Last Part

20.8K 756 86
                                    

Bagi Arvan menikah dengan Zia banyak merubah dirinya dari yang awalnya ia dingin dan cuek menjadi super pencemburu, over protectif dan sikap Zia yang lembut seolah selalu memancing Arvan untuk menjadi manja. Menikah dengan Zia juga banyak memberikan pelajaran berharga, perjalanan hidup yang mereka lalui tidak selalu mulus. Banyak masalah kecil dan besar yang berdatangan, tapi hikmahnya setelah masalah berhasil terlewati selalu ada kebaikan kebaikan yang mereka dapatkan. Arvan sekarang menjadi lebih dewasa jika mungkin pada beberapa masalah sebelumnya ia selalu menaruh rasa sayang dan takut kehilangan berlebih pada Zia sehingga ia selalu merasakan cemburu yang berlebih tapi sekarang Arvan mulai mengaplikasikan sesuatu yang sebelumnya sudah ia ketahui namun tak diaplikasikan. Arvan sekarang mengerti ibarat pasir jika digenggam terlalu erat maka pasir itu akan terlepas melalui sela sela jarinya, tak menutup kemungkinan begitu juga dengan Zia jika ia masih saja memaksa Zia mengikuti yang benar menurut Arvan tak menutup kemungkinan suatu saat Zia akan bosan dan terkekang tak menutup kemungkinan juga lama lama istrinya akan merasa tak nyaman. Lalu jika salah satu sudah tak nyaman apa yang bisa dipertahankan? Arvan juga semakin banyak belajar dari banyak moment yang telah dilalui dalam kehidupannya bahwa sebanyak apapun mengejar jika hal itu Allah tetapkan untuk kita maka beribu orang yang menginginkan maka kitalah pemenangnya. Sebaliknya walaupun hanya dirinya yang mengejar tapi jika Allah tak menakdirkan hal itu untuknya maka segalanya akan sia sia.

Tak jauh berbeda dengan Arvan, jika sebelum menikah Zia bisa dibilang anak yang manja bagaimana tidak ia anak bungsu dan perempuan satu satunya. Kebiasaannya yang selalu diperlakukan lembut dan penuh kasih sayang oleh orangtua dan abangnya membuat Zia besar menjadi wanita yang lembut dan penyayang. Bisa dibilang sejak kecil hidup Zia selalu baik baik saja bersama orang orang yang ia sayangi hingga suatu saat Allah perlu mengajarkan Zia bahwa hidup itu tak selamanya akan indah. Allah berikan Zia pelajaran ketika ia harus menerima sebuah kegagalan menjelang pernikahan. Bagaimana tidak membuat Zia terpukul ia sudah banyak berharap pernikahannya terlaksana dengan indah Zia sangat bahagia saat itu tapi ketetapan Allah lain. Tak pernah tau tepatnya sejak kapan ada pria yang diam diam meminjam namanya dalam do'a pria tersebut hingga Zia dihadapkan dengan pilihan harus menerima atau menolak lamaran seorang lelaki yang belum ia ketahui. Hingga dengan satu alasan yang cukup kuat Zia menerima nya. Bukan mudah Zia melalui bahtera rumah tangganya dengan Arvan perdebatan selalu saja terjadi dari mulai hal kecil karena perbedaan pendapat. Hingga hal besar yang menyangkut prinsip. Tapi Alhamdulillah dengan berbagai macam do'a dan usaha rumah tangga mereka bisa mencapai titik ini.

Titik dimana saat ini empat orang anak kecil berbeda usia mewarnai kehidupan mereka. Karakter masing masingnya yang berbeda membuat Arvan dan Zia harus lebih sabar dan banyak belajar lagi. Bahagia sudah pasti tapi kebahagiaan tak membuat mereka lupa jika ini semua amanah dari Allah yang diberikan pada mereka agar mereka bisa menjaganya dan mendidiknya dengan baik. Mengenalkan mereka pada tuhannya, mengajarkan mereka untuk menjadi manusia manusia besar yang hebat. Tidak mudah tugas mereka sebagai orangtua. Tapi kembali lagi seberat apapun yang mereka hadapi seolah terbayar dengan kebahagiaan yang mereka dapatkan ketika melihat keempatnya tumbuh sehat dan cerdas sesuai usianya.

Alhamdulillah, dari sekian banyak kata hanya itu yang tak pernah mereka lupakan karena semua yang ada saat ini tak lain adalah nikmat dari Allah.

"Terima kasih." Kata Arvan berbisik pada Zia sambil memeluknya dari belakang. Zia tak menjawab ia malah menyandarkan tubuhnya ke tubuh Arvan sambil memejamkan matanya menikmati udara yang sejuk dan menenangkan. Mereka sekarang sedang berada di puncak hanya berdua untuk mensyukuri kebersamaan mereka yang sudah 9 tahun terjalin. Sedangkan anak anak untuk satu hari ini mereka titipkan kepada neneknya bagi 2 si bungsu dan Azzam bersama ayah dan bunda Zia. Sedangkan sikembar bersama ibu dan Ayah Arvan.

Arvan mengeratkan pelukannya pada Zia sambil terus menciumi Zia.

"Dingin masuk yuk." Ajak Arvan.

Perjalanan Hidup (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang