🌜23🌛

12.2K 655 34
                                    

"Ekhmmm..." suara seseorang mengagetkan mereka.

"Eh abang udah bangun?" kata zia.

"Lanjutin aja cuma berdua kok di mobilnya." kata rivan.

"Haha yakan abang tadi suruh adek nemenin abang arvan. Yaudah."

Arvan mah senyum senyum aja liat abang ipar dan istrinya berdebat.

"Eh bunda chat nih katanya istirahat dulu di rest area depan." kata rivan.

"Oh iya udah jam 02.00 juga nih." kata zia.

Mereka pun berhenti di rest area. Perjalanan yang cukup melelahkan karena jalanan yang lumayan padat ya walaupun mereka sudah lewat tol.

"Abang mau makan apa?" tanya zia pada arvan saat di tempat makan di rest area.

"Abang mau sop iga deh sayang enak kayaknya anget. Abang ke kamar mandi dulu ya." kata arvan.

"Abang mau apa?" tanya safa pada rivan.

"Abang mau tongseng aja yang pedes tapi ya sayang biar seger." kata rivan.

Zia dan saffa pergi memesankan makanan untuk suaminya dan para kekuarganya. Selesai makan mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Adzan subuh berkumandang mereka sudah sampai di jogja tapi belum sampai ke alamat yg dituju perkiraan sih sekitar setengah jam sampai satu jam lagi baru sampai. Mereka berhenti di mesjid unruk shalat subuh.

"Abang, safa, arvan sama adek kalau misalkan kalian mau nginep di hotel biar sekalian liburan juga gpp kok. Ayah tau kalian gak punya banyak waktu buat bisa sering quality time dengan jalan jalan begini kan? Ayah udah bilang kok sama eyang kalian. Tapi hari pertama dan malam pertama sih di rumah eyang dulu ya silaturahmi lebaran sisanya silahkan deh muda mudi mau kemana." kata ayah saat mereka sedang rehat di halaman mesjid setelah shalat subuh.

"Ayah kok pengertian banget sih ya." kata rivan.

"Ayah sam bunda juga pernah seusia kalian bang." kata bunda.

"Om tante terus aku sama azwan gimana?" kata syifa sepupu zia.

"Enggak ada ikut abang yaa para jomblo." kata rivan meledek

"Hahaha. Sok saur ibu oge enggal neng nikah." kata tante zia/ibunya syifa.

"Tuh teh geura nikah." kata azwan.

"Ih ibuuu." kata syifa memanyunkan bibirnya.

"Haha tenang nanti kita juga jalan jalan tapi ramean kita mah. Kalau muda mudi mah kan takutnya kan mau ada yang sekalian program honeymoon atau mau gimana tuh. Terserah lah." kata ayah.

"Wih ayah ini jiwa muda emang." kata rivan.

"Anak muda diturutin maunya aja muji muji. Udah khatam bang ayah sama kelakuan abang sama adek ini." kata ayah.

"Dek azzamnya mau dititipin juga enggak? Kali aja mau honeymoon lagi. Iya enggak ar?" kata rivan menggoda arvan.

"Eh jangan. Enggak usah bang malah ngerepotin nanti asinya juga nanti gimana susah dong." kata arvan.

"Yakin?" kata bunda sambil melihat arvan.

"Eh iya bun yakin. Kali ini biar sama kita aja. Bunda juga kan disana nanti banyak sodara yang lain takutnya malah repot kalau sambil urus azzam." kata arvan.

"Yaudah tapi kalau sewaktu waktu berubah pikiran mah calling aja ya haha." kata bunda.

Setelah cukup lama beristirahat mereka pun kembali melanjutkan perjalanan.

Perjalanan Hidup (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang