🌜13🌛

14.9K 718 58
                                    

Beberapa hari berlalu kondisi arvan sudah baik. Hari ini ada acara buka bersama keluarga ayah raka dan bunda nadya. Sejak pagi zia dan azzam sudah lebih dulu diantarkan ke rumah bunda. Sedangkan arvan masih harus ke RS untuk bekerja.
Arvan pulang lebih cepat selepas ashar ia langsung pulang kerumah mertuanya. Sedangkan rivan hari ini ia jadwalnya malam .

Arvan sampai dirumah bunda dan langsung memasukan mobilnya ke pekarangan rumah. Ia melihat diteras ada rivan yang sedang main bersama azzam dan juga ada ayah mertuanya dan om omnya.
Arvan langsung menghampiri dan menyalami mereka. Melihat ayahnya datang azzam langsung merangkak menghampiri arvan. Tapi langsung digendong oleh rivan. Alhasil azzam pun meronta dan menangis.

"Azzam sama om dulu yaa. Ayahnya kotor banyak penyakit ihh takut." kata rivan sambil membawa azzam menjauh dari situ.

Arvan sama sekali tak tersinggung karena ia pun biasanya begitu. Tak mau menggendong azzam jika belum bersih bersih. Bagaimanapun rumah sakit adalah tempatnya orang sakit dan seharian arvan disana tidak menutup kemungkinan virus ini dan itu menempel dipakaiannya.

"Yah zia di dalem kan?" tanya arvan pada ayah mertuanya.

"Iya di dapur kayaknya masih masak masak."

"Yaudah arvan pamit masuk dulu ya yah."

"Yaudah sana cepet bersih bersih kasian tuh cucu ayah nangis terus pengen sama bapaknya."

Arvan langsung masuk. Bukan ke kamar melainkan arvan menghampiri zia ke dapur. Ia melihat zia sedang berada di depan kompor mengaduk masakan. Sementara itu didapur juga ada bunda, safa dan tante zia. Arvan langsung menghampiri zia dan mencium puncak kepala zia.

"Eh eh." kata zia kaget dan langsung membalikan badannya.  Saat tau itu arvan zia langsung mencium tangan dan arvan mencium keningnya.

"Eh arvan udah pulang." kata bunda yang baru melihat arvan didapur.

Arvan langsung menghampiri bunda dan mencium tangannya begitu juga dengan tante.

"Ade kesana aja. Udah ini sedikit lagi kok." kata bunda.

"Yaudah. Abang kekamar duluan yaa. Adek cuci tangan dulu." kata zia pada arvan.

"Udah anak satu masih abang adek aja ya teh haha." kata tante menggoda arvan dan zia.

"Anak jaman sekarang mah gitu." kata bunda.

"Eh anu tante bunda arvan permisi dulu ya." kata arvan pamit.

Bunda dan tante hanya mengangguk sambil tersenyum geli melihat arvan yang tampak malu.

"Bun, tan, kak kekamar dulu ya. Ini tinggal lanjutuin aja ya hehe." kata zia pamit.

Zia pergi kekamar ia melihat arvan sedang melepaskan kemejanya dan memasukannya ke keranjang cucian kotor. Zia menyiapkan pakaian ganti untuk arvan. Tapi saat sedang memilah pakaian di lemari tiba tiba arvan memeluknya dari belakang dan meletakan kepalanya di bahu zia.

"Eh.. Kenapa?" tanya zia. Arvan hanya diam dan memejamkan matanya.

"Abang kenapa?" tanya zia lagi sambil tetap memilih baju.

"Pusing lagi? gaenak badan lagi?" tanya zia. Zia merasakan arvan mengangguk.

"Sedikit." jawab arvan. Zia membuang nafas.

"Tuh kan adek bilang juga apa tadi abang jangan kerja dulu abang harusnya itu emphttt..." ucapan zia terhenti karena arvan menutup mulut zia dengan tangannya. Jika tidak sedang puasa pastilah bukan seperti itu cara arvan menghentikan kebawelan zia. Dirasa zia sudah berhenti berbicara arvan melepaskan tangannya.

Perjalanan Hidup (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang