Kata orang di daerah pegunungan terasa dingin pada malam hari begitulah yang di rasakan para murid yang sekarang sedang mengadakan acara berbeque ada juga yang sedang bernyanyi-nyanyi sembari bermain gitar, suasana seperti ini sangat rugi jika di tinggal tidur, kegiatan utama mereka juga sudah selesai sejam yang lalu dan mereka di ijinkan bersantai hingga besok pagi. Pandangan Bryan terhenti saat beberapa menit yang lalu pandangannya sedang mencari seseorang yang saat ini sudah di lihatnya, Wanita yang sedang duduk di bawah pohon mengenakan headshet sembari membiarkan tangannya menari di atas buku sesekali Bryan melihatnya tersenyum entah apa yang membuatnya sebahagia itu padahal didepannya hanya terlihat pepohonan dan sungai yang tenang tanpa penghuni ia lalu menuju wanita itu.
"Gue bantu terangin" ucap Bryan setelah berhasil mendaratkan tubuhnya menjadi duduk di sebelah Natasya sembari menyenter bukunya menggunakan cahaya handphone
"Kak Bryan, ngapain kak" ucap Natasya langsung menutup bukunya
"Gue ganggu?"
"Oh, ga kok kak"
"Nulis apa?"
"Ga nulis apa-apa"
"Ouh, hmm dingin ya"
"Lumayan"
Percakapan mereka seakan-akan kehilangan kata-kata untuk di ucapkan hingga meninggalkan suasana hening di antara mereka, mereka hanya memandangi tempat yang tidak berpenghuni itu di depannya.
"Natasya" ucap Bryan memecah keheningan
"Iya" jawab Natasya
"Natasya Adinda Pratiwi" jelas Bryan lalu beralih menatap Natasya
Sekarang Natasya benar-benar merasakan hal berbeda saat Bryan pertama kalinya menyebutkan namanya dengan seserius dan selengkap itu, aneh dirinya penasaran apa sebenarnya yang akan di katakan Bryan wajahnya sangat sulit untuk di tebak tapi ucapannya sangat jelas tatapannya juga masih seperti biasanya "dingin".
"Kenapa kak?" ucap Natasya
"kamu mau jadi pacar aku?"
Blushh suasana semakin hening dengan kata-kata Bryan barusan Natasya diam mencoba mencerna kata-kata Bryan dengan sebaik-baiknya mencoba berfikir jawaban apa yang akan di ucapkan dirinya untuk pertanyaan yang sangat sulit melebihi kesulitan ujian akhir sekolah, dan "kamu" kata itulah yang langsung di cerna Natasya dengan baik.
"Sya?" Bryan mencoba menyadarkan Natasya
"Ha, oh, iya kak sorry" ucap Natasya masih gugup
"Iya atau ga?"
Natasya masih saja diam seribu bahasa, Bryan yang melihatnya langsung memajukan wajahnya ke wajah Natasya lalu berbisik
"Jawab atau gue cium lo" ucap Bryan menaikkan satu alisnya
"Iya kak aku mau" jawab Natasya dengan cepat sembari menutup matanya
"Mau apa, jadi pacar atau di cium?" ucap Bryan lalu menjauhkan wajahnya membiarkan Natasya bernafas sembari dirinya tersenyum melihat tingkah Natasya
"Mau jadi pacar kak Bryan"
Akhirnya hahaha(ketawa jahat), sekian lama menunggu ceritanya di lanjut gimana, dan gini deh,nyambung ga sih ya.
Selamat sampai part ini dan sangat penting bagi saya mendapatkan voment kalian😊Di follow ig aku ya guys
Siska_p.ar
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Alright(COMPLETED)
Teen Fiction"Eh gila! duh,,,,brantakan kan buku gue" omel Natasya refleks lalu memunguti buku-bukunya yang sudah tergeletak di lantai "Njir apes banget sih gue" kata si cowo sembari berdiri tanpa berniat membantu mengumpulkan buku-buku Natasya yang jatuh