🌜22🌛

11.9K 672 23
                                    

Pukul 20.00mereka sudah siap semua untuk perjalanan panjang menuju jogja.

"Mau aku dulu atau kamu dulu yg nyetir ar?" tanya rivan.

"Aku dulu ya bang soalnya kalau udah masuk daerah sana aku gak tau jalan." kata arvan.

"Yaudah kalau gitu." kata rivan lalu masuk ke kursi bagian belakang bersama safa.

Sementara arvan duduk di kemudi dan zia disampingnya.

"Dek azzam tidur?" tanya safa.

"Iya kak."

"Sini disini aja sama kakak sama abang biar leluasa kata safa. Zia menyerahkan azzam pada safa dengan hati hati.

"Sebelum berangkat yuk kita berdo'a dulu." kata arvan.

Mobil ayah jalan lebih dulu kemudian disusul dengan mobil arvan.

"Yang bawa bekel makanan banyak kan?" tanya rivan pada safa.

"Banyak kok kenapa abang lapar?"

"Enggak kok belum takutnya nanti di jalan lapar. Perjalanan jauh kan ini bisa aja sampe 10 jam belum lagi kalau macet." kata rivan.

"Abang istirahat biar nanti pas gantian fit." kata zia.

"Yaudah abang tidur deh. Ar kalau cape gantian aja gak usah maksa ya." kata rivan.

"Siap bang."

"Adek jangan tidur ya. Temenin arvan." kata rivan.

Tiga jam perjalan sudah terlewati entah sudah sampai di daerah mana arvan tak begitu hapal karena gelap juga. Para penumpang pun tertidur hanya menyisakan arvan dan zia.

"Sayang kalau ngantuk tidur aja." kata arvan sambil mengusap kepala zia.

"Enggak kok aku kan udah tidur tadi"

"Sayang ada makanan apa gitu yang bisa dijangkau abang lapar." kata arvan sambil masih fokus ke jalanan.

"Ya Allah iya abang baru makan pagi aya ya. Untung tadi adek bekel nasi." kata zia.

"Jangan nasi sayang nanti malah ngantuk kalau makan berat yang ringan ringan aja." kata arvan.

"Mau buah, kue atau snack?" kata zia sambil membuka totebag nya.

"Buah apa?"

"Apel mau?"

"Iya deh boleh."

Zia pun langsung membuka tuperware yang berisi apel yang sudah dipotong.

"Nih" kata zia sambil menyuapkan sepotong apel ke mulut arvan.

"Kasian suami aku lapar." kata zia sambil mengelus pipi arvan.

Zia pun menyuapi arvan hingga habis sampai satu buah apel.

"Masih lapar? Kalau masih berenti aja dulu di rest area kita makan dulu nanti adek telepon bunda biar berhenti dulu." kata zia sambil menatap arvan.

"Enggak sayang udah aman kok." kata arvan.

"Beneran?" kata zia menatap arvan tampak khawatir.

"Iya sayang. Eh azzam anteng ya sayang gak bangun dia."

"Iya Alhamdulillah. Lagian sekarang mah emang udah teratur jadwal tidurnya jadi jarang bangun malem malem."

"Jadi kapan azzam mulai tidur sendiri?" kata arvan. Mereka membuat kamar azzam disamping kamar mereka dengan connecting dor ke kamar mereka tapi hingga sekarang kamar dan tempat tidur azzam belum terpakai sesuai fungsinya karena azzam masih tidur di tengah tengah mereka dengan alasan zia yang belum tega membiarkan azzam dikamarnya sendiri.

Perjalanan Hidup (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang