🌜30🌛

13.1K 646 38
                                    

Belum sempat Arvan melanjutkan cerita mereka sudah sampai ditujuan.

"Alhamdulillah sampai." kata Arvan.

"Abang utang cerita ya sama aku." kata Zia saat hendak turun dari mobil.

"Iya Sayangku. Abang kan bukan adek yang gak suka cerita." kata Arvan sambil menuntun tangan Zia untuk masuk rumah.

"Bahas lagi. Katanya udah dimaafin." kata Zia sambil memanyunkan bibirnya.

"Hahaha iya udah ah sana masuk." Kata Arvan.

"Abang gak masuk dulu? Pamit lah sama ayah ibu." kata Zia

"Ayah ibu udah berangkat tadi kasih tau abang. Paling cuma ada Vina."

"Yaudah abang hati hati." kata Zia kemudian mencium tangan Arvan.

Arvan membalas mencium kening Zia dan juga Azzam.

"Abang Azzam salim dong sama Ayah." kata Arvan sambil mengulurkan tangannya.

Bukannya mengulirkan tangan untuk salim tapi Azzam malah merentangkan tangannya dan meronta ke arah Arvan menandakan ingin di gendong.

"Nanti ya sayang main sama ayahnya. Ayah kerja dulu, Azzam baik baik ya. Jagain bundanya biar gak bandel." kata Arvan yang di hadiahi pukulan dilengannya oleh Zia.

Bukannya mengerti Azzam malah menangis dan terus meronta dari gendongan Zia.

"Eh sayang anak baik kok nangis. Anak soleh bunda hei. Ayahnya kerja dulu ya kita main yuk." kata Zia sambil mencoba membawa Azzam ke dalam tapi Azzam masih tetap meronta.

"Sini sayang biar abang gendong sebentar." kata Arvan.

Saat di gendong Arvan ajaibnya tangis Azzam mulai mereda. Azzam ridu ayahnya sepertinya.

"Abang Azzam anak soleh ayah kenapa? Kangen sama ayah iya? Nanti ya kita main. Ayah kerja dulu ya anak soleh." kata Arvan mencoba berbicara pada putranya.

Seperti mengerti Azzam menggeleng dan tangannya bergerak gerak melarang.

"na... na... na..." kata Azzam menunjuk nunjuk kearah mobil.

"Sayang mau naik mobil ya. Liat jalanan iya? Nanti ya sama bunda kita jalan jalan." kata Zia coba merayu Azzam dan mencoba mengambil Azzam dari Arvan.

Tapi tangan Azzam melingkar kuat di leher Arvan.

"Anak soleh bunda kok gitu. Yuk sama bunda." kata Zia mencoba lagi. Tapi hasilnya tetap sama.

"Gimana dong abang udah siang lagi." kata Zia pada Arvan.

"Yaudah kita masuk dulu yuk." Ajak Arvan pada Zia.

Mereka pun sama sama masuk ke rumah.

"Assalamualaikum." kata mereka bersamaan saat masuk.

"Waalaikumsalam. Hallo anak aunty." kata Vina sambil langsung menghampiri Azzam. Vina coba menggendong Azzam tapi sama hasilnya Azzam menolak.

"Kok tumben dia gak mau biasanya humble dia sama siapa aja gak rewel." kata Vina.

"Lagi lengke sama Ayahnya tuh dari tadi." kata Zia.

"Oh tunggu aku tau." kata Vina kemudian berlalu ke kamarnya.

Beberapa detik kemudian Vina datang dengan membawa beberapa mainan baru ditangannya.

"Nih Aunty punya mainan buat Azzam main yuk sama aunty."

Awalnya Azzam tidak tertarik.

"Banyak loh ini  tuh."

Perjalanan Hidup (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang