37. Kembali

16.4K 2K 20
                                    

"Yas? Tyas?"

"Eh, iya, Kak?"

Tyas baru tersadar dari lamunannya setelah Citra melambai-lambaikan tangan di depan wajahnya. Citra tersenyum kemudian menyodorkan segelas es jeruk juga sepiring chicken katsu milik Tyas. "Ini pesanan kita udah datang," ujarnya.

"Oh, iya, makasih, Kak."

"Kalau kepikiran, kenapa gak coba ketemuan aja, Yas?"

Tyas yang sedang menyeruput es jeruknya langsung tersentak karena mendengar pertanyaan Citra. "M-maksud Kak Citra gimana?"

Citra tersenyum. "Aku yakin kamu paham maksudku," ujar Citra. Ia kemudian menggeser sedikit piringnya dan membungkukkan tubuhnya mendekat pada Tyas. "Yas, apa Leo melakukan kesalahan yang fatal sampai kalian gak bisa bersama lagi?" tanyanya.

Tyas tersenyum kecut. Ia menggeleng kemudian menundukkan kepalanya. "Leo gak salah apa-apa, Kak. Aku... aku cuma..." Tyas menggantung kalimatnya. Haruskah ia menceritakan semuanya pada Citra?

Citra menaikkan kedua alisnya, menunggu Tyas melanjutkan kalimatnya. Sekian detik berlalu, tapi Tyas masih terus diam. Citra tersenyum mengerti sebelum akhirnya mengelus bahu Tyas. "It's okay, maaf ya kalau pertanyaanku bikin kamu gak nyaman. Kita lanjut makan aja," ujarnya. Ia tak ingin memaksa Tyas untuk mengatakan semuanya jika gadis itu memang merasa tak nyaman.

Tyas memperhatikan Citra yang sudah mulai menyantap makanannya. Mungkin tidak apa-apa kalau Tyas menceritakannya pada Citra. Sekalian ia ingin meminta maaf karena pernah berpikiran negatif terhadap hubungan Citra dengan Leo.

"Mama saya meninggal beberapa tahun lalu," ungkap Tyas membuat Citra refleks mematung dan menatap gadis di depannya itu.

"Selang beberapa waktu setelahnya, Papa saya menikah lagi dengan seseorang yang ternyata pernah menjadi kekasihnya di masa lalu. Waktu itu saya sangat marah. Saya berasumsi kalau selama pernikahan dengan Mama saya, Papa saya masih mencintai mantan kekasihnya. Saya pikir Mama saya pasti sangat menderita selama itu."

Tyas kemudian menatap Citra lekat-lekat. "Waktu tahu Kakak adalah mantan kekasih Leo, saya takut. Saya takut hanya dijadikan pelarian. Saya takut Leo hanya menjadikan saya pelampiasan untuk cintanya yang tak tersampaikan."

Citra terperanjat mendengar pernyataan Tyas. Kalau begitu berarti dialah penyebab perpisahan Leo dengan Tyas? Citra ingin menjelaskan pada Tyas bahwa kini ia tidak memiliki hubungan spesial apapun dengan Leo. Namun, baru juga membuka mulut, Tyas kembali mendahuluinya bicara.

"Tapi saya sadar saya salah, Kak. Semua itu hanya berdasarkan persepsi saya sendiri. Ternyata Papa saya menikah lagi karena permintaan Mama saya. Papa saya sangat mencintai Mama saya, itu sebabnya ia memenuhi permintaan terakhirnya. Saya sudah keliru dalam menilai mereka, begitupun dengan menilai kalian. Itu sebabnya saya memutuskan pergi. Maaf karena sempat berpikir negatif tentang hubungan Kakak dengan Leo."

Citra benar-benar dibuat bingung oleh Tyas. Jika memang Tyas sudah menyadari kalau ia salah paham, kenapa ia tetap memilih pergi? "Yas, kamu tahu aku dan Leo sekarang hanyalah teman kerja. Kami sudah memilih jalan kami masing-masing. Apa yang pernah terjadi di antara kami dulu hanyalah sekadar masa lalu dan kami tak berniat kembali ke masa itu. Leo betul-betul menyayangi kamu, Tyas. Kalau tidak, dia tak mungkin sekacau ini hanya karena kamu meninggalkannya."

Tyas tersenyum lirih. "Saya pikir saya belum pantas untuk menjalin hubungan dengan seseorang, Kak. Sikap saya masih kekanakan dan saya masih terlalu sering mengandalkan emosi dalam menghadapi permasalahan," ujarnya.

"Ah, ya, Kak, kayaknya saya harus balik lagi ke tempat shooting. Soalnya takut teman saya kerepotan nanti kalau sendirian. Makasih banyak buat waktunya, ya, Kak. Saya permisi," pamitnya yang kemudian beranjak pergi dari hadapan Citra.

Citra memandang punggung Tyas yang semakin menjauh. Makanannya belum disentuh sama sekali, gumam Citra dalam hati. Biarlah, nanti Citra akan meminta pelayan untuk membungkusnya saja dan ia akan memberikannya ke Tyas.

Citra lalu mengambil ponselnya yang sedari tadi ia letakkan terlungkup di atas meja kemudian didekatkannya ke kupingnya.

"Lu udah denger sendiri semuanya kan, Le? Perjuangin, sebelum dia dimiliki orang lain," tegasnya sebelum kemudian mengakhiri sambungan teleponnya. "Gue udah bela-belain menghabiskan pulsa, kalau sampai mereka gak balik mah keterlaluan," ujar Citra sambil melahap kembali makanannya.

***

Setelah membersihkan tubuhnya, Tyas memilih untuk meringkuk di atas ranjangnya. Masih ada waktu beberapa jam lagi sebelum ia membantu Jena menyiapkan makan malam. Tyas ingin memanfaatkan waktu luangnya itu untuk berleha-leha sejenak sambil berselancar di dunia maya.

Saat sedang asik melihat foto-foto model make up dari explore instagramnya, Tyas dikejutkan dengan sebuah notifikasi yang masuk ke ponselnya. Setelah sekian waktu berlalu pasca pertemuan terakhir mereka, ini adalah kali pertama Tyas mendapat notifikasi lagi darinya.

Perut Tyas langsung terasa melilit. Masa iya sih hanya karena satu pesan, niat move on yang sudah ia susun rapi langsung jadi berantakan? Tyas memilih untuk mengabaikan pesan yang masuk ke ponselnya itu. Diletakkan ponselnya di meja samping tempat tidurnya sementara Tyas sendiri memilih untuk keluar dari kamarnya.

Leo: Saya mau ketemu kamu.

***

To be continue

To Make You Up [DaMay Friend's Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang