🌜53🌛

14.7K 742 48
                                    

Satu tahun berlalu...

Banyak kejadian yang sudah terjadi selama setahun ini.
Safa sudah melahirkan seorang bayi lelaki yang sekarang usianya sudah hitungan bulan.
Vina sedang mengandung calon anak pertamanya.
Alvin beberapa waktu lagi akan menggelar pernikahan.
Sedangkan Arvan dan Zia kompak sedang berusaha untuk menyapih Azzam (berhenti menyusu). Selain sedang berusaha menyapih Azzam Arvan juga sedang berusaha merayu untuk program anak ke 2. Usaha Arvan merayu Zia harus ekstra karena kejadian setahun lalu tidak mudah begitu saja dilupakan Zia.

Bagaimana dengan Azzam? Azzam sudah berusia 2 tahun lebih sekarang.
Ia sudah semakin pintar sekarang, Azzam sudah dapat perjalan dengan lancar walaupun kadang jika berlari suka jatuh karena tersandung kakinya sendiri.
Kosakata yang ia ucapkan pun semakin banyak. Walaupun belum begitu fasih mengucapkan kata kata yang ia ketahui tapi Azzam sudah semakin bawel, Azzam sudah bisa merayu saat memiliki keinginan, Ia juga sudah bisa merajuk saat Arvan terlalu sibuk dan tak ada waktu main dengannya.

Pagi ini pukul 03.00 Zia bangun dari tidurnya, Ia merasa pegal dan sakit dibeberapa bagian tubuhnya. Zia mencoba menyingkirkan tangan Arvan yang melingkar erat dipinggangnya.

"Emhh." suara yang keluar dari mulut Arvan karena merasa tidurnya terganggu.

"Abang bangun yuk." kata Zia sambil mengelus elus dahi Arvan.

"Sebentar lagi biar gini dulu." kata Arvan semakin mengeratkan pelukannya.

"Abang." kata Zia sambil tetap mengelus dahi Arvan. Zia tau suaminya itu sudah bangun tapi masih saja memejamkan mata.

"Mhh. Kalau adek elus elus gitu abag makin ngantuk." kata Arvan.

"Yaudah kalau abang belum mau bangun. Tapi lepas tangannya adek mau mandi."

"Kenapa mandi sepagi ini?" tanya Arvan.

"Gausah mulai, kan ulah abang." jawab Zia.

"Udah ah Abang ayo bangun." kata Zia lagi.

"Haha ulah abang yaa? Tapi kan kesepakatan bersama." jawab Arvan.

"Abang ih cepet bangun."

"Usaha dong." tantang Arvan.

"Aduduh sakit sayang kejam banget sih bangunin suaminya orang mah dicium dielus. Ini malah digigit." kata Arvan mengelus lengannya yang digigit Zia.

"Hehe maaf ya abis tadi udah dielus kan gak bangun bangun." kata Zia sambil bangun dari tempat tidur sebelum suaminya makin berulah.

Selesai membersihkan diri Arvan dan Zia sama sama menunaikan shalat disepertiga malam.

Seperti biasa selesai shalat subuh sambil menunggu Arvan pulang dari masjid dan sebelum Azzam bangun Zia sedang berperang didapur menyiapkan sarapan untuk anak dan suaminya.

"Assalamu'alaikum." salam Arvan sambil menghampiri Istrinya yang sedang sibuk di dapur.

"Waalaikumsalam." Zia langsung berbalik dan mencium punggung tangan Arvan.

"Abang ganti baju sana. Oh iya minta tolong liatin Azzam ya bang takutnya bangun." kata Zia.

"Oke siap sayang." kata Arvan sambil berbalik ke arah kamar. Tapi kemudian Arvan kembali lagi menghampiri Zia.

"Kenapa lagi?" tanya Zia.

Arvan mendekatkan wajanya ke wajah Zia.

"Hehe Abang lupa. Makasih sayang vitamin C nya." kata Arvan sambil berjalan kearah kamar. Zia tak menanggapi ia memilih kembali fokus pada yang sedang dikerjakannya.

Perjalanan Hidup (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang