🌜36🌛

11.8K 702 71
                                    

Pukul 00.30 acara pernikahan Vina baru benar benar usai. Sebenarnya sejak tengah malam tamu sudah mulai pulang namun lain halnya dengan keluarga yang harus menyelesaikan ini itu.

Arvan dan Zia baru berada di kamar sekarang.

"Abang mandi dulua aja. Nanti adek siapin bajunya, adek mau ambil Azzam dulu tadi katanya diboboin di kamarnya Alvin." kata Zia yang duduk disamping Arvan.

"Terus adek mau ke kamar Alvin sendiri malam malam gini?" tanya Arvan.

"Aih mulai deh."

"Bukan mulai sayang. Walau Alvin adik abang tapi kamu sama Alvin tetep bukan mahrom. Abang aja yang ambil Azzam adek bersih bersih duluan." kata Arvan sambil mengusap kepala Zia lalu pergi keluar kamar.

Arvan yang sidah di depan kamar Alvin langsung mengetuk kamar Alvin.

Tokkk tokkk... Tak lama Alvin langsung membuka pintu.

"Assalamualaikum." kata Arvan saat melangkah masuk.

"Waalaikumsalam."

"Abang mau ambil Azzam."

"Bang sebentar deh aku mau tanya." kata Alvin tiba tiba.

"Tanya Apa?"

"Abang tau temen temennya Vina?"

"Hah kenapa emang?"

"Ya enggak nanya aja."

"Tau tapi gak semua. Lagian aneh deh kaliankan dari SD SMP sampe SMA satu sekolah terus ya masa kamu gak tau. Harusnya kamu lebih tau dong."

"Ya iya sih tapi... Emm gimana yaa.." kata Alvin nampak susah untuk berbicara.

"Ah gak jadi deh. Yaudah tuh Azzamnya." kata Alvin.

"Tunggu ada apa sih abang kok jadi curiga." kata Arvan menatap Alvin.

"Ahh udahlah bang cepet ambil tuh Azzamnya Aku mau tidur." kata Alvin.

"Oke oke. Tapi kalau mau cerita sama abang cerita aja ya. Gausah gengsi kamu adek abang satu satunya sekarang yang masih jadi tanggung jawab keluarga kasian kalau sampe kurang perhatian udah jomblo kurang perhatian lagi. Hahaha."

"Bully aja terus bang biar dosa Alvin berkurang." kata Alvin.

"Haha emang ya kalau jomblo itu sensitif." kata Arvan sambil mengambil Azzam di kasur Alvin.

"Bodo ah sana cepet keluar. Semoga Azzam gede gak kaya ayahnya."

"Kalau gak kaya ayahnya kayak siapa dong? Kaya om nya? Jangan Ah nanti aneh. Haha." kata Arvan sambil menggendong Azzam pergi dari kamar Alvin.

"Aih katain aja terus bang 😡" kata Alvin sambil menutup pintu.

Arvan kembali ke kamar dan menidurkan Azzam. Arvan sedikit terpikir dengan pertanyaan Alvin pikir Arvan mungkin lain waktu bisa ditanyakan lagi. Lagian memang Arvan juga tak banyak tau teman teman Vina paling yang ia tahu hanya beberapa orang yang sering main kerumah.

Saat Arvan sedang duduk di kasur sambil melamun Zia keluar dari kamar mandi.

"Suami aku lagi mikirin apa sih?" kata Zia yang sudah berdiri di depan Arvan sambil memegang pipi Arvan.

"Eh dingin sayang." kata Arvan saat pipinya dipegang oleh tangan Zia uang terasa dingin karena baru mandi.

"Abang mikirin apa?" tanya Zia lalu duduk disamping Arvan.

"Adek tau temen temennya Vina?"

"Kenapa abang tiba tiba tanya itu? Liat siapa tadi?" kata Zia sambil menatap Arvan.

Perjalanan Hidup (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang