.

"Maaf ada apa ya bapak bapak?" tanya arvan.

"Kalian ikut kami ke balai warga." kata salah seorang warga.

"Hah. Untuk apa?" tanya arvan.

"Udah jangan banyak omong. Cepat panggil pasangan mesum kamu itu." kata salah seorang warga.

"Maaf pak ralat ya. Kita bukan pasangan mesum, kita suami istri." jelas arvan.

"Semua yang kedapetan mesum di mobil juga bilangnya suami istri. Udah gausah banyak alesan ikut aja berani berbuat berani bertanggung jawab dong." kata warga yg lainnya.

"Iya udah cepet ikut susah banget sih jangan jadi pengecut mesumin anak orang berani giliran tanggung jawabnya susah. Kalian bukan pasangan selingkuhankan?"

"Astagfirullah. Tolong ya pak anda jangan asal menuduh."

"Udah udah cepet ikut. Ajak juga pasangan kamu itu." kata salah satu warga sambil menunjuk zia yang masih di dalam mobil.

Zia yang masih didalam mobil takut karena sedari di mobil sedikit sedikit mendengar pembicaraan mereka.

Tak lama kemudian arvan menghampiri zia dan membuka pintu mobil.

"Sayang kita turun dulu yuk. Kita ikut mereka dan jelasin sama mereka." kata arvan sambil mengelus kepala zia.

"Bang." panggil zia dengan suara bergetar.

"Enggak apa apa. Kita gak salah jangan takut."

"Tapi kalau mereka gak percaya?"

"Kita punya banyak bukti sayang. Udah ah yuk biar cepet. Lama lama emosi juga abang dituduh seenaknya." kata arvan.

"Hey cepet kalian jangan malah berdiskusi. Diskusiin apa? Cara kabur? Atau diskusiin mau mesum dimana lagi?" teriak salah satu pemuda.

"Tuh dengerkan? Yuk cepet." ajak arvan.

"Jahat banget yaa." kata zia.

"Itu karena mereka gak tau. Yuk." ajak arvan sambil mengulirkan tangannya.

Mereka berjalan menghampiri warga. Zia terus menggandeng tangan arvan.

"Ckck gamis panjang kerudung panjang masih muda, cantik tapi mau aja diajak mesum di mobil. Inget Allah neng." kata salah satu warga.

Zia makin menggeratkan pegangannya dilengan arvan.

"Pak tolong ya dijaga ucapannya. Sebelum bapak akhirnya malu karena ucapan bapak sendiri." jawab arvan mencoba tenang.

"Haha kamu yang harusnya malu ketauan mau mesum."

"Yaudah ayo kalian ikut kita." kata warga yg lain.

Merekapun berjalan kearah balai warga. Beberapa menit kemudian pak rt dan pak rw pun datang.

"Ada apa ini? Apa masalahnya?"

Perjalanan Hidup (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang